-----------------------

Friday, March 7, 2014

Patin Si Hiu Air Tawar



Patin mempunyai bentuk tubuh memanjang dan melebar dan tak bersisik. Ia juga memiliki sirip punggung yang keras dan meruncing, demikian pula di kanan kiri ekornya. Ekor dari patin berbentuk huruf V simetris dengan ujung-ujungnya meruncing. Kepalanya relatif kecil dan gepeng dengan mulut lebar di bagian bawah serta ditumbuhi sungut. Sedangkan warna tubuhnya biru kehitaman di bagian punggung dan putih keperakan di bagian perutnya. Patin termasuk dalam jenis carnivora, yakni mengkonsumsi ikan-ikan kecil, udang, cacing dan binatang air lainnya. Patin hidup di sungai mulai dari hulu hingga ke hilir dekat dengan muara, rawa-rawa atau danau. Dan Patin lebih menyukai kondisi air yang berarus tenang daripada berarus deras. Sifat buas ikan ini mirip dengan ikan hiu di laut, karenanya orang barat menyebutnya dengan shark catfish atau fresh water shark. Di Indonesia Patin mempunyai banyak kerabat dekat, antara lain ikan juaro, lawang dan lain-lainnya yang semuanya memiliki nama depan sama yaitu “pangasius”. Karena Patin mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, kini banyak orang yang membudidayakannya dengan berbagai sistim, antara lain dengan kolam dan keramba. Sedangkan yang hidup di habitat aslinya saat ini makin berkurang. Hal ini karena tidak adanya keseimbangan antara populasi dan usaha penangkapannya.


Cara Memancing Patin Untuk mendapatkan Patin yang mempunyai ukuran besar, hanya bisa ditemukan di sungai-sungai besar seperti Barito, Kapuas, Kahayan, Mahakam dan lainnya. Demikian pula untuk memancingnya, perlu kesabaran dan ketekunan ekstra, karena Patin memang agak sulit untuk dipancing. Tetapi justru makin sulit dipancing merupakan tantangan yang ingin ditaklukkan oleh pancinger sejati. Karena apabila hal itu dapat dilakukan dengan berhasil merupakan kepuasan tersendiri yang mempunyai nilai tinggi. Patin lebih menyukai berada di bebatuan dasar sungai karena di sini biasanya banyak bersembunyi ikan-ikan kecil dan udang yang merupakan makanannya. Namun demikian ia pun sering memburu mangsanya baik di permukaan maupun pertengahan air. Dengan bentuk tubuhnya yang streamline mirip torpedo, Patin perenang yang handal. Untuk memancingnya, ikan yang ukuran relatif kecil dapat menggunakan peralatan tradisional dengan joran bambu. Namun diperlukan juga piranti modern bila targetnya ikan berukuran besar. Gunakanlah joran teleskopik atau two pieces rod dengan ril. Mata kail bernomor 10 dan kenur berukuran 20 lbs dengan timah berbentuk kerucut atau bulat tanpa pelampung. Semuanya itu bukan merupakan ketentuan baku yang mutlak. Untuk menentukan umpan yang akan digunakan, terlebih dahulu harus diketahui makanan utama ikan ini. Adapun Patin yang termasuk dalam jenis carnivora, sebagai umpan memancing sebaiknya digunakan udang atau cacing walau kemungkinan penggunaan umpan lain pun tetap ada, seperti hati ayam, jeroan ikan dan lain-lain. Bahkan yang unik adalah yang dilakukan pancinger Patin di wilayah Hulu Kalimantan Selatan, mereka menggunakan potongan pisang awa (pisang yang banyak bijinya) yang mengkal masaknya untuk umpannya. Justru cara ini yang membuat keberhasilan mereka dalam memancing Patin relatif besar. Hal ini merupakan sesuatu yang bertentangan dengan teori yang mengatakan Patin adalah golongan carnivora. Percaya atau tidak pancinger dapat membuktikannya dan menyaksikannya sendiri.*^^BS

Mancing Jigging Sport Fishing Sejati.



