-----------------------

Sunday, May 31, 2015

Teknik Cara Menghajar dan Menaklukan Ikan dari Atas Kapal




Untuk pancing yang menggunakan gulungan, termakannya umpan oleh ikan ditandai oleh bunyi uluran tali yang menyerupai bel, sedangkan untuk pancing yang dipegang terasa ada sentakan dari dalam air. Kejadian ini adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh setiap pemancing. Dengan adanya tarikan ini, pemancing secara spontan berteriak pada Nakhoda untuk menaikan kecepatan kapal. Hal ini dilakukan agar ikan yang memakan umpan cepat tersangkut pada mata pancing. Jika kecepatan kapal tidak dinaikan, ada kemungkinan ikan melepaskan kembali umpan yang telah masuk ke mulutnya. Bila Nakhoda yakin bahwa ikan telah tersangkut pada mata pancing, kecepatan kapal segera diturunkan sampai lebih pelan dari kecepatan normal menonda. Dalam keadaan seperti ini tetap diperlukan keahlian Nakhoda, jika Nakhoda tidak pintar dalam mengendalikan kapal, ada kemungkinan ikan terlepas kembali.

Setelah kapal berjalan pelan atau berhenti, penarikan tali pancing bisa dimulai, ini dinamakan fighting time. Pemancing profesional biasanya menggunakan sabuk yang telah dilengkapi dengan tempat joran untuk menarik tali pancing. Joran diambil dari rod holder, kemudian dipegang oleh pemancing dengan cara meletakan bagian bawah joran pada sabuk yang telah dilengkapi dengan lubang tempat joran. Tali pancing kemudian digulung perlahan-lahan dengan memutar alat putar yang terdapat pada gulungan.

Irama menggulung tali harus disesuaikan dengan gerakan ikan. Apabila ikan kelihatan melawan, tali harus dihentikan. Sebaliknya bila ikan kelihatan kelelahan, tali harus segera digulung. Demikian seterusnya hingga ikan mendekati kapal. Teknik menggulung tali ditentukan oleh keahlian si pemancing dan dibutuhkan kesabaran yang luar biasa. Apabila si pemancing ceroboh dan tidak sabar ada kemungkinan ikan lepas atau tali putus.

Bagi pemancing yang benar-benar lihai dalam hal tarik ulur dengan ikan, mungkin dalam waktu yang singkat ikan sudah dapat dinaikan ke kapal. Bahkan, mereka juga bisa menangkap ikan yang berukuran besar dengan menggunakan tali yang berukuran relatif lebih kecil. Kelihaian ini pada lomba memancing bisa memperoleh nilai tambah pada kriteria penilaian.

Yang perlu diperhatikan pada saat melakukan penarikan ikan, baik dengan joran atau tanpa joran, adalah kapal harus dalam posisi tidak berjalan. Bila kapal bergerak maju, maka akan terjadi tarik menarik antara si pemancing dengan ikan. Akibatnya tarikan menjadi berat yang kadang-kadang bisa membuat tali putus. Bagi pemancing yang tidak menggunakan joran, penarikan harus dilakukan dengan hati-hati. Apabila ikan yang terkait cukup besar jangan dipaksakan untuk menariknya saat ikan masih melawan. Tunggu dulu sampai ikan benar-benar lemas. Jika dipaksakan menarik tali, jari tangan bisa terluka akibat gesekan senar. Oleh karena itu, jika tidak menggunakan joran, pemancingan disarankan memakai sarung tangan.

Ikan yang sudah kelihatan lemas akibat tarik ulur dengan pemancing, perlahan-lahan akan mendekat ke kapal mengikuti tarikan tali pancing. Meskipun demikian, kadang-kadang ada ikan yang masih memiliki tenaga kuat walaupun sudah mendekati kapal. Ikan marlin dan layaran, misalnya, biasanya masih melawan meskipun sudah berada beberapa meter di belakang kapal. Oleh karena itu, sering kita jumpai pemandangan yang mengasyikan di mana seekor ikan marlin atau layaran melompat keatas permukaan laut (jumping) pada saat di tarik mendekati kapal.

Ikan yang sudah dekat dengan kapal harus ditarik dan diarahkan pada posisi sebelah kiri atau kanan kapal. Maksudnya untuk memudahkan menaikan ikan ke atas dek kapal. Dengan bantuan ganco yang cukup tajam, ikan dikaitkan pada mata ganco, bisa pada tubuhnya atau punggungnya. Untuk ikan yang berukuran besar, lebih baik menggunakan dua ganco.

Bila posisi ganco sudah benar-benar kuat, secara perlahan-lahan ikan dapat dinaikan ke atas kapal. Ganco ini tidak di perlukan bila yang tertangkap ikan kecil. Serok yang terbuat dari jaring dan bertangkai sudah bisa digunakan untuk mengangkat ikan kecil.

Sarana Yang Dibutuhkan Untuk Memancing Di Laut




Kegiatan memancing di laut disamping sebagai sumber mata pencarian bagi nelayan dapat juga digunakan sebagai kegiatan wisata atau hiburan bagi orang-orang tertentu yang mempunyai hobi memancing. Bahkan, ada yang menggolongkan memancing sebagai kegiatan olah raga dan dapat dilombakan seperti jenis olah raga lainnya.
Beberapa tahun terakhir ini memancing di laut sebagai sarana wisata bahari terus digalakkan. Kegiatan ini ditujukan untuk menunjang pariwisata bahari di Indonesia. Bahkan, sering di lakukan lomba yang bersifat lokal ataupun nasional. Lomba internasional baru diselenggarakan pada tahun 1992 dan mengambil lokasi di perairan Manado dan Selat Sunda.
Dengan diadakannya lomba memancing di laut, diharapkan wisatawan dari mancanegara tertarik untuk berkunjung ke Indonesia. Mereka, disamping menikmati keindahan pantai dan dasar laut negeri ini, dapat juga menyalurkan hobi memancingnya.

SARANA
Beberapa sarana harus dilengkapi sebelum memancing di laut. Sarana yang diperlukan tergantung pada lokasi pemancingannya. Di perairan dekat pantai misalnya, tentu tidak dibutuhkan kapal. Disini hanya perlu pancing dan perlengkapannya. Lain lagi dengan memancing di perairan yang jauh dengan pantai, sarana kapal mutlak diperlukan. Tanpa adanya kapal mustahil kita dapat melakukan pemancingan di laut lepas yang mempunyai kedalaman puluhan bahkan ratusan meter.

1. Kapal
Sebenarnya semua jenis kapal dapat di gunakan untuk memancing di laut asalkan laik laut. Meskipun demikian, ada kapal-kapal khusus yang memang didesain untuk keperluan rekreasi termasuk memancing. Jenis kapal ini umumnya lebih nyaman dibanding kapal nelayan, tetapi sudah barang tentu ongkos sewanya cukup mahal.
Kapal yang khusus disewakan untuk rekreasi atau memancing umunya berukuran kecil, antara 10-20 groos tone (GT), dan terbuat dari bahan fiberglas. Kapal seperti ini di lengkapi peralatan navigasi seperti peta, kompas, alat pengukur kecepatan angin, dan sebagainya. Bahkan, ada yang mempunyai alat navigasi canggih seperti alat pengukur kedalaman yang otomatis (echosounder) dan alat penentuan posisi laut yang dikenal dengan sebutan GPS (Global positioning system).
GPS dapat digunakan untuk menentukan posisi kapal dilaut (beberapa derajat bujur dan lintang). Dengan alat ini, kemungkinan kapal tersesat di laut menjadi kecil. Di samping itu, pemancing juga dapat menandai lokasi dimana pernah tertangkap jenis ikan tertentu pada suatu perairan.
Demi kenyamanan dan keselmatan memancing di laut, alangkah baiknya jika kapal dilengkapi dengan atap atau tenda agar pemancing tidak kehujanan atau kepanasan. Atap ini dapat di pasang secara permanen atau sementara. Atap demikian biasanya dibutuhkan bagi kapalsewaan dari nelyan yang memeng bukan didesain untuk kebutuhan rekreasi, sedangkan kapal untuk rekreasi umumnya sudah dilengkapi dengan atap.
Biaya untuk memiliki sebuah kapal memang cukup mahal apalagi jenis kapal rekreasi. Meskipun demkian, bagi yang mempunyai hobi rekreasi di laut, termasuk pemancing, tidak perlu berkecil hati. Kapal untuk keperluan memancing dapat disewa di tempat penyewaan, terutama di tempat rekreasi, misalnya Ancol, Pelabuhan Ratu, Anyer dan Manado. Ongkos sewa kapal seperti ini mencapai ratusan sampai jutaan rupiah setiap harinya, tergantung ukuran dan kenyamanan kapalnya.
Apabila kita memancing di daerah yang bukan tempat rekreasi, kita dapat menyewa perahu atau kapal nelayan setempat. Ongkos sewa perahu nelayan tentunya lebih murah, juga tergantung pada besar kecilnya kapal. Sebagai contoh, di daerah Labuan, Jawa Barat, ongkos sewa kapal motor antara Rp 50.000,00-Rp 200.000,00 per hari. Ongkos ini tidak termasuk bahan bakar dan upah nelayan yang bertindak sebagai pemandu.

2. Pancing
Semua jenis pancing dapat digunakan untuk memancing di laut. Untuk memancing di dekat pantai, dapat digunakan pancing tegeg, golong, spining, maupun bait casting. Untuk memancing di laut dalam bisa digunakan golong, spining, atau bait casting.

3. Sabuk tempat joran
Sabuk ini bisa terbuat dari plastik atau sejenis parasut. Pada bagian tengahnya dilengkapi lobang sebagai tempat untuk meletakkan pangkal joran (rod holder). Pemancing memakai alat ini pada saat menghajar ikan. Saat menarik ikan, pangkal joran dimasukan kedalam lubang sabu, baru gulungan yang ada di joran diputar berlahan-lahan sehingga tali pancing akan menggulung dan ikan akan mendekat pada lambung kapal. Sabuk seperti ini diperlukan untuk memancing di laut lepas, terutama untuk pancing tonda yang menggunakan joran.

