Memancing di dermaga / pelabuhan yang banyak kapal sandar dan berair keruh :
Udang hidup : Belilah
udang berukuran tanggung, caranya cukup menusukkan kail pada bagian
badan belakang dari udang tersebut, atau menyelipkan kail pada salah
satu sisi kulit udang sampai ujung mata kail keluar. Fungsiya adalah
agar udang tersebut tetap hidup walaupun di dalam air dan bisa
bergerak-gerak, sehigga menimbulkan daya tarik pada pemangsa. Biasanya
teknik menggunakan umpan ini bisa dilakukan dengan glosoran (keleman,
dasaran) dilempar jauh, dibawa jalan-jalan (berjalan secara perlahan
lahan mengitari dermaga) yang jarak kedalaman udang tersebut kurang
lebih 1/2 sampai 1 meter dari permukaan air, dan dibiarkan saja
(didiamkan) dengan menggunakan kambangan, yang jarak kedalamannya sama
dengan yang dibawa jalan-jalan tadi.
Udang mati : Belilah
udang yang masih segar alias tidak (putih) pucat, sehingga saat
dilemparkan dan didalam air tidak mudah hancur. Caranya cukup dikuliti
dulu sehingga tersisa badannya saja, buang kepala dan kulitnya.
Memasangnya cukup mudah, hanya memasukkan ujung mata kail mulai pangkal
kepala udang sampai dengan sapai dengan pangkal ekor, sehingga ujung
dari mata kail kita tidak terlihat dan udang tersebut mebikuti bentuk
dari mata kail alias masuk semua kedalam tubuh udang tersebut. Kalo cara
memancing menggunakannya umpan ini adalah cukup dengan glosoran
(keleman, dasaran) dilempar jauh.
Kelelet : Ini seperti
lintah tapi panjang seperti cacing, apabila dia merasa terdesak akan
menyemburkan lendir kental yang lengket, tapi jangan khawatir karena
hewan ini tidak berbahaya. Caranya cukup simpel, pertama tarulah kelelet
tersebut di atas kain kering (kainnya terserah yang penting kering)
lalu sebelum memotong kecil-kecil seukuran permen, potonglah dulu bagian
kepalanya agar dia segera menyemburkan lendir dan kalian tidak
susah-susah apabila dia sedang menyemburkan lendirnya, karena lendir
kelelet ini hanya sekali dikeluarkan dan tidak mempunyai cadangan lagi.
Setelah keluar lendir tersebut barulah anda memotong kecil-kecil kelelet
tersebut, lalu tancapkan pada kail. Cara memancingnya sama dengan yang
menggunakan udang mati.
Nener (bibit bandeng), zan-zan (seperti ikan blodok), anakan ikan gereh : Cara
memasangkan kekailnya hampir sama dengan umpan kita menggunakan udang
hidup tadi dan kadang juga ada yang menancapkannya di bawah pelipis
(diatas) bola mata ikan tersebut sampai sampai tembus kanan kiri dan
jangan sampai terkena bola mata ikan tersebut, karena itu akan membuat
daya tahan ikan tersebut untuk hidup lebih sedikit. Dan cara
memancingnya cukup dengan dibawa jalan-jalan (berjalan secara perlahan
lahan mengitari dermaga) dengan jarak kedalaman udang tersebut kira-kira
kurang lebih 1/2 sampai 1 meter dari permukaan air, dan dibiarkan saja
(didiamkan) dengan menggunakan kambangan, yang jarak kedalamannya sama
dengan yang dibawa jalan-jalan tadi.
Ikan Banyar : Umpan
model ini membutuhkan waktu dalam memproses untuk dijadikan umpan.
Caranya pisahkan daging ikan tersebut dengan duri bagian tengahnya saja
lalu keringkan selama 3 hari. Setelah kering dan berbau amis tadi
barulah kita potong kecil-kecil memanjang. Cara menggunakan dan
memancingnya sama dengan yang menggunakan udang mati dan kelelet yang
tadi yang sudah dijelaskan.
Untuk rangkaian, biasanya kalau kita
menggunakan umpan mati adalah sama dengan rangkaian yang kita gunakan
saat memancing bandeng (dengan rangkaian kurang lebih 3 mata kail
menggantung dan pemberat paling bawah sendiri), cuma ukuran mata kailnya
saja yang memancing di laut ini agak besar, kira-kira berukuran 7
sampai dengan 10 dan menggunakan pemberat berupa timah yang besar agar
tidak terseret arus dalam air laut. Sedangkan yang menggunakan umpan
hidup, hanya meggunakan 1 (satu) mata kail saja berukuran 8
sampai 10 dan menambahkan kawat seling (kawat serabut kecil yang sudah
dirajut) biasanya banyak dijual di toko pancing, ukurannya disesuaikan
dengan mata kail. Jadi cara pemasangannya “senar pancing dihubungkan
seling dahulu, baru mata kailnya” bila perlu gunakan pelampung (timbulan).