Apa itu jingging? Jigging adalah memancing ikan di kedalaman dengan mempergunakan metal jig (lure . red. umpan buatan) sebagai pengganti live bait (red. umpan hidup) dan digerakkan secara vertical. (“Move up and down in quik, jerky way”, AS Homby, Oxford Advanced Learners’ Dictionary of Current English, 1983: p456).
Peralatan Jigging Metal jig, ril, kenur, kenur lider / tali pandu, swivel (kili-kili) dan split ring, kail, gimbal (sabuk ajar).

Metal jig Biasanya disesuaikan dengan kemampuan joran (rod) yang digunakan, kedalaman dari lokasi dan kuatnya arus di lokasi. Warna tidak berpengaruh, yang penting mudah dilihat/ menarik perhatian ikan. Makin dalam kita jigging sebaiknya menggunakan umpan yang berwarna terang/berpendar (fluorescence).

Ril : spinning reel dan bait caster. Spining reel Biasanya digunakan ril yang mempunyai ratio gear yang rendah agar tidak terlalu berat pada saat menggulung sehingga mania mancing tidak cepat merasa lelah. rel Bait caster Berlawanan dengan spinning reel, karena umumnya diameter spool-nya kecil dan tangkai handle-nya pendek, maka dipakai yang ratio gear tinggi agar gerakan/action umpan tetap kelihatan “hidup”.

Line : braided (PE) dan monofilament Masing – masing jenis tali mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri seperti berikut ini.

Kelebihan Kekurangan Braided/PE
* Diameter kecil
* Harga mahal
• Tidak Stretching
* Tidak mudah didapat
• Mudah tenggelam
* Tidak tahan gesekan
• Pengaruh dorongan
* Licin , simpul/knot Arus kecil extra hati – hati
• Reaksi spontan
• Mudah hook-up

Mono filament
* Mudah didapat
* Diameter besar
* Harga murah
* Strectching (elastis )
* Tahan gesekan
* Reaksi lebih lambat
* Knot mudah
* Floating (mengapung)
* Pengaruh dorongan arus besar


Joran (rod) Tidak ada ketentuan pasti mengenai panjang jigging rod. Biasanya berkisar antara 5 – 10 feet ( 1,5 – 3 meter ). Makin panjang rod, action umpan makin bagus, hanya saja lebih melelahkan, terutama saat memainkan umpan – umpan berat atau fight dengan ikan yang bandel. Semakin pendek rod, dapat menghemat stamina dan lebih mudah waktu menghajar ikan.
Tali Pandu (leader line) Biasanya dipakai shock leader monofilament dengan kekuatan 1,5 sampai dengan 2 x kekuatan main line. Tujuannya :
• Mengurangi resiko putus apabila terjadi gesekan pada batu karang ataupun dinding kapal.
• Memudahkan wireman/crew mendaratkan ikan.
• Mengurangi daya hentak yang terjadi saat strike
• Umumnya panjang leader 6-10 m F.Swivel dan Split ring Memudahkan mania mancing mengganti umpan tanpa harus memotong tali pandu (leader line). Mengurangi gerakan melintirnya umpan pada saat dimainkan.

Kail (hook) Penggunaan ukuran dan pemasangan kail sangat menunjang kesuksesan mania mancing. Pada awalnya jigging menggunakan treble hook di bawah, kemudian berkembang dan saat ini jarang treble hook dipergunakan lagi karena resiko menyangkut dikarang sangat tinggi. Sekarang lebih banyak digunakan 1 atau 2 single hook dengan assist menggantung di kepala atau sampai pertengahan badan metal jig. Biasanya dipakai live bait hook. Ukuran hook untuk assist disesuaikan dengan metal jig yang dipakai. Yang penting hook bisa bergerak bebas, tidak menempel/ menggigit badan metal jignya. Bila ingin memakai hook di bawah, sebaiknya menggunakan circle agar tidak mudah tersangkut di karang.

Sabuk Ajar (Gimbal) Bisa yang berpalang ( seperti untuk trolling ), bisa juga yang tanpa palang. Disesuaikan dengan dudukan joran yang dipakai.