4. Ganco dan serok
Ganco diperlukan untuk memudahkan mengangkat ikan besar seperti marlin, tuna, atau layaran yang dipancing dari laut lepas. Jenis ikan ini sulit dinaikan ke atas kapal dengan menggunakan tangan karena disamping berat, tenaga yang dimiliki juga kuat sehingga membahayakan pemancing.
Ganco berbentuk seperti alat pengait yang ujungnya dibuat tajam dan berbentuk melengkung. Tangkai ganco bisa dibuat dari kayu sepanjang maksimum 2,43 m. Demi keamanan, tangkai ganco bisa diikat dengan tali pengaman. Tali ini berfungsi sebagai pengaman. Apabila ikan tangkapan lepas bersama ganconya, tali pengaman masih berada di kapal sehingga mudah ditarik kembali. Panjang tali ini menurut aturan game fishing tidak melebihi 9,14 m.
Serok umumnya digunakan untuk mengangkat ikan kecil yang dipancing di perairan pantai yang dangkal. Serok dibuat dari jaring bermata kecil 2-2,5 cm dan dibentuk seperti kantong. Mulut serok diberi kerangka besi berbentuk bundar. Untuk memudahkan penggunaannya, serok dilengkapi dengan tangkai kayu sepanjang 1-1,5 m.

5. Tempat menyimpan ikan
Agar ikan hasil pancingan tidak mudah busuk, perlu disediakan tempat penyimpanan khusus. Untuk pemancingan yang dilakukan kurang dari satu hari atau beberapa jam saja, ikan bisa disimpan/ diletakkan pada kantong jaring atau anyaman bambu yang dinamakan kepis. Alat ini dilengkapi dengan tali dan dimasukkan ke dalam air sehingga ikan yang tertangkap bisa tetap segar. Peralatan ini sering digunakan untuk pemancingan diperairan dekat pantai seperti di dermaga.
Untuk pemancingan di perairan lepas pantai yang menggunakan kapal dan membutuhkan waktu lebih dari satu hari, perlu adanya tempat khusus untuk menyimpan ikan hasil pancingan. Untuk kapal yang telah dilengkapi palka ikan (tempat untuk menyimpan ikan), ikan langsung dimasukkan ke tempat tersebut. Untuk kapal kecil yang tidak dilengkapi palka, bisa menggunakan kotak pendingin (cold box). Alat ini dapat digunakan untuk menyimpan es dalam waktu yang agak lama. Dengan demikian, ikan yang dimasukan ke dalam kotak ini tidak akan membusuk. Ada beberapa ukuran cold box di pasaran, yaitu 0,5 m3, 0,75 m3 dan 1 m3.

6. Umpan
Umpan berfungsi untuk memikat ikan agar terkait pada mata pancing. Terkaitnya ikan terhadap umpan disebabkan oleh rangsangan berupa bau, rasa, bentuk, gerakan dan warna. Umpan yang digunakan untuk memancing ikan di laut berbeda dengan umpan yang digunakan untuk memancing ikan di air tawar.
Umpan yang sering digunakan untuk memancing ikan di laut ada beberapa macam, yaitu umpan palsu atau tiruan dan umpan sungguhan (baik yang hidup maupun yang mati).

a. Umpan palsu/ tiruan
Umpan tiruan lebih dikenal dengan sebutan lure, dapat terbuat dari plastik atau bulu binatang. Untuk mengelabuhi ikan, ada berbagai macam bentuk umpan tiruan, antara lain berbentuk ikan kecil dan cumi-cumi. Umpan tiruan ini umumnya berwarna menarik sehingga mudah dilihat ikan karena daya penglihatannya di dalam air cukup tajam.
Kemampuan ikan untuk melihat suatu benda di dalam air tergantung pada aktivitas retina matanya. Pada retina mata ikan terdapat rod dan cone yang mampu menyerap cahayadengan baik. Oleh sebab itu, pemilihan warna umpan tiruan sangat menentukan keberhasilan memancing di laut. Umpan tiruan yang berwarna mencolok seperti merah, orange, jingga lebih baik digunakan pada saat perairan air keruh. Sedang umpan tiruan warna perak, hitam, biru atau hijau digunakan jika air laut jernih. Disamping itu tergantung juga dari jenis ikan yang menjadi sasaran. Sebagai contoh, untuk menangkap ikan tuna dan cakalang dengan tonda, penggunaan umpan tiruan berwarna merah dan biru ternyata lebih baik daripada umpan berwarna kuning. Pemakaian umpan tiruan lebih banyak digunakan pada teknik menonda (trolling).
Pemasangan umpan tiruan harus menjadi satu dengan mata pancing. Pada satu umpan tiruan kadang-kadang dapat menggunakan lebih dari satu mata pancing. Untuk umpan tiruan yang berbentuk cumi-cumi, posisi mata pancing harus terletak di dalam rumbai-rumbainya. Pemasangan mata pancing tidak boleh terlalu menonjol ke luar. Dengan cara seperti ini, saat umpan dimakan ikan, mata pancingnya pun akan ikut termakan.
Untuk satu buah umpan yang menggunakan dua buah mata pancing, jarak pemasangan mata pancing pertama dan kedua tidak boleh terlalu rapat atau terlalu renggang. Jarak optimumnya kurang lebih sepanjang tinggi mata pancing.

b. Umpan hidup
Memancing di laut dapat juga menggunakan umpan hidup berupa ikan kembung atau banyar. Ikan umpan ini dapat dibeli pada nelayan yang melakukan penangkapan ikan dengan alat tangkap sero atau bagan. Ikan umpan yang masih hidup disimpan di tempat khusus yang di dalamnya dapat diisi air laut. Kalau sirkulasi airnya bagus, aikan umpan ini mampu bertahan agak lama, sampai beberapa jam. Ukuran ikan yang digunakan untuk umpan induk beratnya sekitar 200 gram.
Cara pemasangannya, mata pancing dikaitkan pada punggung ikan yang masih hidup. Ikan yang masih mampu bergerak ini kemudian dilepas ke laut. Ikan umpan akan berenang ke sana ke mari sehingga mampu menarik perhatian ikan-ikan besar untuk memakannya. Cara pemancingan dengan menggunakan umpan hidup sering digunakan pada pemancingan dengan cara “ngocer”.

c. Umpan mati
Pemakaian umpan sungguhan yang telah mati dapat berupa ikan, cumi-cumi, udang atau cacing laut. Umpan tersebut dapat digunakan dalam bentuk utuh ataupun dipotong-potong. Hal ini tergantung pada ukuran pancing yang digunakan dan jenis ikan yang menjadi sasaran. Untuk memancing ikan kecil di dekat pantai, digunakan umpan yang telah dipotong dalam ukuran kecil, sedangkan untuk memancing ikan besar di tengah laut, bisa digunakan umpan dalam bentuk utuh.
Tertariknya ikan pada umpan ini kemungkinan disebabkan adanya rangsangan berupa bau. Jenis umpan ini umumnya digunakan untuk pemancingan di dasar atau di dekat pantai. Umpan ini dapat dibeli di tempat pendaratan ikan atau pasar setempat. Untuk umpan yang masih utuh berupa cumi-cumi atau udang, mata pancingnya dapat langsung dikaitkan pada badannya. Khusus umpan berupa ikan, mata pancing lebih baik dikaitkan pada mata ikan tersebut. Sebelum ikan digunakan untuk umpan, isi perutnya bisa dikeluarkan dulu atau dibiarkan utuh.

7. Rumpon
Rumpon adalah suatu benda yang sengaja dipasang oleh manusia di suatu perairan atau di laut yang berfungsi untuk mengumpulkan ikan sebelum dilakukan penangkapan atau pemancingan. Pemakaian rumpon untuk usaha perikanan sudah lama dilakukan oleh nelayan kita, namun untuk kebutuhan pemancingan sebagai hobi atau sport masih jarang dilakukan. Dengan bantuan rumpon kita akan lebih pasti untuk mendapatkan lokasi pemancingan yang ada ikannya.
Satu unit rumpon dapat terdiri dari pelampung, tali-temali, alat pengumpul ikan, dan jangkar atau pemberat. Bahan pelampung dapat berupa rakit bambu, pelampung plastik, atau drum. Daun kelapa atau ban-ban bekas dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengumpulkan ikan. Tali-temali dapat dibuat dari tali ijuk tau tali polyetilen/ plastik. Sedangkan sebagai pemberat dapat menggunakan jangkar besi, batu, atau semen beton.
Dilihat dari posisi pemasangan alat pengumpul ikannya, rumpon dapat digolongkan menjadi tiga jenis: rumpon lapisan permukaan, rumpon lapisan tengah rumpon dasar. Ada beberapa alasan mengapa ikan tertarik pada rumpon, diantaranya rumpon dapat digunakan sebagai tempat berlindung ikan dan berkumpulnya makanan. Dengan adanya rumpon, banyak plankton yang menempel atau hidup disekitarnya sehingga dapat menarik ikan-ikan kecil. Pada akhirnya jenis ikan besar akan datang untuk memakan ikan kecil tersebut.
Pemancingan di sekitar rumpon memang belum banyak dilakukan terutama untuk pemancingan ikan yang hidup dekat permukaan. Meskipun demikian, untuk pemancingan ikan dasar, sudah banyak yang memanfaatkan rumpon seperti yang dilakukan pemancing-pemancing di perairan Kepulauan Seribu. Pemancing disana memanfaatkan becak-becak bekas yang dibuang ke laut sebagai rumpon.
Dengan adanya rumpon, kita tidak akan kesulitan mencari lokasi pemancingan. Disekitar rumpon kita dapat melakukan segala macam teknik pemancingan baik memancing di dasar, di lapisan tengah, maupun di permukaan.

Memancing Di Laut Untuk Pemula




Sebagai pemancing pemula yang ingin sekali memperoleh ikan monster dilaut lepas, ada baiknya kita mengikuti saran dan belajar dari pemancing yang sudah ahli. Seperti para nelayan tradisional yang memilih memancing pada bulan Agustus hingga Desember, dengan alasan pada bulan tersebut beberapa jenis ikan pelagis dijumpai dalam jumlah banyak dan yang terpenting karena ombak dan cuaca yang lebih bersahabat. 

Untuk para pemula yang melaut dengan kapal, para nelayan menyarankan untuk memakai teknik gulung atau bisa disebut handline sebelum memakai teknik mancing seperti teknik trolling, teknik mancing dasaran atau bahkan teknik popping.

