-----------------------

Sunday, May 31, 2015

Sarana Yang Dibutuhkan Untuk Memancing Di Laut




Kegiatan memancing di laut disamping sebagai sumber mata pencarian bagi nelayan dapat juga digunakan sebagai kegiatan wisata atau hiburan bagi orang-orang tertentu yang mempunyai hobi memancing. Bahkan, ada yang menggolongkan memancing sebagai kegiatan olah raga dan dapat dilombakan seperti jenis olah raga lainnya.
Beberapa tahun terakhir ini memancing di laut sebagai sarana wisata bahari terus digalakkan. Kegiatan ini ditujukan untuk menunjang pariwisata bahari di Indonesia. Bahkan, sering di lakukan lomba yang bersifat lokal ataupun nasional. Lomba internasional baru diselenggarakan pada tahun 1992 dan mengambil lokasi di perairan Manado dan Selat Sunda.
Dengan diadakannya lomba memancing di laut, diharapkan wisatawan dari mancanegara tertarik untuk berkunjung ke Indonesia. Mereka, disamping menikmati keindahan pantai dan dasar laut negeri ini, dapat juga menyalurkan hobi memancingnya.

SARANA
Beberapa sarana harus dilengkapi sebelum memancing di laut. Sarana yang diperlukan tergantung pada lokasi pemancingannya. Di perairan dekat pantai misalnya, tentu tidak dibutuhkan kapal. Disini hanya perlu pancing dan perlengkapannya. Lain lagi dengan memancing di perairan yang jauh dengan pantai, sarana kapal mutlak diperlukan. Tanpa adanya kapal mustahil kita dapat melakukan pemancingan di laut lepas yang mempunyai kedalaman puluhan bahkan ratusan meter.

1. Kapal
Sebenarnya semua jenis kapal dapat di gunakan untuk memancing di laut asalkan laik laut. Meskipun demikian, ada kapal-kapal khusus yang memang didesain untuk keperluan rekreasi termasuk memancing. Jenis kapal ini umumnya lebih nyaman dibanding kapal nelayan, tetapi sudah barang tentu ongkos sewanya cukup mahal.
Kapal yang khusus disewakan untuk rekreasi atau memancing umunya berukuran kecil, antara 10-20 groos tone (GT), dan terbuat dari bahan fiberglas. Kapal seperti ini di lengkapi peralatan navigasi seperti peta, kompas, alat pengukur kecepatan angin, dan sebagainya. Bahkan, ada yang mempunyai alat navigasi canggih seperti alat pengukur kedalaman yang otomatis (echosounder) dan alat penentuan posisi laut yang dikenal dengan sebutan GPS (Global positioning system).
GPS dapat digunakan untuk menentukan posisi kapal dilaut (beberapa derajat bujur dan lintang). Dengan alat ini, kemungkinan kapal tersesat di laut menjadi kecil. Di samping itu, pemancing juga dapat menandai lokasi dimana pernah tertangkap jenis ikan tertentu pada suatu perairan.
Demi kenyamanan dan keselmatan memancing di laut, alangkah baiknya jika kapal dilengkapi dengan atap atau tenda agar pemancing tidak kehujanan atau kepanasan. Atap ini dapat di pasang secara permanen atau sementara. Atap demikian biasanya dibutuhkan bagi kapalsewaan dari nelyan yang memeng bukan didesain untuk kebutuhan rekreasi, sedangkan kapal untuk rekreasi umumnya sudah dilengkapi dengan atap.
Biaya untuk memiliki sebuah kapal memang cukup mahal apalagi jenis kapal rekreasi. Meskipun demkian, bagi yang mempunyai hobi rekreasi di laut, termasuk pemancing, tidak perlu berkecil hati. Kapal untuk keperluan memancing dapat disewa di tempat penyewaan, terutama di tempat rekreasi, misalnya Ancol, Pelabuhan Ratu, Anyer dan Manado. Ongkos sewa kapal seperti ini mencapai ratusan sampai jutaan rupiah setiap harinya, tergantung ukuran dan kenyamanan kapalnya.
Apabila kita memancing di daerah yang bukan tempat rekreasi, kita dapat menyewa perahu atau kapal nelayan setempat. Ongkos sewa perahu nelayan tentunya lebih murah, juga tergantung pada besar kecilnya kapal. Sebagai contoh, di daerah Labuan, Jawa Barat, ongkos sewa kapal motor antara Rp 50.000,00-Rp 200.000,00 per hari. Ongkos ini tidak termasuk bahan bakar dan upah nelayan yang bertindak sebagai pemandu.

2. Pancing
Semua jenis pancing dapat digunakan untuk memancing di laut. Untuk memancing di dekat pantai, dapat digunakan pancing tegeg, golong, spining, maupun bait casting. Untuk memancing di laut dalam bisa digunakan golong, spining, atau bait casting.