Sarung Tangan Penggunaan sarung tangan sangat membantu terutama saat fight dengan ikan – ikan besar atau pada saat telapak tangan basah oleh keringat. Mengurangi resiko kecelakaan karena licin.

Lokasi Jigging Disesuaikan dengan ikan yang menjadi target. Misalnya pada laut yang mempunyai kontur dasar berkarang, target adalah grouper (kerapu), amberjack, ruby snapper, GT = giant trevally, dog tooth tuna. Dari dasar 0 – 10 meter – ikan grouper (kerapu). Dari dasar 0 – 30 meter – ikan amberjack. Dari dasar 0 – 50 meter – ikan dogtooth tuna. Untuk ikan tuna sirip kuning (yellowfin tuna) biasanya pada seputaran rumpon apung atau pada kumpulan lumba – lumba. Teknik ini efektif sampai dengan 100 meter dari permukaan laut.
Jigging Action

* Fast Jerking 1 : 1 artinya satu kali angkat joran diimbangi dengan satu gulung.
* Slow jerking 1 : 2, artinya satu kali jerking dua kali gulung.
* Long jerking 1 : 3, artinya satu kali jerking panjang diimbangi 3 kali gulung.

Setiap angler bebas berimprovisasi , makin mempunyai variasi makin besar peluang untuk mendapat ikan. Untuk jenis ikan yang sama di lokasi yang sama dengan kondisi arus bisa sukses dengan gaya yang berbeda dari sebelumnya.

Waktu Jigging Hampir setiap saat jigging bisa dilakukan, tergantung kondisi arus di lokasi tersebut. Pada hari ke – 9 sampai dengan 12 sesudah purnama atau bulan mati biasanya waktu jigging bisa lebih panjang karena pada saat itu pasang surut tidak terlalu tinggi. Arah dan kecepatan angin juga memegang peranan penting, karena turut mempengaruhi cepat lambatnya laju hanyut kapal.

 

Kecepatan hanyut kapal 1 – 2 knot cukup ideal untuk jigging. Kadang – kadang ditemui 2 sampai 3 arus dengan arus yang berbeda menyulitkan kiata jigging , meskipun hanyutnya hanya 1 – 2 knot. Drag Pengaturan kekuatan drag biasanya disesuaikan dengan piranti dan target yang dicari. Untuk moster atau ikan – ikan yang bandel sepert ikan amberjack, ikan dogtooth tuna, yellowfin tuna, drag yang terlalu kencang (> 7 kg) akan cepat beresiko joran patah. Usahakan waktu figth posisi ketinggian joran tidak lebih dari 60 derajat .
Mencari lokasi jigging dan pola arus Dalam pencarian jigging spot, alat Depth sounder dan GSP sangat diperlukan. Adapun sudah menemukan lokasi yang dicurigai misalnya tandes atau sea mount segera diambil rekan posisi koordinatnya dengan GPS. Mulailah bermain di sana dengan berhanyut ria sampai sekitar 0 – 5 mil dari titik tersebut. Sering sang teaget jalan – jalan agak jauh dari rumahnya, terutama amberjack dan dogtooth tuna hingga mencapai 0,5 mil. Sepanjang jalan hanyutnya kapal bila terjadi strike, segera dicatat / direkam posisi tersebut, begitu seterusnya . Titik – titik ini dijadikan bantu pengenalan lokasi dengan arusnya. Apabila tidak strike, cobalah sedikit bergeser dari titik utama smabil terus drifting. Teknik ini memudahkan kita mengenal pola arus di lokasi tersebut, karena setiap perubahan arus, maka strike point akan berubah. Selamat berjigging ria. (HM.Ismeth)