Persiapan memancing
Agar sukses dalam memancing, beberapa langkah ini dapat dijadikan ceklist:
  1. Persiapkan pancing gulung, agar tidak mudah kusut gunakan senar yang berdiameter besar (80-150 lbs)
  2. Gunakan baju yang berwarna gelap, baju yang yang berwarna putih atau terang akan disangka mangsa, bisa sobek dihajar gigi ikan pelagis yang tajam.
  3. Pakai sarung tangan atau bila anda risih gunakan pembalut jari untuk bermain volley ball.
  4. Gunakan kail dengan batang yang panjang (Mustad) nomor 8 atau 9, timah atau bandul dengan berat yang sesuai dengan kecepatan arus, kili-kili atau swivel ukuran kecil, kawat tunggal atau necline ukuran 24 atau 25.
  5. Umpan buatan berupa jig metal berphospor. Umpan hidup berupa cumi-cumi, ikan kumis kucing (koer), layur atau ikan layang.
  6. Mengingat gigi ikan pelagis yang tajam seperti silet, buat beberapa cadangan pancing dibuat 5 hingga 10 ronce. Ikan pelagis umumnya berenang berkelompok pada kedalaman tertentu dan mereka jarang yang memakan umpan pada kedalaman yang berbeda.
Teknik memancing
Pada prinsipnya mirip dengan teknik memancing dasaran, seperti:
  1. Gunakan 2 buah kail, sediakan umpan secukupnya, turunkan pancing perlahan dan hitung berapa depa yang anda turunkan. Pada waktu menurunkan pancing kembali, hitung kembali berapa depa saat anda mengalami strike. Jangan ditambah atau dikurangi kedalaman airnya, sehingga ada baiknya kalau anda beri tanda atau batasan berupa karet gelang pada senar atau kenur.
  2. Supaya umpan terlihat hidup, goyang-goyangkan atau naik turunkan umpan.
  3. Saat strike, hentakan kenur ditangan dengan sekuatnya dan tarik secepatnya. Namun perhatikan agar senar/kenur yangmenumpuk dibawah kaki tidak kusut.
  4. Bila sering terjadi strike, untuk praktisnya ikan yang anda dapatkan dapat dipotong cabai selebar 1 cm sebagai umpan.
  5. Jika ikan sudah berada dibibir perahu, angkat setinggi-tingginya dengan tangan yang memegang kenur. Bila strike, jangan langsung ditangkap badan ikan. Cekik lehernya kemudian masukkan jempol kedalam insang dan tekan kuat-kuat. Setelah tak berdaya buka kail dengan tang buaya. Jangan pernah mencoba membuka kail saat ikan bergigi tajam masih hidup!

Cara Mengganti Cincin Kolongan Joran Yang Rusak




Mengganti cincin alias kolongan joran yang rusak di bagian pangkal atau di tengah tak semudah di ujung. Sebab, baik cincin yang berkaki tunggal maupun ganda, umumnya dilekatkan ke joran dengan melalui beberapa tahapan.

Minimal cincin dilekatkan ke joran dengan dibalut benang secara melingkar dan kemudian dilapis epoksi. Namun ada pula cincin yang setelah dibalut benang, terlebih dahulu ditutup semacam pita perekat sebelum kemudian dilapis lagi dengan epoksi. 

 Langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengganti cincin joran yang rusak tentu saja menyiapkan cincin pengganti dengan spesifikasi yang sama, atau yang mirip-mirip jika ternyata di toko pancing tak tersedia cincin joran yang betul-betul sama. Untuk itu, pastikan bawa cincin joran yang rusak ketika hendak membeli cincin yang baru. Jangan lupa, Anda juga perlu menyiapkan benang pengikat dengan diameter dan warna yang sama pula.

Untuk melepas cincin joran, mula-mula iris terlebih dahulu lapisan epoksi secara melingkar tepat di batas-batas belitan benang pengikat menggunakan pisau cutter yang tajam. Selanjutnya gunakan kuku Anda untuk mengupas lapisan epoksi yang tertinggal. Kini kupas pita perekat dan putuskan benang lalu uraikan.
Memasang cincin baru dimulai dengan menempelkannya tepat di posisi semula, menggunakan setitik superglue. Berikutnya lilitkan benang kuat-kuat secara melingkar hingga seluruh kaki cincin joran tertutup rapat. Tutup lagi dengan pita dan terakhir lapisi dengan epoksi, vernis, ataupun cat kuku.

Cara Merawat dan Menyimpan Umpan Tiruan




Agar dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama, maka perawatan dan penyimpanan lure menjadi suatu hal yang wajib bagi seorang pemancing. Keuntungan dari sebuah artificial lure adalah dapat dipakai berulang kali dalam jangka waktu yang relatif lama. Tetapi beberapa type lure dapat rusak dengan cepat kecuali bila dibersihkan dan disimpan dengan benar ketika tidak digunakan. Hal ini terutama terjadi pada lure yang terbuat dari logam, yang biasanya tidak hanya terdiri dari satu macam logam saja, melainkan terdiri dari campuran beberapa logam lain yang lemah terhadap efek galvanisasi yang menyebabkan karat.

Artinya, beberapa bagian lure terutama pada bagian kailnya, akan cepat berkarat kecuali air laut yang masih menempel padanya sudah dicuci dengan bersih. Langkah terbaik adalah merendam semua lure dan trace yang telah dipakai dalam air bersih. Kemudian bersihkan dengan lap dan jemur tapi tidak dibawah sinar matahari langsung. Setelah kering semprotlah bagian-bagian lure yang terbuat dari logam dengan menggunkan CRC atau WD40. Simpan dan pisahkan alat- alat baru dari yang lama yang pernah digunakan. Hal ini agar mencegah kontaminasi dari lure lama yang telah diergunakan terhadap lure / alat-alat yang belum pernah digunakan.
Periksa kerusakan
Putuskan, apakah kerusakan yang terjadi terhadap lure perlu diganti ataukah cukup dengan hanya memperbaikinya saja. Ingatlah bahwa dengan mengabaikan hal-hal kecil seperti ini, kesempatan strike ikan besar akan menghilang.
Menyimpan dengan rapi merupakan suatu hal yang penting. Kebanyakan lure yang bersifat keras (hard lure) mempunyai reputasi yang kurang baik dalam menghasilkan strike, hal ini akan semakin diperburuk jika kail pada lure tersebut sudah berkarat atau bengkok dan tidak sesuai dengan bentuk aslinya. Sebelum menyimpan peralatan periksalah kerusakan dan pikirkan juga cara untuk memperbaikinya.
  • Bengkok, Lurus dan Karat pada kail, bila kail sudah bengkok atau lurus atau tidak sesuai dengan bentuk aslinya, lebih baik jika diganti dengan yang baru. Bila belum berkarat betul atau agak tumpul bisa di ampelas dan dikikir agar kembali tajam. Namun kekuatan mata kail akan berkurang.
  • Karat, dan kusut pada Trace dan karat pada tali kawat baja (sling), lebih baik dibuang dan diganti dengan membuat yang baru.
  • Luka, lecet, Tersimpul pada monofilament, lebih baik digunting dan dibuang. Bila kusut masih bisa diurai, urailah.
  • Luka, Lecet, Tergores dan kerusakan pada badan lure akibat gigitan ikan, lure yang terbuat dari plastik, kayu dan logam harganya mahal, maka langkah terbaik adalah memperbaikinya jika ada kesempatan. Dempul fiberglas bisa digunakan untuk menambal dan mengisi luka gores pada badan lure. Pengecatan ulang bisa diberikan dengan memakai cat kuku clear, atau cat mobil.
Pastikan lure dan trace tersimpan ditempat yang kering, bila disimpan sembarangan trace dan mata kail akan saling tersangkut dan menjadi kusut. Gulung trace pada sebuah benda berbentuk lingkaran. Makin besar diameternya maka akan semakin baik, sebab diameter besar akan mencegah trace dan tali menjadi keriting.