3. Sabuk tempat joran
Sabuk ini bisa terbuat dari plastik atau sejenis parasut. Pada bagian tengahnya dilengkapi lobang sebagai tempat untuk meletakkan pangkal joran (rod holder). Pemancing memakai alat ini pada saat menghajar ikan. Saat menarik ikan, pangkal joran dimasukan kedalam lubang sabu, baru gulungan yang ada di joran diputar berlahan-lahan sehingga tali pancing akan menggulung dan ikan akan mendekat pada lambung kapal. Sabuk seperti ini diperlukan untuk memancing di laut lepas, terutama untuk pancing tonda yang menggunakan joran.

4. Ganco dan serok
Ganco diperlukan untuk memudahkan mengangkat ikan besar seperti marlin, tuna, atau layaran yang dipancing dari laut lepas. Jenis ikan ini sulit dinaikan ke atas kapal dengan menggunakan tangan karena disamping berat, tenaga yang dimiliki juga kuat sehingga membahayakan pemancing.
Ganco berbentuk seperti alat pengait yang ujungnya dibuat tajam dan berbentuk melengkung. Tangkai ganco bisa dibuat dari kayu sepanjang maksimum 2,43 m. Demi keamanan, tangkai ganco bisa diikat dengan tali pengaman. Tali ini berfungsi sebagai pengaman. Apabila ikan tangkapan lepas bersama ganconya, tali pengaman masih berada di kapal sehingga mudah ditarik kembali. Panjang tali ini menurut aturan game fishing tidak melebihi 9,14 m.
Serok umumnya digunakan untuk mengangkat ikan kecil yang dipancing di perairan pantai yang dangkal. Serok dibuat dari jaring bermata kecil 2-2,5 cm dan dibentuk seperti kantong. Mulut serok diberi kerangka besi berbentuk bundar. Untuk memudahkan penggunaannya, serok dilengkapi dengan tangkai kayu sepanjang 1-1,5 m.

5. Tempat menyimpan ikan
Agar ikan hasil pancingan tidak mudah busuk, perlu disediakan tempat penyimpanan khusus. Untuk pemancingan yang dilakukan kurang dari satu hari atau beberapa jam saja, ikan bisa disimpan/ diletakkan pada kantong jaring atau anyaman bambu yang dinamakan kepis. Alat ini dilengkapi dengan tali dan dimasukkan ke dalam air sehingga ikan yang tertangkap bisa tetap segar. Peralatan ini sering digunakan untuk pemancingan diperairan dekat pantai seperti di dermaga.
Untuk pemancingan di perairan lepas pantai yang menggunakan kapal dan membutuhkan waktu lebih dari satu hari, perlu adanya tempat khusus untuk menyimpan ikan hasil pancingan. Untuk kapal yang telah dilengkapi palka ikan (tempat untuk menyimpan ikan), ikan langsung dimasukkan ke tempat tersebut. Untuk kapal kecil yang tidak dilengkapi palka, bisa menggunakan kotak pendingin (cold box). Alat ini dapat digunakan untuk menyimpan es dalam waktu yang agak lama. Dengan demikian, ikan yang dimasukan ke dalam kotak ini tidak akan membusuk. Ada beberapa ukuran cold box di pasaran, yaitu 0,5 m3, 0,75 m3 dan 1 m3.

6. Umpan
Umpan berfungsi untuk memikat ikan agar terkait pada mata pancing. Terkaitnya ikan terhadap umpan disebabkan oleh rangsangan berupa bau, rasa, bentuk, gerakan dan warna. Umpan yang digunakan untuk memancing ikan di laut berbeda dengan umpan yang digunakan untuk memancing ikan di air tawar.
Umpan yang sering digunakan untuk memancing ikan di laut ada beberapa macam, yaitu umpan palsu atau tiruan dan umpan sungguhan (baik yang hidup maupun yang mati).

a. Umpan palsu/ tiruan
Umpan tiruan lebih dikenal dengan sebutan lure, dapat terbuat dari plastik atau bulu binatang. Untuk mengelabuhi ikan, ada berbagai macam bentuk umpan tiruan, antara lain berbentuk ikan kecil dan cumi-cumi. Umpan tiruan ini umumnya berwarna menarik sehingga mudah dilihat ikan karena daya penglihatannya di dalam air cukup tajam.
Kemampuan ikan untuk melihat suatu benda di dalam air tergantung pada aktivitas retina matanya. Pada retina mata ikan terdapat rod dan cone yang mampu menyerap cahayadengan baik. Oleh sebab itu, pemilihan warna umpan tiruan sangat menentukan keberhasilan memancing di laut. Umpan tiruan yang berwarna mencolok seperti merah, orange, jingga lebih baik digunakan pada saat perairan air keruh. Sedang umpan tiruan warna perak, hitam, biru atau hijau digunakan jika air laut jernih. Disamping itu tergantung juga dari jenis ikan yang menjadi sasaran. Sebagai contoh, untuk menangkap ikan tuna dan cakalang dengan tonda, penggunaan umpan tiruan berwarna merah dan biru ternyata lebih baik daripada umpan berwarna kuning. Pemakaian umpan tiruan lebih banyak digunakan pada teknik menonda (trolling).
Pemasangan umpan tiruan harus menjadi satu dengan mata pancing. Pada satu umpan tiruan kadang-kadang dapat menggunakan lebih dari satu mata pancing. Untuk umpan tiruan yang berbentuk cumi-cumi, posisi mata pancing harus terletak di dalam rumbai-rumbainya. Pemasangan mata pancing tidak boleh terlalu menonjol ke luar. Dengan cara seperti ini, saat umpan dimakan ikan, mata pancingnya pun akan ikut termakan.
Untuk satu buah umpan yang menggunakan dua buah mata pancing, jarak pemasangan mata pancing pertama dan kedua tidak boleh terlalu rapat atau terlalu renggang. Jarak optimumnya kurang lebih sepanjang tinggi mata pancing.