Ikan Gabus Penyembuh Luka Operasi



Tahukah anda bahwa ikan gabus mengandung chana albumin dan asam Amino esensial lengkap. Sejak dahulu dipercaya dapat mempercepat penyembuhan luka sehingga dianjurkan untuk dikonsumsi pasien pasca operasi dan melahirkan, dan banyak manfaat lain. Ikan gabus yang kenal memiliki dengan banyak nama di pelbagai daerah seperti aruan, haruan (Mly.,Bjn), kocolan (Btw.), bogo (Sd.), bayong, bogo, licingan (Bms.), kutuk (Jw.), dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris juga disebut dengan berbagai nama seperti common snakehead, snakehead murrel, chevron snakehead, striped snakehead dan juga aruan. Nama ilmiahnya adalah Channa striata. Ikan darat yang cukup besar, dapat tumbuh hingga mencapai panjang 1 m. Ikan gabus akhir-akhir ini mendapat perhatian dari masyarakat, khususnya untuk bidang kesehatan. Sebab, ikan gabus k merupakan salah satu bahan pangan alternatif sumber albumin bagi penderita hipoalbumin (rendah albumin) dan luka. Baik luka pascaoperasi maupun luka bakar.
Bahkan, di daerah pedesaan, anak laki-laki pasca dikhitan selalu dianjurkan mengonsumsi ikan jenis itu agar penyembuhan lebih cepat. Caranya, daging ikan gabus dikukus atau di-steam, sehingga memperoleh filtrate, yang dijadikan menu ekstra bagi penderita hipoalbumin dan luka. Pemberian menu ekstrak filtrat ikan gabus tersebut berkorelasi positif dengan peningkatan kadar albumin plasma dan penyembuhan luka pascaoperasi. Fenomena ikan kutuk tersebut pernah diangkat dalam satu penelitian khusus oleh Prof Dr Ir Eddy Suprayitno MS, guru besar ilmu biokimia ikan Fakultas Perikanan Unibraw pada 2003. Dalam penelitian berjudul Albumin Ikan Gabus (Ophiochepalus striatus) sebagai Makanan Fungsional Mengatasi Permasalahan Gizi Masa Depan, Eddy mengupas habis tentang potensi ikan gabus. “Dilihat dari kandungan asam aminonya, ikan gabus memiliki struktur yang lebih lengkap dibandingkan jenis ikan lain (lihat grafis, Red),” katanya kepada Radar Malang (Grup Jawa Pos) kemarin (19/9). Sayangnya, kata dia, selama ini masyarakat masih memiliki kesan bahwa makan ikan gabus sama halnya memakan ular. Memang, penampilan ikan gabus mirip ular. Padahal, ikan gabus adalah ikan air tawar yang bersifat karnivora. Makanannya adalah cacing, katak, anak-anak ikan, udang, insekta, dan ketam. Ciri fisiknya, memiliki tubuh sedikit bulat, panjang, bagian punggung cembung, perut rata, dan kepala pipih, sehingga lebih mirip ular.
Lantas, bagaimana teknis ikan gabus berperan dalam penambahan albumin Dalam tubuh manusia, albumin (salah satu fraksi protein) disintesis oleh hati kira-kira 100-200 mikrogram/g jaringan hati setiap hari. Albumin didistribusikan secara vaskuler dalam plasma dan secara ekstravaskuler dalam kulit, otot, serta beberapa jaringan lain. Sintesis albumin dalam sel hati dipengaruhi faktor nutrisi. Terutama, asam amino, hormon, dan adanya satu penyakit.. Gangguan sintesis albumin, biasanya terjadi pada pengidap penyakit hati kronis, ginjal, serta kekurangan gizi. Sebenarnya, daging ikan gabus tidak hanya menjadi sumber protein, tapi juga sumber mineral lain. Di antaranya, zinc (seng) dan trace element lain yang diperlukan tubuh. Hasil studi Eddy pernah diujicobakan di instalasi gizi serta bagian bedah RSU dr Saiful Anwar Malang. Uji coba tersebut dilakukan pada pasien pascaoperasi dengan kadar albumin rendah (1,8 g/dl). Dengan perlakuan 2 kg ikan gabus masak per hari, telah meningkatkan kadar albumin darah pasien menjadi normal (3,5-5,5 g/dl)***