Kamus Istilah Umum Dunia Memancing




Dalam memancing, ada banyak istilah yang gunakan dan wajib diketahui oleh para pemancing pemula, di antaranya:
  1. Angler = Pemancing.
  2. Strike = Umpan disambar ikan.
  3. Ngetrik = Pelampung bergoyang seperti mesin jahit ketika umpan di makan ikan.
  4. Backlash = Kusutnya line pada reel akibat salah casting (melempar) bait.
  5. Chumming; chunking = Memberikan perangsang pada ikan dengan cara melempar-lempar umpan supaya ikan tertarik untuk mendekat. Chumming sebaiknya jangan dilakukan terlalu banyak pada satu waktu, dan juga jangan terlalu cepat. Patokan yang biasa sering digunakan andalah, kalau umpan yang baru anda lempar masih kelihatan dipermukaan, jangan ditambah, biarkan hilang perlahan-lahan. Setelah hilang diamkan sebentar baru kemudian lempar lagi dalam jumlah yang sama. Ingat jangan telalu banyak, kita hanya menarik perhatian ikan, bukan memberi makan.
  6. Drifting = Drifting (berhanyut) pada dasarnya adalah “slow trolling”. Drifting membuat kita dapat memancing diarea yang lebih luas dari pada dengan kapal berjangkar. Kapal akan berhanyut disebabkan oleh arus & angin. Kalau arus & angin searah, kapal akan drift cukup cepat, sedangkan kalau berlawanan arah kapal mungkin tidak akan bergerak. Karena itu biasanya sambil berhanyut mesin tetap hidup & si kapten mengatur kecepatan & arah bergerak kapal. Kenapa perlu berhanyut? Ada beberapa alasan: – Lokasi yang ingin di cover luas dan waktu mancing terbatas – Laut terlalu dalam & tidak praktis menggunakan jangkar – Target ikan di tengah air, sedikit di atas dasar laut, atau ikan dasar yang bisa diundang ke “atas”, dan dasar laut adalah wreck (kapal tenggelam), bukit/ lembah bawah laut, bongkahan karang, drop-off, tandes luas, etc.
  7. Mancing Dasaran (Bottom Fishing) = Mengapa disebut “Mancing Dasaran”, karena apa yang dilakukan adalah menempatkan kail yang berisi umpan di dasar laut (atau sedikit diatasnya agar tidak tersangkut karang) dengan harapan bahwa ikan-ikan yang berada di dasar laut memakan umpan tersebut. Ini adalah teknik mancing paling umum dan paling popular dikalangan pemancing.
  8. Ngoncer = Ngoncer adalah mancing dengan menggunakan ikan hidup sebagai umpan (Live Bait). Teknik ini sedikit unik dan tanpa menggunakan timah/ pemberat. Kenur utama dipasang kili-kili peniti (snap swivel), kemudian disambungkan dengan mata kail dengan kawat nikelin sepanjang 10 cm. Umpan yang digunakan mutlak umpan hidup seperti : selar, tembang, layang, como, kembung, sangir, bahkan baby barracuda (alu-alu). Umpan hidup dibiarkan berenang menjauhi kapal, menuju lokasi yang paling akurat (tohor), sambil menunggu ikan pamangsa.
  9. Trolling (Tonda) = Teknik memancing yang disebut ”trolling” ini harus menggunakan reel khusus (Open Reel) yang cukup kuat dan joran khusus yang umumnya hanya terdiri dari 1 batang dan harus ditarik kapal dengan kecepatan 5-7 knot. Trolling biasanya menggunakan umpan buatan yang dibuat dari fiber glass, kayu atau plastik. Umpan palsu yang paling populer adalah yang disebut Rapala untuk memancing ikan ikan seperti Tenggiri dan Wahoo. Ada jenis umpan palsu lain yang disebut Konahead yang berbentuk seperti cumi tapi berwarna menyolok untuk mancing ikan ikan sejenis Marlin, Layaran dan Lemadang.
  10. Casting = Biasanya dilakukan dari pinggiran laut, seperti dermaga, batuan, pantai, bahkan di atas kapal yang sedang berhenti/ jalan dengan pelan. Joran yang digunakan adalah joran khusus yang bersifat lentur (tidak kaku) dan panjangnya antara 150 sampai 172 cm cm karena berbeda dengan Popping, lontaran umpan biasanya tidak perlu terlalu jauh (antara 20 sampai 30 m). Reel yang digunakan bisa spinning bisa juga reel khusus (baitcasting). Umpan yang digunakan biasanya umpan tiruan (lure) yang berbentuk ikan ikanan, serangga atau binatang laut lain dengan berat sekitar 7 sampai 20 gram. Caranya adalah umpan dilempar sejauh mungkin, kemudian reel digulung dengan cepat. Hal ini harus dilakukan terus menerus sampai ikan menyambar atau sampai pemancing merasa lelah dan menyerah. Oleh karena itu cara mancing seperti ini termasuk Popping dan Jigging dikategorikan sebagai Sportfishing.
  11. Surf Casting = Teknik mancing ini dilakukan dari pantai dengan menggunakan joran yang panjangnya kira-kira 4m dan biasanya terdiri dari 3 pieces (potong) yang harus disambung jadi satu. Jorannya hampir seperti joran spinning atau popping biasa hanya jauh lebih panjang. Pemancing juga harus menggunakan reel yang berukuran cukup besar (biasanya model spinning kelas 4000 keatas). Oleh teman-teman di daerah Yogya teknik mancing ini disebut PASIRAN.
  12. Rock Casting = Teknik mancing ini hampir sama dengan teknik Surf Casting dan menggunakan peralatan yang hampir sama tetapi dilakukan dari atas batu karang (rock) atau pinggir laut yang curam.
  13. Popping = Teknik Popping pada dasarnya termasuk dalam kelompok Casting. Tetapi teknik Popping menggunakan joran (rod) yang cukup panjang, antara 180 sampai 210 cm dan terdiri dari 2 pieces yang disambung. Teknik popping khusus menggunakan ”lure” (umpan buatan) yang disebut Popper yang biasanya berukuran besar dengan berat antara 80 sampai 100 gram. Umpan buatan yang dipakai terdiri dari 2 jenis. Yang pertama disebut ”Chugger” yang kepalanya rata dan memiliki cekukan seperti mangkok. Chugger ini bila disentak sewaktu mengapung akan menimbulkan bunyi ”pop, pop, pop” karena kepalanya menabrak air laut. Itulah sebabnya ia disebut ”popper”. Jenis yang satu lagi disebut ”Pencil” karena kepalanya ”tajam” dan pensil ini tidak disentak sentak tetapi hanya ditarik terus.
  14. Jigging = Menurut para ahli, Jigging sebagai salah satu teknik mancing bukanlah sesuatu teknik yang baru muncul. Nelayan dari beberapa negara sejak ribuan tahun lalu telah mencoba ”menipu” ikan dengan menggunakan umpan palsu yang dibuat dari timah atau logam lain berbentuk ikan kecil (metal jig lure) yang dicemplungkan ke dasar laut lalu kemudian ditarik dengan cepat keatas.
  15. Mancing Garong = Cara mancing ini secara popular diplesetkan dengan sebutan “ngegarong” karena menggunakan sejenis mincing yang bermata 6 (enam) berbentuk seperti matahari yang disebut pancing “Garong”! Uniknya, seringkali (atau lebih sering) ikan yang digarong tertangkap bukan karena pancing nyangkut di mulutnya tetapi nyangkut di insang, di pipi, pundak, perut, buntut, dsb. Mancing garong ini biasanya menggunakan joran tegek yaitu joran tanpa kolong-kolong (cincin/guide) yang panjangnya antara 4 m sampai 6 meter. Mancing cara “garong” ini harus menggunakan pelampung kecil yang dibuat dari kayu ringan dan biasanya berbentuk seperti “piring terbang”. Jarak antara pelampung dengan pancing garongnya hanya berkisar sekitar 50 cm sampai 100 cm sedangkan seluruh panjang kenur dari ujung joran sampai mata pancing hanya 2 sampai 3 m.
  16. Fly Fishing = Ini adalah salah satu teknik unik mancing. Dikembangkan oleh seorang bangsawan dari Inggris. Namun ada yang menyebutkan bahwa fly fishing itu sudah ada sejak abad ke 2 masehi. Pada jaman Romawi kuno Claudius Aelinus, yang menyatakan memancing dengan menggunakan artificial fly. Secara umum fly fishing adalah seni memancing dengan menggunakan artificial bait berbentuk fly (serangga). Artificial flies ini bisa terbuat dari tying hair, fur, feathers, atau material lainnya baik yang natural ataupun synthetic. Perangkat memancingnyapun menggunakan joran khusus fly dan fly line khusus terbuat dari line yang di coated plastik. Fly fishing dapat dimainkan di freshwater maupun saltwater.
  17. Galatama = Istilah Galatama di ambil dari Sepakbola, yang intinya adalah Lomba yang memperebutkan Juara Peringkat. Jadi Mancing Galatama adalah mancing dengan target menjadi Juara dalam pertandingan mancing. Biasanya memperebutkan : Juara induk terberat 1, Juara induk terberat 2, Juara induk terberat 3, dan Juara Prestasi (Total tangkapan terbanyak). Ikan perolehan mancing biasanya tidak dibawa pulang.
  18. Mancing Harian = Mancing satu harian penuh dengan mebayar uang sewa kolam/tiket.
  19. Lomba Mancing Harian = Mancing ini biasa disebut mancing Lomba dan juga memperebutkan Juara Peringkat namun di adakan 1 hari penuh dari pagi hingga sore hari biasanya antara pukul 09.00 s/d 16.00. Biasanya memperebutkan : Juara induk terberat 1, Juara induk terberat 2, Juara induk terberat 3, dan Juara Prestasi (Total tangkapan terbanyak). Ikan perolehan mancing biasanya dibawa pulang.
  20. Mancing Kiloan = Mancing dengan sistem memancing terlebih dahulu lalu menimbang perolehan ikan yang terpancing dan membayar sebesar apa yang diperoleh berdasarkan satuan kilogram. Hasil pancingna dibawa pulang.
  21. Kilo Gebrus = Mancing ini khas Jawa Barat mulai dari Depok, Bogor, Cianjur, Sukabumi sampai Subang, Garut, dan Tasik. Sistemnya adalah pemancing menurunkan beberapa kilo ikan kedalam kolam baru dilakukan memancing. Ikan dibawa pulang.
  22. Gaplean = Mirip seperti Kilo Gebrus hanya disini ada urusan taruhannya. Biasanya berupa uang untuk hasil pancingan tertentu.
  23. Mancing Borongan = Memancing dengan sistem memborong satu kolam. Biasanya dilakukan tawar menawar terlebih dahulu antara pemancing dan pemilik kolam. Ikan bisa di pancing sepuasnya satu harian. Atau bahkan bila perlu di kuras airnya (dibedah).
  24. Hand line =  Memancing tanpa menggunakan joran dan reel alias langsung pake tangan. Namun tetap pake line dan mata pancing.
  25. Ngotrek =  Adalah mencari ikan untuk umpan mancing itu sendiri. Biasanya rangkaian ngotrek itu terdiri dari beberapa matakail kecil yang berderet (renceng). Target ikan: selar, tembang, layang, como, kembung, sangir.
  26. Jeblug = Adalah teknik mancing dasaran dengan rangkaian glosor. Dilakukkan di tengah danau, embung, setu, kali dll.
  27. Neger = Adalah teknik mancing dasaran dengan rangkaian glosor. Dilakukkan di pinggir danau, embung, setu, kali dll.
  28. Mancing Lobang = Teknik khusus untuk mancing Nila/Mujair babon. Dengan mencari sarang dari ikan Nila/Mujair babon yg berbetuk cekungan wajan. Caranya menggunakan rangkaian sistem glosor namun memakai pelampung sangat kecil. Umpannya pun cukup pakai steroform (gabus putih). Fungsinya sebagai pengganggu sarang karena ikan Nila/Mujair sering membersihkan sarang.
  29. Ngoyor = Mancing dengan setengah badan berendam air.
  30. Nyengked = Mancing dengan cara menggaet ikan bisa di badan, di ekor, di sirip atau pun di insang, yang jelas mancingnya tidak hook-up.
  31. Ngurek = Cara mancing belut dengan menggunakan handline. Mancing langsung ke dalam lubang yang diperkirakan ada belutnya. Cilakanya sering malah dapat ular.
  32. Mancing Rawe/Rawai = Cara memancing dengan rangkaian mata pancing yang sangat banyak, biasanya puluhan sampai ratusan mata mancing. Biasanya ini dilakulkan oleh nelayan.
  33. Mancing Layang-layang = Mancing tonda/trolling dengan menggunakan alat bantu layang-layang.
  34. Mancing Huhate = Mancing dengan joran bambu/kayu yg di lakukan dengan bantuan siraman umpan hidup dan siraman air. Matakail tidak diberi umpan tapi diberi kertas timah (rokok) cara memancingnya hanya menggaet ikan yang sedang dichumming. Biasanya pemancing duduk berkelompok deret di buritan kapal. Mancing ini biasanya dilakukan untuk mancing ikan cakalang, tuna kecil, tongkol.
  35. Big Game Fishing Tournament = Turnamen ikan-ikan besar, dilakukan di laut dalam dan biasanya ikan utama yang menjadi sasaran adalah jenis marlin atau layaran.
  36. Billfish = Jenis ikan berparuh, termasuk marlin hitam, marlin biru, marlin loreng, ikan tondak, dan ikan layaran.
  37. Tackle = Peralatan mancing.
  38. Rod = Joran atau gagang pancing. Bahannya mulai dari yang tradisional seperti dari bambu sampai yang grafit.
  39. Tegeg/Negeg = Joran panjang dan ramping tanpa menggunakan reel. Tegeg ada yang 1 piece atau yang berbentuk antena.
  40. Reel = Ril, alat penggulung, bisa berbentuk spinning, spincast, baitcasting atau trolling.
  41. Drag = Rem pada ril penggulung.
  42. Baitcaster = Perangkat memancing (reel) khusus untuk casting.
  43. Kenur = Benang pancing, bisa berupa monofilamen (senar berserat tunggal) atau Braided (berserat banyak).
  44. Leader = Kenur berkekuatan besar yang disambungkan ke kenur utama, gunanya agar lebih tahan terhadap gigi dan perlawanan ikan. Bahan yang dipakai bisa berbentuk kawat atau monofilamen.
  45. Hook = Mata kail.
  46. Hook Up = Kail menancap di mulut ikan.
  47. Rigging = Rangkaian kail pada umpan.
  48. Jighead = Mata kail yang dilengkapi bandul timah di ujung kepalanya. Matakail ini khusus untuk lure soft plastik dan worm.
  49. Konahead= Umpan tiruan menyerupai cumi-cumi, biasanya dipakai untuk memancing dengan cara menonda (trolling) untuk jenis ikan marlin atau layaran.
  50. Rapala= Sejenis merek umpan tiruan menyerupai ikan. Biasanya digunakan untuk umpan ikan tuna, tenggiri, atau kuwe. Memancing bisa dengan cara trolling, bisa juga dengan cara casting.
  51. Fishing Boat = Kapal mancing.
  52. Outrigger = Tiang penghela yang dipasang di sisi kapal, gunanya untuk merentangkan kenur agar tidak berimpitan.
  53. Wireman = Orang yang memegang tali pandu, bertugas menarik ikan yang sudah naik ke permukaan dan mendekatkan ke pinggir kapal.
  54. Spot = Titik dimana target ikan terlihat atau terdapat.
  55. Fish finder/ Depth sounder = Alat berbentuk monitor untuk mencari lokasi ikan. Depth sounder ini terdiri dari tranducer yang berfungsi sebagai sensor dan monitor yang berguna untuk menampilkan hasil gambar dasar laut.
  56. GPS = Ground Positioning System, peralatan elektronik untuk mencari atau menandai koordinat suatu tempat tertentu. Biasa dipakai pemancing untuk mencari tandes ikan atau lokasi yakannya.
  57. Hotspot = Tandes atau lokasi yang biasanya merupakan tempat berkumpulnya ikan, biasanya berbentuk karang menonjol di dasar laut.
  58. Tag = Label yang ditancapkan pada ikan berisi informasi nomor tag dan alamat lembaga resmi yang mengeluarkannya. Setiap nomor tag nantinya akan disertai informasi mengenai keterangan tentang spesies ikan, perkiraan panjang dan berat ikan, tanggal dan tempat ikan terpancing, nama dan alamat pemancing, serta nama kapal dan kaptennya. Informasi ini dikirim ke lembaga yang mengeluarkan tag tersebut. Program tag ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Organisasi yang khusus mengelola informasi labeling ikan berparuh adalah The Billfish Foundation.
  59. Tag & Release = Label lalu Lepas, ikan yang tertangkap hanya diberi label, lalu dilepaskan kembali. Istilah ini biasanya digunakan pada jenis-jenis ikan berparuh (billfish), walaupun tidak tertutup kemungkinan penggunaannya pada jenis ikan lain. Hal ini dilakukan untuk melindungi jenis-jenis ikan tertentu dari kemusnahan.

