Untuk pancing yang menggunakan gulungan,
termakannya umpan oleh ikan ditandai oleh bunyi uluran tali yang
menyerupai bel, sedangkan untuk pancing yang dipegang terasa ada
sentakan dari dalam air. Kejadian ini adalah saat yang ditunggu-tunggu
oleh setiap pemancing. Dengan adanya tarikan ini, pemancing secara
spontan berteriak pada Nakhoda untuk menaikan kecepatan kapal. Hal ini
dilakukan agar ikan yang memakan umpan cepat tersangkut pada mata
pancing. Jika kecepatan kapal tidak dinaikan, ada kemungkinan ikan
melepaskan kembali umpan yang telah masuk ke mulutnya. Bila Nakhoda
yakin bahwa ikan telah tersangkut pada mata pancing, kecepatan kapal
segera diturunkan sampai lebih pelan dari kecepatan normal menonda.
Dalam keadaan seperti ini tetap diperlukan keahlian Nakhoda, jika
Nakhoda tidak pintar dalam mengendalikan kapal, ada kemungkinan ikan
terlepas kembali.
Setelah kapal berjalan pelan atau berhenti, penarikan tali pancing bisa dimulai, ini dinamakan fighting time.
Pemancing profesional biasanya menggunakan sabuk yang telah dilengkapi
dengan tempat joran untuk menarik tali pancing. Joran diambil dari rod holder,
kemudian dipegang oleh pemancing dengan cara meletakan bagian bawah
joran pada sabuk yang telah dilengkapi dengan lubang tempat joran. Tali
pancing kemudian digulung perlahan-lahan dengan memutar alat putar yang
terdapat pada gulungan.
Irama menggulung tali harus disesuaikan
dengan gerakan ikan. Apabila ikan kelihatan melawan, tali harus
dihentikan. Sebaliknya bila ikan kelihatan kelelahan, tali harus segera
digulung. Demikian seterusnya hingga ikan mendekati kapal. Teknik
menggulung tali ditentukan oleh keahlian si pemancing dan dibutuhkan
kesabaran yang luar biasa. Apabila si pemancing ceroboh dan tidak sabar
ada kemungkinan ikan lepas atau tali putus.
Bagi pemancing yang benar-benar lihai
dalam hal tarik ulur dengan ikan, mungkin dalam waktu yang singkat ikan
sudah dapat dinaikan ke kapal. Bahkan, mereka juga bisa menangkap ikan
yang berukuran besar dengan menggunakan tali yang berukuran relatif
lebih kecil. Kelihaian ini pada lomba memancing bisa memperoleh nilai
tambah pada kriteria penilaian.
Yang
perlu diperhatikan pada saat melakukan penarikan ikan, baik dengan
joran atau tanpa joran, adalah kapal harus dalam posisi tidak berjalan.
Bila kapal bergerak maju, maka akan terjadi tarik menarik antara si
pemancing dengan ikan. Akibatnya tarikan menjadi berat yang
kadang-kadang bisa membuat tali putus. Bagi pemancing yang tidak
menggunakan joran, penarikan harus dilakukan dengan hati-hati. Apabila
ikan yang terkait cukup besar jangan dipaksakan untuk menariknya saat
ikan masih melawan. Tunggu dulu sampai ikan benar-benar lemas. Jika
dipaksakan menarik tali, jari tangan bisa terluka akibat gesekan senar.
Oleh karena itu, jika tidak menggunakan joran, pemancingan disarankan
memakai sarung tangan.
Ikan yang sudah kelihatan lemas akibat
tarik ulur dengan pemancing, perlahan-lahan akan mendekat ke kapal
mengikuti tarikan tali pancing. Meskipun demikian, kadang-kadang ada
ikan yang masih memiliki tenaga kuat walaupun sudah mendekati kapal.
Ikan marlin dan layaran, misalnya, biasanya masih melawan meskipun sudah
berada beberapa meter di belakang kapal. Oleh karena itu, sering kita
jumpai pemandangan yang mengasyikan di mana seekor ikan marlin atau
layaran melompat keatas permukaan laut (jumping) pada saat di tarik mendekati kapal.
Ikan yang sudah dekat dengan kapal harus
ditarik dan diarahkan pada posisi sebelah kiri atau kanan kapal.
Maksudnya untuk memudahkan menaikan ikan ke atas dek kapal. Dengan
bantuan ganco yang cukup tajam, ikan dikaitkan pada mata ganco, bisa
pada tubuhnya atau punggungnya. Untuk ikan yang berukuran besar, lebih
baik menggunakan dua ganco.
Bila posisi ganco sudah benar-benar
kuat, secara perlahan-lahan ikan dapat dinaikan ke atas kapal. Ganco ini
tidak di perlukan bila yang tertangkap ikan kecil. Serok yang terbuat
dari jaring dan bertangkai sudah bisa digunakan untuk mengangkat ikan
kecil.