b. Umpan hidup
Memancing di laut dapat juga menggunakan umpan hidup berupa ikan kembung atau banyar. Ikan umpan ini dapat dibeli pada nelayan yang melakukan penangkapan ikan dengan alat tangkap sero atau bagan. Ikan umpan yang masih hidup disimpan di tempat khusus yang di dalamnya dapat diisi air laut. Kalau sirkulasi airnya bagus, aikan umpan ini mampu bertahan agak lama, sampai beberapa jam. Ukuran ikan yang digunakan untuk umpan induk beratnya sekitar 200 gram.
Cara pemasangannya, mata pancing dikaitkan pada punggung ikan yang masih hidup. Ikan yang masih mampu bergerak ini kemudian dilepas ke laut. Ikan umpan akan berenang ke sana ke mari sehingga mampu menarik perhatian ikan-ikan besar untuk memakannya. Cara pemancingan dengan menggunakan umpan hidup sering digunakan pada pemancingan dengan cara “ngocer”.

c. Umpan mati
Pemakaian umpan sungguhan yang telah mati dapat berupa ikan, cumi-cumi, udang atau cacing laut. Umpan tersebut dapat digunakan dalam bentuk utuh ataupun dipotong-potong. Hal ini tergantung pada ukuran pancing yang digunakan dan jenis ikan yang menjadi sasaran. Untuk memancing ikan kecil di dekat pantai, digunakan umpan yang telah dipotong dalam ukuran kecil, sedangkan untuk memancing ikan besar di tengah laut, bisa digunakan umpan dalam bentuk utuh.
Tertariknya ikan pada umpan ini kemungkinan disebabkan adanya rangsangan berupa bau. Jenis umpan ini umumnya digunakan untuk pemancingan di dasar atau di dekat pantai. Umpan ini dapat dibeli di tempat pendaratan ikan atau pasar setempat. Untuk umpan yang masih utuh berupa cumi-cumi atau udang, mata pancingnya dapat langsung dikaitkan pada badannya. Khusus umpan berupa ikan, mata pancing lebih baik dikaitkan pada mata ikan tersebut. Sebelum ikan digunakan untuk umpan, isi perutnya bisa dikeluarkan dulu atau dibiarkan utuh.

7. Rumpon
Rumpon adalah suatu benda yang sengaja dipasang oleh manusia di suatu perairan atau di laut yang berfungsi untuk mengumpulkan ikan sebelum dilakukan penangkapan atau pemancingan. Pemakaian rumpon untuk usaha perikanan sudah lama dilakukan oleh nelayan kita, namun untuk kebutuhan pemancingan sebagai hobi atau sport masih jarang dilakukan. Dengan bantuan rumpon kita akan lebih pasti untuk mendapatkan lokasi pemancingan yang ada ikannya.
Satu unit rumpon dapat terdiri dari pelampung, tali-temali, alat pengumpul ikan, dan jangkar atau pemberat. Bahan pelampung dapat berupa rakit bambu, pelampung plastik, atau drum. Daun kelapa atau ban-ban bekas dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengumpulkan ikan. Tali-temali dapat dibuat dari tali ijuk tau tali polyetilen/ plastik. Sedangkan sebagai pemberat dapat menggunakan jangkar besi, batu, atau semen beton.
Dilihat dari posisi pemasangan alat pengumpul ikannya, rumpon dapat digolongkan menjadi tiga jenis: rumpon lapisan permukaan, rumpon lapisan tengah rumpon dasar. Ada beberapa alasan mengapa ikan tertarik pada rumpon, diantaranya rumpon dapat digunakan sebagai tempat berlindung ikan dan berkumpulnya makanan. Dengan adanya rumpon, banyak plankton yang menempel atau hidup disekitarnya sehingga dapat menarik ikan-ikan kecil. Pada akhirnya jenis ikan besar akan datang untuk memakan ikan kecil tersebut.
Pemancingan di sekitar rumpon memang belum banyak dilakukan terutama untuk pemancingan ikan yang hidup dekat permukaan. Meskipun demikian, untuk pemancingan ikan dasar, sudah banyak yang memanfaatkan rumpon seperti yang dilakukan pemancing-pemancing di perairan Kepulauan Seribu. Pemancing disana memanfaatkan becak-becak bekas yang dibuang ke laut sebagai rumpon.
Dengan adanya rumpon, kita tidak akan kesulitan mencari lokasi pemancingan. Disekitar rumpon kita dapat melakukan segala macam teknik pemancingan baik memancing di dasar, di lapisan tengah, maupun di permukaan.