Cara Memancing Kepiting

Memancing Kepiting tidaklah terlalu susah. Kepiting adalah jenis binatang yang mudah marah. 



Dan saat marah, kepiting tidak akan melepaskan jepitan kepitnya sampai musuh mati. Dengan dasar ini kita dapat memancing kepiting dengan beberapa cara. Cara yang pertama adalah membuatnya marah. Ini bisa kita lakukan jika kepitingnya dapat dengan mudah kita lihat dari permukaan. Yang harus disiapkan adalah joran pancing, tali/nilon, batu kecil dan jaring untuk tangkap kepiting. Joran pancing bisa dari apa saja termasuk dari dahan pohon sekedar untuk tempat mengikat nilon.

Nilon atau tali dicari yang tidak mudah putus saat di kepit oleh kepit kepiting. Usahakan dari nilon karena jika tali dari rumput jepang/tali rapia mudah putus saat di kepit kepiting. batu kita gunakan sebagai umpan. Usahakan batu mudah diikat di nilon. Sementara jaring untuk menangkap kepitingnya dapat kita buat sendiri dari jaring nilon dengan ukuran lubang kecil dan diikat didalam besi batoneser yang dibentuk lingkaran. Atau anda dapat membelinya dipasar dengan harga standar. Jika semua peralatan telah lengkap maka lakukan langkah berikut:

Cara Pertama: Untuk memancingnya usahakan kita dapat melihat kepitingnya. Bila telah dilihat usahakan untuk tidak membuat kepiting lari karena gerakan yang terlalu cepat dari kita. Umpan batu kecil kita arahkan ke kepiting tersebut dan sentakkan sehingga membuat kepiting menjadi marah dan menjepit batu atau nilon. Saat kepiting menjepitnya, maka pastikan untuk menggerakkan sehingga seolah terjadi perlawan dari korban jepitan kepiting.
Semakin kita gerakkan maka kepiting akan makin kuat menjepit. Setelah yakin kepiting telah menjepit taris secara perlahan menuju permukaan. Jaring kita persiapkan dengan menenggelamkannya sejarak jangkauan tangan kita artinya jika tangan kiri memegang umpan maka tangan kanan memegang jaring. arahkan jaring tepat dibawah kepiting yang masih menjepit umpan dan tarik segera keatas, tertangkaplah dia. Pastikan agar kepiting tidak lagi dijaring kita dengan segera membelit jaring.

Cara kedua: Dengan umpan daging yang sedikit alot. Caranya hampir sama dengan cara diatas bedanya jika cara pertama menggunakan batu dan membuat marah maka cara kedua menggunakan umpan daging. Daging yang dipilih sebagai umpan haruslah daging yang tidak mudah rusak karena jepitan kepiting. Karena kepiting memakan dengan mencabik kecil-kecil daging mangsanya. Oleh karenanya daging yang bisa dipilih adalah kepala ikan, insang ikan, kaki ayam, kepala ayam yang mudah kita beli di pasar dengan harga murah.
Setelah membelinya maka ikatlah kaki/kepala ayam dengan menggunakan tali nilon. Lalu lemparkan kepinggir-pinggir dermaga/daerah sekitar kita memancing. Oya, tips dari saya, anda perlu memberi bandul/pemberat pada daging sebab biasanya umpan daging baik ikan maupun ayam tidak bisa tenggelam. Bau daging ikan/ayam akan membuat kepiting mendekati umpan kita dan segera menariknya menuju lubang persembunyiannya. Nah saat kepiting menarik itulah tali nilon kita akan mengalami tarikan/strike.
Tali nilon yang terkena strike terlihat kencang dan saat ditarik akan terasa berat dan bila dilepaskan akan kembali kencang karena ditarik oleh kepiting. Saat itulah dengan perlahan tarik tali nilon sampai kepiting terlihat dipermukaan tetapi hati-hati jangan sampai kepiting tersembul dan terangkat diatas air, karena saat itu kepiting akan dengan segera melepaskan jepitannya dan lari bersembunyi. Tentu saat kita menarik tali nilon, jaring untuk menangkap kepiting telah kita rendam didalam air.Letakkan jaring tepat dibawah kepiting yang terus menjepit umpan kita dan tarik dengan segera tapi ingat jangan sampai kepiting berada diatas permukaan air.

Cara Memancing Ikan Sembilang




Ikan sembilang adalah ikan yang sering berdomisili di pinggir laut atau di muara sungai. Ikan ini hidup secara bergerombol dengan sekumpulannya. Sifat dari sembilang adalah sangat rakus sekali memakan semua apa yang bisa dimakannya. Tak heran jika untuk memancing ikan ini sangat mudah dibanding dengan memancing ikan jenis lain yang ada di pinggir laut.
 
Mancing sembilang kalau lagi musimnya gampang, biasanya kalau habis hujan dan air agak keruh bisa panen banyak. Untuk cara mancingnya bisa pakai dasaran timah di bawah rangkaian 2 sampai 3 kail/kumis. Umpang bisa udang kupas atau yangg lebih sip pakai udang hidup. Saya biasa mancing di bagan pinggir, kondisi pasang mau surut, dan pagi hari paling tepat untuk memancing.
Bisa juga mancing mania memancing sembilang dengan menggunakan umpan kepiting soka dengan cara langsung ditempelin ke hook. Jangan khawatir karena kepiting soka ini cangkangnya lunak. Tapi untuk mendapatkan kepiting soka agak susah karena harganya yang sedikit agak mahal. Ikan sembilang juga suka makan umpan berupa kerang putih dan cacing klelet.
Untuk mancing ikan sembilang mancing mania tidak perlu melempar umpan terlalu jauh, karena ikan ini biasanya bersembunyi di bebatuan, rumpon, tiang-tiang jembatan atau lainnya yang bersifat menahan arus. Mancing mania cukup menggunakan pemberat yang kecil dan melemparkannya ke pinggir dengan kedalaman sekitar 25-75 cm.
Saat menggunakan udang kupas ada kelemahannya yaitu setelah umpan dilempar maka sebelum ikan sembilang memakan umpan biasanya umpan udang kupas akan dimakan oleh ikan-ikan kecil. Disarankan bagi mancing mania untuk memancing dengan umpan udang lebih baik menggunakan udang hidup daripada menggunakan udang kupas.
Kalau mancing ikan sembilang sebelumnya lebih baik mancing mania bertanya-tanya dulu sama mancing mania yang sering mancing ikan sembilang di tempat itu dimana letak ikan sembilang sering didapatkan. Soalnya ikan sembilang itu seperti manusia yang mempunyai rumah tempat tinggal. Tapi rumah tinggal ikan sembilang itu didalam lumpur. Kalau sudah mengetahui letak-letak rumah ikan sembilang langsung dipancingi saja tempat itu. Hasilnya akan beda jika mancing mania memancing tanpa mengetahui letak rumah-rumah ikan sembilang.

Saturday, May 30, 2015

Teknik Memancing Dengan Menggunakan Umpan Spoon


Spoon dalam arti harafiahnya adalah sendok, namun dalam pemancingan laut umpan spoon dikenal sebagai umpan penarik perhatian ikan karena memiliki bentuk hampir sama dengan ujung sendok yang berbentuk lengkung. Biasanya spoon di buat dengan warna yang mengkilat dan bercahaya untuk memantulkan sinar matahari yang masuk dalam air. Pertama kali umpan spoon diketemukan oleh Julio T. Buel sekitar tahun 1848.

Bentuk umpan spoon tidak selalu sama persis seperti sendok makan yang kita kenal, namun juga berbentuk lempengan kecil yang rata dengan pola cekung kecil di seluruh permukaannya juga ada. Namun secara garis besar penggunaan spoon dalam pemancingan adalah sama, yaitu sebagai umpan yang fungsinya memantulkan cahaya matahari yang diterimanya dengan pola acak sehingga menarik perhatian ikan yang memakannya.

Bentuk umpan spoon ini sekarang juga dimodifikasi menjadi berbagai bentuk bukan hanya bentuk elipse seperti yang kita kenal namun juga memiliki bentuk segitiga dan macam-macam bentuk lain. Sekarang ini umpan spoon juga divariasikan dengan aneka bahan yang berwarna cerah yang terbuat dari latex dan ada yang mengkombinasikan dengan bahan dari bulu serta macam-macam bahan lain yang tentu saja membuatnya lebih atraktif dalam menarik perhatian ikan.

Umpan spoon juga merupakan umpan favorit dalam pemancingan sistem trolling, karena bahan pembuatnya yang biasaya tipis dan ringan serta menarik. Dengan dukungan kecepatan perahu yang berjalan dengan kecepatan yang tepat umpan ini aan dapat melayang dan menghasilkan pantulan cahaya yang menarik ikan-ikan monster seperti Baracuda dan ikan Marlin.

Penggunaan rangkaian umpan spoon dalam pemancingan sebaiknya menggunakan tambahan serat baja pada ujung senar agar sebagai penguat pada saat digigit oleh ikan predator, Mengingat tajamnya gigi ikan ini. Di rangkaian itu pula anda dapat menambahkan trebel hook sebagai pengait ikan. Dalam pemancingan casting yang mencari spot yang dalam, bisa saja anda menambahkan pemberat untuk membuat umpan spoon tetap melayang dan tidak mudah ikut arus air yang deras.

Perawatan umpan spoon ini setelah pemancingan laut adalah dengan merendamnya dalam air terlebih dahulu untuk menghilangkan sisa-sisa garam yang menempel di permukaan spoon dan kemudian baru memolesnya dengan lap bersih yang menyerap air sehingga bebas dari titik air. Anda dapat pula memolesnya dengan berbagai obat pengkilap untuk mendapatkan pantulan warna yang lebih mengkilat, namun sebaiknya tidak terlalu sering agar tidak merusak lapisan monelnya.

Teknik Memancing Ilegal Dengan Pukat Harimau / Bottom Trawling




Bottom trawling merupakan cara memancing dengan menggunakan pukat, yang berupa jaring ikan dengan jangkauan yang luas dan lebar. Jaring yang dipasang pada teknik bottom trawling dipasang di sepanjang dasar laut (bottom) sampai kedalaman tertentu yaitu untuk menangkap ikan demersal yaitu ikan-ikan yang mencari makan di dasar perairan maupun ditengah perairan. Ikan yang ditangkap dengan cara bottom trawling bisa beraneka macam karena penggunaannya di dasar perairan yang merupakan jalur ikan mencari makan.

Jaring pukat bottom trawling dipasang rendah di dasar perairan dengan kedalaman yang cukup dalam di dalam perairan dan ditarik oleh kapal pukat baik dengan sistem 1 kapal maupun 2 kapal join menjadi satu. Kapal yang dipakai biasanya yang memiliki daya yang cukup kuat sampai lebih dari 10.000 HP sehingga mampu menarik bottom trawling tanpa kesulitan.
Jaring pukat bottom trawling menangkap hampir semua jenis ikan di daerah dasar perairan seperti ikan cod, cumi, udang dan berbagai ikan yang hidup di karang-karang. Ikan besar dan kecil serta berbagai macam molusca biasanya ikut terbawa oleh jaring pukat ini. Hampir semua spesies yang kecil yang terkena jaring pukat ini tidak mampu meloloskan diri dari jaring pukat bottom trawling mengingat kecilnya lubang jaring yang ada.
Kehancuran suatu ekosistem di suatu perairan menjadi ancaman penggunaan bottom trawling. Banyak ikan besar dan kecil yang tidak bisa meloloskan diri, dan akhirnya diambil sebagai komoditi meskipun harganya sangat murah. Dengan diambilnya semua jenis ikan bahkan dari berbagai umur, menyebabkan daur hidup ikan menjadi terganggu dan menjadi rusak.
Belum lagi kerusakan yang ditimbulkan jaring tersebut jika menghantam terumbu karang dan merusaknya, maka konservasi terumbu karang menjadi terganggu. Terumbu karang yang menjadi tempat hidup banyak spesies ikan menjadi terancam dengan adanya jaring pukat yang kuat melewatinya dan menghancurkannya.
Di beberapa negara penggunaan bottom trawling beberapa sudah diawasi, pengawasan terutama dari jenis dan bentuk jaringnya apakah sudah sesuai dengan standard penangkapan ikan. Besar lubang jaring merupakan faktor penentu besaran ikan yang akan ditangkap. Namun lebih banyak negara yang melarang jenis pukat bottom trawling digunakan sebagai cara penangkapan komersialnya. Mengingat banyaknya kerugian yang ditimbulkannya dibandingkan dengan keuntungan yang didapatkannya.
Kerusakan lingkungan memang merupakan hal yang patut diwaspadai oleh para nelayan profesional, mengingat masa depan industri perikanan di masa depan, semoga para pemancing pun memperhatikan konservasi lingkungan dengan menggalakkan program “catch and release” bagi ikan-ikan yang termasuk langka. Termasuk penggunaan cara-cara penangkapan ikan yang selalu memperhatikan kelestarian lingkungan demi anak cucu kita kelak.

Pengaruh Fase Bulan Terhadap Memancing




Apa & Bagaimana Pengaruh Fasa Bulan Dalam Kegiatan Mancing ?
Semua pemancing tahu, bahawa waktu mancing terbaik adalah pada saat ikan aktif mencari makan. Biasanya pada saat matahari terbenam atau matahari terbit. Tapi yang sering terlewatkan adalah periode bulan terbit dan bulan terbenam yang waktunya bisa terjadi setiap waktu (siang atau malam). Sudah lama ditengarai bahwa periode tersebut ditambah lagi dengan fasa bulan (moon-phase) berpengaruh pada aktifitas ikan, misalnya, masa memijah, masa bertelur dan dalam hal ini termasuk juga masanya beraktifitas berburu mangsa.
Dengan mengerti konsep di atas dan kemampuan memprediksi waktu matahari terbit/terbenam dan waktu bulan terbit/terbenam bersamaan dengan prediksi fasa bulan baru/bulan mati (new moon) atau bulan purnama (full moon), kita dapat meningkatkan kemungkinan perolehan ikan pancingan. Tentu saja kalau ikannya masih ada di sana.


Memilih Waktu Mancing Terbaik
Sebenarnya tidak sesulit yang kita bayangkan, masalahnya hanya apakah kita bisa mengetahui dengan persis kapan waktu matahari dan bulan akan terbit atau terbenam. Ikan akan paling aktif selama 90 menit di sekitar keempat titik waktu tersebut (matahari terbit dan terbenam serta bulan terbit dan terbenam. Artinya 45 menit sebelum dan setelah keempat even harian ini.
Mancing disekitar keempat periode harian ini akan membantu perolehan kita, tapi seandainya kita dapat merencanakan dengan baik waktu mancing kita pada hari-hari sekitar Bulan Baru/Mati atau Bulan Purnama dan memanfaatkan keempat periode waktu di atas, hasilnya pasti akan lebih baik. Jika Anda terpaksa memilih antara Matahari Terbit/Terbenam atau waktu Bulan Terbit/Terbenam, pilih saja waktu Bulan Terbit/Terbenam, karena bulan pengaruhnya lebih besar dari pada matahari.
Semua penggiat berburu mahfum bahwa baik binatang buruan maupun ikan buruan sangat aktif pada menjelang subuh atau magrib, saat matahari terbit/terbenam, tapi aktifitas mereka sewaktu bulan terbit/terbenam kurang terlacak, karena saat bulan terbit/terbenam tidak mengakibatkan perubahan cahaya yang bermakna seperti pada waktu matahari tebit/terbenam. Terbit dan terbenamnya bulan pada fasa bulan baru (new moon) tidak akan kasat mata juga mendung sering menyembunyikan bulan. Tanpa mengetahui prediksi waktu terbit dan terbenam, kedua periode puncak dalam memancing ini akan terlewati setiap harinya.


Pengaruh-Pengaruh Lainnya
Sewaktu merencanakan mancing berdasarkan fasa bulan ada beberapa hal yang harus diperhitungkan juga, yaitu:

1. Cuaca
Perubahan cuaca, mempengaruhi kegiatan makan ikan. Tepat sebelum atau sesudah hujan-angin yang besar dan kalau waktu itu kita berada di sana, maka kita akan berpesta besar.

2. Musim
Ikan akan sangat “galak” sewaktu perubahan musim, di negara yang mempunyai empat musim, waktu perubahan dari musim Dingin ke musim Semi atau dari musim Panas ke musim Gugur tercatat sebagai waktu terbaik untuk mancing. Untuk kita di Indonesia, mestinya terjadi di setiap penghujung musim (kering dan hujan) yang (mestinya) terjadi di sekitar September/Oktober dan April/Mei.
Bagikan!

Memancing Dengan Teknik Catch & Release





Teknik catch and release adalah teknik menangkap ikan sewaktu memancing yang memperhatikan kelestarian lingkungan. Memancing dengan teknik ini akan menjaga kelestarian lingkungan dikeranakan kelangsungan daur kehidupan ikan dapat terpelihara dengan sempurna, setiap ikan terutama yang akan beranak akan dapat melanjutkan daur kehidupan secara sempurna.

Teknik catch and release adalah sebuah komitmen yang dapat dilakukan oleh para pemancing untuk ikut menjaga kelestarian lingkungan yang memang sekarang ini sudah sangat terganggu dengan adanya penangkapan ikan komersial yang besar-besaran sekaligus polusi air dan lingkungan yang cukup parah sehingga kehidupan berbagai macam ikan terganggu dan dimungkinkan jumlah berbagai ikan pancingan di alam liar menjadi berkurang secara pesat.
Pada saat memancing kita sedang menggunakan barang-barang yang berbahaya bagi kelangsungan hidup ikan dan hewan air lainya. Oleh karena itu kita harus menggunakannya dengan bijak dan berhati-hati agar kelangsungan hidup ikan dan hewan air lain tetap terjaga kelestariannya. Terutama bagi anda pemancing di sungai atau tempat-tempat alami lainnya, sehingga kelak anak cucu kita masih bisa merasakan sensasi mancing ikan di alam liar.
Cara memancing dengan memperhatikan semangat catch and release yakni dengan melepaskan ikan tangkapan anda setelah anda mendapatkannya. Ikan tangkapan dapat anda foto untuk keperluan dokumentasi tapi anda tidak boleh membunuhnya. Dengan melepaskan ikan yang sudah anda tangkap, maka ikan tersebut dapat terus terjaga kelestariannya.
Hal yang paling mengasyikkan bagi para pemancing adalah ketika umpan disambar ikan dan bertarung dengan ikan itu untuk membawanya ke daratan. Namun hendaknya kita tidak berlama-lama bertarung dengan ikan, sehingga ikan tersebut dapat kembali sehat ketika kita merilisnya kembali ke alam bebas.
Memancing ikan merupakan sebuah aktivitas menyenangkan yang kaitannya dengan menangkap ikan, namun dalam beberapa hal, kelestarian lingkungan haruslah menjadi perhatian kita bersama sehingga hobby memancing masih boleh dilakukan oleh anak cucu kita berpuluh-puluh tahun lagi kerana kelestarian ikan sasaran pemancingan masih terjaga dengan baik. Dengan konservasi alam yang ketat maka kelangsungan hobby memancing kita akan lestari.
Teknik memancing catch and release dapat dilakukan pada pemancingan air tawar maupun pemancingan air laut. Mengingat banyak jenis-jenis ikan yang ada sekarang ini sudah termasuk ikan yang masuk kategori ikan langka. Berbagai jenis dan spesies ikan laut bahkan sekarang ini merupakan ikan yang langka.
Memang di negara kita pelaksanaan teknik catch and release ini masih belum popular mengingat kesadaran lingkungan kita yang masih rendah, namun jika kita para pemancing masih lagi prihatin dengan kelestarian lingkungan teknik catch and release akan membantu penyelamatan lingkungan sekitar.
Di beberapa klub memancing, ada yang menyarankan untuk menggunakan mata pancing yang tidak memiliki barb atau barbless. Barb adalah kait yang ada pada hujung mata pancing untuk menjaga ikan yang sudah tertangkap oleh pancing tidak sampai lepas. Penggunaan mata pancing barbless memang mengurangi sekali risiko kematian ikan hasil tangkapan anda, namun ada juga pendapat beberapa pemancing yang mengatakan jika mata kail tidak menggunakan barb, kemungkinan ikan sasaran dapat melepaskan diri dari kail akan mudah dan tentu saja peluang mendapatkan ikan juga semakin kecil.
Cara catch and release memang belum dijadikan aturan yang resmi di negara kita untuk konservasi alam, namun sebaiknya para pemancing sebaiknya menggunakannya sebagai salah satu bentuk kepedulian anda terhadap konservasi alam.

Cara Memancing Cumi dengan Menggunakan Capella / Squid Jig




Capella atau squid jig merupakan umpan buatan yang digunakan untuk memancing cumi. Mancing cumi menggunakan umpan capella/ udang-udangan merupakan cara yang paling menyenangkan untuk menangkap cumi dan juga lebih praktis. Capella terdiri dari 3 tipe, yaitu:

Floating (untuk menjangkau air dangkal)
Shallow (untuk menjangkau air sedang)
• Deep (untuk menjangkau air dalam)
  • Capela tipe FLOATING : Khusus untuk mencari cumi yang selalu berada di permukaan air atau untuk kawasan air sangat dangkal, dengan tujuan agar capela tidak menyangkut di karang. Cumi daerah ini rata-rata berukuran kecil sampai sedang. Ciri-ciri umpan floating adalah tidak memakai pemberat dan terkadang sih emang ada, namun kecil dan tipis.
  • Capela tipe SHALLOW : Berguna untuk mencari cumi yang selalu bermain di pertengahan air atau untuk kawasan air sedang (tidak sampai 3 meter), ukuran cumi di air ini kebanyakan masih hampir sama dengan air dangkal tapi lebih banyak dihuni cumi berukuran sedang. Sehingga capela ini ditempelin sebuah timah berukuran sedang.
  • Capela tipe DEEP : Tipe ini dapat menjangkau area yang luas mulai dari permukaan, pertengahan dan dalam. Karena pada saat retrieve tipe ini akan selalu berada di kedalaman setelah mendekat beberapa meter ke anda, barulah dengan perlahan capela tersebut main di pertengahan dan kembali ke permukaan.
Ukuran
Ukuran capela atau squid jig untuk mancing cumi terdiri dari beberapa ukuran, dan memiliki fungsi yang berbeda-beda tentunya. Untuk capela ukuran kecil pastinya juga ditujukan untuk cumi yang kecil, dan begitupun sebaliknya.
  • Ukuran 1 inchi : untuk cumi bayi
  • Ukuran 1,5 – 2 inchi : untuk cumi bayi-abg, sekitar ukuran 4 jari dewasa
  • Ukuran 2,5 inchi : untuk cumi ukuran sedang, namun terkadang cumi agak besar/monstero suka walau terkadang lepas
  • Ukuran 3 inchi : untuk cumi yang ukuran besar sekitar berat 500 gram – 2 kg
  • Ukuran 4 inchi ke atas : nah, ini jelas untuk cumi yang sangat besar, dan cara mancing cumi pun dengan teknik Trolling
 

• Teknik Mancing :
Umpan ini biasa lebih populer digunakan dengan cara/teknik casting, ukuran untuk casting mulai dari size 1” sd 3.5” dan jika lebih besar 4” ke atas lebih efektif digunakan untuk trolling malam hari pada saat terang bulan.
• Target Cumi :
Cumi karang/calamari/juhi/bigfin, sotong, cumi jarum dan terkadang gurita.

• Warna :
Warna yang menjadi favorit adalah adalah yang cerah atau dominant orange, pink, blue, green dan kombinasi dari warna tersebut.

• Bahan Body :
  1. Plastik
  2. Fiber
  3. Kayu
• Tips :
1. Pada saat pertama kali casting gunakan dahulu mulai dari ukuran yang kecil, tujuannya adalah untuk mengetahui ukuran cumi yang ada di spot tersebut. Jika sudah diketahui ukuran cuminya maka sesuaikan umpan/capella dengan cumi tersebut, karena biasanya cumi kecil sangat jarang (takut) untuk memakan umpan yang lebih besar dari ukuran cumi sendiri.
2. Jika saat pertama kali casting tidak mendapat sambutan, usahakan ganti umpan/capella dengan warna lainnya dan jika strike gunakan capella tersebut seterusnya dan jika strike berkurang ganti kembali dengan warna lainnya.
3. Jika pada saat casting kondisi arus kencang gunakanlah capella yang bertimah berat atau capella untuk air dalam agar capela tidak melayang dan dapat menjangkau dasar air.
4. Jika casting atau trolling malam lebih efektif gunakan capella GID (glow in the dark).

Surfcasting Cara Memancing Paling Populer di Tepi Pantai




Casting fishing adalah teknik memancing dengan melempar kail ke tengah perairan dengan kekuatan yang maksimal untuk mencapai jarak terjauh dari pinggir perairan. Dengan kekuatan lemparan yang dimiliki oleh pemancing, ditambah dengan panjangnya joran yang digunakan seorang pemancing dapat menjangkau lebih dari 200 m dari garis pantai/ perairan. Kekuatan teknik pancing casting fishing terletak pada ketrampilan seorang pemancing yang dengan pengalamannya menggunakan gaya lentur dari joran, ditambah dengan berat dari timbal dan mata kail yang mampu melemparkan mata kail jauh ke tengah perairan untuk menjangkau lokasi strategis ikan pancingan.

Teknik casting fishing berkembang pesat di daerah yang memiliki pantai sebagai lokasi pemancingan, dengan teknik yang benar, melempar umpan ke tengah laut dapat dilakukan sebagai cara untuk menangkap ikan yang berada di pinggir pantai. Untuk mendapatkan ikan karang yang cukup besar, seorang pemancing diharapkan mencari perairan yang cukup dalam, dimana tempat tersebut biasannya ikan karang seperti kerapu, ikan kakap atu ikan roti mau berenang. Mengingat ikan ini biasanya hanya bisa ditangkap di perairan yang cukup dalam, kekuatan si pemancing sendiri untuk melempar mata kailnya sejauh mungkin akan menjangkau ikan tersebut di perairan dalam.
Teknik casting fishing juga dapat dilakukan di perairan tawar, di sungai-sungai besar, dimana para pemancing ingin bisa meraih ikan dengan jarak yang cukup jauh, dan dibutuhkan teknik memancing ini agar bisa mendapatkan ikan di perairan dalam, ikan patin di sungai besar, ikan tawes atau bader merah di perairan deras di sungai-sungai di Indonesia menggunakan cara memancing casting sebagai cara terbaik menangkap ikan.
Sering kita melihat orang memancing baik di perairan tawar maupun laut memancing dengan menggunakan teknik casting fishing ini sambil masuk kedalam air. Dengan cara masuk kedalam air, jangkauan mata kail akan semakin luas dan kemungkinan mendapatkan tempat terbaik lokasi ikan akan semakin besar. Dalam teknik memancing casting fishing cara ini sebaiknya anda juga memperhatikan beberapa alat keselamatan dan kenyamanan untuk memancing sehingga anda lebih leluasa saat memancing.
Gunakan sepatu boat untuk menjaga kaki anda dari batu-batuan atau kerikil dan batu tajam yang berada didalam air, sebaiknya anda memakai Waders boat atau baju anti air yang tingginya sampai ke dada, sebagai alat untuk menjaga kaki anda dan badan anda yang berendam di dalam air dari serangga penyengat atau dari ikan berbahaya seperti piranha (di Indonesia hampir tidak ada) atau menjaga tubuh anda supaya tetap hangat saat memancing.
Bawalah peralatan pancing secukupnya bersama anda di saku, peralatan pancing yang dimaksud adalah mata kail, senar, tempat ikan, umpan dan aneka peralatan kecil lain yang dibutuhkan misalnya dalam keadaan mendesak, kail anda tersangkut dan ingin menggantinya dengan yang baru, anda tidak perlu repot lagi untuk kembali ke darat sekedar untuk membetulkan mata pancing, atau mengganti umpan.
Gunakan alat pancing yang sesuai dengan kebutuhan anda, teknik casting fishing amat umum dijalankan oleh pemancing kawakan dengan menggunakan joran yang lentur serta reel atau gulungan otomatis yang dapat menarik umpan anda secara cepat. Semakin lentur sebuah joran dan ditambah pemberat yang pas akan mendapatkan jarak lemparan yang jauh, saya sendiri menggunakan cara mancing casting fishing hanya untuk lokasi perairan yang luas saja, karena kalau di kolam, atau di sungai biasanya saya menggunakan joran tipe antena sebagai senjata menangkap ikan. Dengan ukuran 3,6 m sudah menjangkau jarak yang cukup jauh kok. Karena lokasi pemancingan sungai di Jawa tidak terlalu lebar, dan jika di danau ikan perairannya biasanya gampang di pancing di pinggir perairan. Selamat memancing.

Cara Merawat Peralatan Memancing




Merawat alat-alat pancing adalah kegiatan yang sangat vital bagi para mancing mania, hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan performance alat-alat pancing agar selalu prima, serta agar peralatan tersebut tetap awet, apalagi bila anda menggunakan peralatan bermerk yang harganya cukup mahal. Meskipun saat ini sebagian besar peralatan pancing mengandung bahan steel yang anti karat namun bila tak terawat tetap saja akan mudah rusak dan berkarat.

Kegiatan perawatan alat pancing ini menjadi kesenangan tersendiri bagi para hobies mancing, dengan sering melakukan perawatan termasuk bongkar pasang maka anda akan sangat mengenali dan memahami secara mendetail cara kerja dan fungsi masing-masing bagian dari alat pancing tersebut.
Berikut beberapa tips yang dapat anda lakukan untuk memelihara alat-alat pancing, yaitu:

1. Pencucian Peralatan Pancing
Alat yang habis dipergunakan sebaiknya dicuci dengan air biasa, jangan dimasukkan ke air atau direndam, hal ini dapat mengakibatkan peralatan mudah rusak utamanya reel pada bagian Ball Bearingnya, yang lain bagian yang bisa berputar akan tidak lancar.
Bersihkan peralatan dari kotoran seperti pasir, lumpur dan zat-zat korosif seperti air laut yang dapat merusak kinerja mekanik mesin Reel Pancing. Kotoran seperti pasir dapat menghambat kinerja ball bearing sehingga dapat membuat kerusakan fatal yaitu rotasi putaran menjadi macet atau tidak bekerja dengan baik.
Khusus spool dan benang PE, atau braid lebih baik bila menggunakan air hangat. Cara terbaik yakni semua benang PE, atau Braid yang selesai anda pakai, pindahkan atau gulung ke penggulung lainnya. Ini juga akan membuat kita lebih mudah untuk membersihkan spool terlebih lagi bila anda jarang membuka benang hingga habis.

2. Penjemuran
Setelah dicuci, maka selanjutnya adalah mengeringkan dengan cara digantung. Pengeringan sebaiknya dilakukan ditempat yang tidak terkena terik matahari langsung, sebab akan mempercepat kerusakan alat tersebut. Bercak-bercak yang timbul setelah kering menandakan pencucian yang dilakukan kurang bersih.

3. Penyemprotan Cairan Kimia WD 40
Reel atau joran yang selesai dicuci dan kering perlu disemprot menggunakan cairan kimia WD 40. Setelah itu dibersihkan kembali dengan kain yang halus sampai benar-benar bersih.

4. Pemberian Pelumas
tak ada ketentuan pasti kapan harus memberikan pelumas pada alat-alat anda, yang pasti dilakukan secara rutin saat pelumas mulai hilang.
Dengan melakukan perawatan yang benar maka peralatan pancing anda akan selalu dalam permorma yang ideal, sehingga hobbi mancing anda akan memberikan kepuasan.

Tips Memancing Ikan Nila Yang Tidak Mau makan Umpan




Dewasa ini banyak jenis ikan nila, ada gips, nila biru, nila merah, nila batu, nila hitam dll. Ikan nila termasuk ikan predator dengan tingkat resistensi yang tinggi, ia bisa hidup dan berkembang pada perairan rawa, air payau di daerah pasang surut sampai di pegunungan, sebetulnya ikan nila bukanlah asli ikan Indonesia menurut beberapa teori ia berasal dari Afrika melintas laut sampai di Indonesia.

Mancing ikan nila gampang-gampang susah, kalau ia lagi mood begitu pancing dilempar langsung disogotnya sayangnya mood ikan ini tidak setiap waktu, kalau ia sedang mogok makan walaupun umpan kita lempar di depan mulutnya ia cuek aja, alih-alih makan umpan ia malah kabur, sungguh menjengkelkan, tapi kalau anda tau triknya ternyata mancing nila sangat mudah walaupun ia lagi mogok makan, mau tau triknya? bacalah dengan seksama petunjuk di bawah ini.

Trik mancing ikan nila yang lagi mogok makan:
  1. Pastikan sirkulasi air berjalan lancar, agar kadar oksigennya maksimal
  2. Buatlah kondisi air agar agak keruh sedikit
  3. Gunakan umpan cacing (dianjurkan pake cacing cau/ cacing yang hidup di pohon pisang yang sudah busuk) atau gunakan umpan lumut (sebelumnya lumut dicampur cuka dan garam)
  4. Pastikan joran anda mudah dilempar, jangan pakai bandul terlalu besar kecil aja agar waktu dilempar ikan tidak kabur
Cara mancingnya: Lemparkan kail melewati gerombolan ikan, pastikan sampai ke dasar, lalu tarik pelan-pelan, nah ketika kail ditarik pelan-pelan, maka cacing atau lumut akan bergoyang-goyang, goyangan ini menggoda ikan, maka dengan reflek ia akan menyambar umpan tersebut, dan secara otomatis ikan akan tersangkut kail, selamat mencoba.

Friday, May 29, 2015

Gambar Rangkaian Pancing dan Cara Memasang Umpan Hidup dan Mati

Gambar ilustrasi bagaimana rangkaian pancing beserta cara memasangnya pada umpan. baik umpan dalam kondisi hidup atau mati.

 










Thursday, May 28, 2015

Memancing Ikan baronang Dari Atas Kapal




Mancing baronang dari kapal memang tidak populer dan lebih sulit dibandingkan mancing baronang dari dermaga ataupun ngoyor. Salah satu tantangannya adalah ombak yang tak pernah membuat kapal diam yang membuat pemancing lebih sulit mengamati gerakan pelampung dan juga saat akan melakukan fight.

Memahami teknik ini sangat penting agar saat baronang di spot karang dangkal yang luas seperti di Pulau Pari, yang akan merepotkan jika dipancing dengan cara ngoyor, Anda tetap bisa menaikkan baronang. Berikut tips dari salah seorang pemancing baronang yang cukup kawakan Ikshan “Ichang” Setianto.
  • Tambatkan kapal (lego jangkar) dengan arah depan-belakang kapal mengikuti arah angin. Posisi spot baronang ada di sisi kanan/kiri kapal dengan jarak sepanjang ukuran tegeg (3-6 meter). Usahakan menggunakan jangkar depan & belakang agar posisi kapal tidak berubah (berpindah) dari posisi semula.
  • Atur posisi pemancing senyaman mungkin (stabil tidak miring / terlalu goyang) sehingga mudah mengakali jika berhasil strike/fight dan mengangkat ikan ke atas kapal.
  • Siapkan perlengkapan pendukung untuk melepaskan ikan dengan cepat & aman (kain lap atau sarung tangan) juga tang penjepit.
  • Bom spot baronang dengan menggunakan umpan bom yang sudah disiapkan sebelumnya (nasi, lumut, teritip, kerang, rebon, udang kupas, dll).
  • Memancing baronang dapat menggunakan teknik pelampung celup (mengapung/mengambang) ataupun teknik pelampung gantung. Teknik pelampung celup relatif lebih mudah dibandingkan dengan teknik pelampung gantung karena tidak begitu terpengaruh dengan goyangan kapal setiap saat.
  • Jika menggunakan teknik pelampung celup, amati setiap gerakan pelampung yang tidak biasa selain gerakan pelampung saat tersapu ombak (pelampung bergetar di permukaan air atau bahkan langsung tenggelam begitu umpan dimakan ikan). Gunakan pelampung khusus celup yang biasanya berukuran lebih besar & lebih lonjong serta lebih ringan.
  • Jika menggunakan teknik pelampung gantung, amati dengan lebih seksama lagi setiap gerakan pelampung yang mencurigakan (tidak biasa) karena pelampung akan selalu bergerak baik itu akibat goyangan kapal (pelampung bergerak vertikal-turun naik) atau akibat tiupan angin (pelampung bergerak horizontal-kiri kanan depan belakang). Gerakan pelampung saat umpan dimakan ikan pasti berbeda dengan gerakan pelampung akibat goyangan kapal maupun tertiup angin.
  • Jangan ragu2 untuk menggentak tegeg begitu ada gerakan yang mencurigakan (tidak biasa). Prinsip dasar mancing baronang yaitu GGB (Gentak Gak Bayar) masih terbukti mumpuni untuk teknik mancing dari kapal. Pemancing baronang biasanya sering “kecolongan” karena umpan sudah habis lebih dulu dimakan ikan tanpa sempat mendeteksi getaran pelampung yang terjadi. Karena mancing baronang darui perahu lebih sulit, prinsip GGB harus lebih sering dipraktekkan.
  • Jika suatu spot sudah dicoba beberapa lama dan kemungkinan tidak menunjukkan “tanda2 kehidupan”, jangan ragu2 untuk pindah spot lain yang mungkin lebih potensial.
  • Terakhir, siapkan segala keperluan logistik (makanan, minuman dll) bagi pemancing sehingga tidak “kapiran” (kelaparan & kehausan) saat sedang menikmati acara mincing yang “menantang” ini.