-----------------------

Monday, September 29, 2014

Teknik Dasar Memancing 5: Menaklukan Ikan




Menaklukkan ikan (fight) adalah saat yang paling kritis, gerakan ikan yang berontak dapat melebihi kekuatan putus kenur (breaking strain) sehingga dapat menyebabkan kenur putus. 

Teknik menaklukkan perlawanan ikan yang terpancing membutuhkan kepiawaian tersendiri, terutama jika ikannya berukuran besar. Setel drag pada posisi setengah dari posisi mati (terkunci penuh) atau sesuai perkiraan si pemancing sendiri, jangan sekali-kali posisi drag dalam keadaan terkunci penuh. Biarkan ikan yang terpancing melarikan kenur. Arahkan joran berlawanan dengan arah lari ikan. Bila ikan merubah arah, segera gulung ril, coba menambah tekanan drag. Namun bila tenaga ikan masih besar, kurangi posisi drag dan biarkan ikan kembali melarikan kenur.

Ubah segera posisi joran bila ikan berusaha lari ke arah lain. Posisi joran harus selalu berlawanan dengan arah ikan. Tidak usah panik, lakukan gerakan tarik ulur ini secara sabar terutama untuk ikan yang berukuran besar.

Aksi reaksi joran dan tekanan drag pada saat kenur terulur akan membuat ikan terkuras tenaganya. Saat itu pemancing dapat berinisiatif memperpendek jarak, segera gulung kenur dengan gerakan memompa. Yakni dengan cara memutar gagang ril dengan cepat dibarengi dengan menurunkan posisi joran ke arah depan hingga sejajar dengan permukaan air. Kemudian angkat joran dengan gerakan siku, dan kembali lakukan pemompaan.

Bila ikan telah dekat, pemancing harus ekstra hati-hati terhadap gerakan tiba-tiba ikan yang berontak, yang penting posisi drag ril jangan sampai terkunci penuh supaya kenur dapat terulur saat ikan kembali menjauh.

Tidak perlu terburu-buru saat meng-konter perlawanan ikan besar, lakukan dengan sabar dan gunakan perasaan dalam menghadapi perlawanannya. Jangan berusaha melawannya bila ikan masih berontak, mainkan saja dengan hati-hati untuk mengurangi tenaganya. Meng-konter Perlawanan Ikan Posisikan tubuh senyaman mungkin, jangan sampai justru tenaga pemancing yang terkuras. Perhatikan terus kondisi ikan sampai terlihat tanda-tanda ikan akan menyerah. Bila ikan telah mendongak segera arahkan ke seser.

Adakalanya posisi pemancing saat ikan telah menyerah, joran dalam keadaan terangkat tinggi. Pertahankan saja posisi tersebut, tidak perlu berusaha menggulung ril untuk menepikan ikan, tapi bergeraklah mundur beberapa langkah sampai ikan dapat dengan mudah diserok.

Teknik Dasar Memancing 4 : Menggentak Joran




Cara menggentak joran (strike) yang benar agar ikan dapat terkait 
 terutama bila rangkaian yang digunakan memakai pelampung. Gerak menggentak joran dapat digolongkan sebagai gerakan yang refleks. Untuk itu latihlah gerak refleks tersebut, sehingga tangan terlatih untuk segera meraih joran.

Setelah ada isyarat dari pelampung atau kenur, seperti yang telah diurai di seksi sebelumnya. Raih joran dengan memegangnya pada pangkal joran tepat di dudukan ril penggulung, posisi jari telunjuk ada didepan gagang penggulung jari lain berada di belakangnya.

Menggentak joran saat umpan dimakan ikan dapat menjadi sebuah gerak refleks bagi pemancing 

Gentakkan joran jauh ke arah belakang kepala secara cepat, usahakan jangan mengendurkan kenur dan baca gerak ikan dan mulailah mengajarnya.

Gerak menggentak yang benar adalah dengan menggerakkan persendian lengan. Arah gentakan berlawanan dengan arah berupa garis lurus yang dibentuk kenur.

Bila posisi lontaran umpan hanya sepanjang joran atau di depan lapak, gentakan bisa dilakukan ke arah atas atau ke samping kanan maupun kiri.

menggentak joran Pada posisi ekstrim, dimana umpan berada jauh dari posisi pemancing dan rangkaian yang digunakan adalah sistim pelampung ditambah lagi kedalaman air lebih dari 1 meter, maka gerak menggentak joran dilakukan sambil mundur beberapa langkah ke belakang atau dapat juga dengan cara menjatuhkan diri secara terlentang ke belakang. Hal ini di maksudkan untuk memperkecil kelebihan jarak akibat bentangan kenur.

Teknik Dasar Memancing 3 : Mendeteksi Glosoran


 Rangkaian glosor mempermudah deteksi sambaran ikan 

Pada rangkaian glosor atau kenur bebas (free lining) lainnya, gerakan umpan yang dimakan ikan, getarannya langsung disalurkan melalui kenur hingga ke joran. Setelah umpan dilontarkan, gulung kenur sedikit, taruhlah joran pada cagak joran (rod rest), atur kenur agar menegang namun janganlah terlalu kencang, agak kendor sedikit. Perhatikan kenur yang memasuki air karena di sini getarannya dapat terlihat jelas.

Ada 3 kondisi dimana kita harus segera menggentak joran :


kenur terlihat bergerak menjauh Tanpa isyarat awal, tiba-tiba saja kenur terangkat dan bergerak menjauh 

 

kenur tiba-tiba kendur Kenur yang tegang tadi tiba-tiba menjadi kendor 

 
kenurnya bergerak-gerak Kenur yang bergerak-gerak 

Gerakan yang amat halus dapat anda rasakan dengan memposisikan jari telunjuk pada kenur, pada keadaan yang ekstrim joran dapat turut tercebur ke air makanya disarankan mengikatkan tali pengaman pada joran bila memancing menggunakan rangkaian ini di danau atau perairan yang dalam lainnya.

Teknik Dasar Memancing 2: Mendeteksi Pelampung


Waktu yang tepat untuk menggentak joran adalah setelah melihat gerak pelampung naik turun (ngetrik) bobber Mendeteksi gerakan pelampung dan menggentaknya adalah the moment of truth buat pemancing ikan. 

Saat terpenting yang harus di perhatikan dengan seksama. Tiap Ikan berbeda cara makannya. Perbedaan ini menghasilkan gerakan pelampung yang berbeda pula. Ikan berukuran sampai 1 kg (disebut ikan rame) biasanya makan dengan cara yang kasar. Pelampung akan langsung tenggelam saat umpan disambar, intinya saat pelampung langsung tenggelam adalah saat harus menggentak joran. Dan gerak pelampung yang tenggelam ini sangat mudah untuk dideteksi. Untuk Ikan yang besar atau yang makannya terlalu penakut gerakan pelampung mungkin hanya sekali saja, bergerak naik sekali atau bergerak turun sekali, bila saat itu lengah maka hanya akan mendapatkan umpan habis termakan. Untuk lebih jelasnya, pendeteksian mengenai gerakan pelampung akan diilustrasikan seperti gambar-gambar berikut. Dengan demikian akan diketahui kapan saat yang tepat harus menggentak joran. Pelampung yang dipakai adalah tipe pelampung yang terbuat dari bulu ayam merak. Pelampung bulu yang berbentuk bulat panjang ini memang paling populer dan paling banyak dipakai untuk mancing Ikan.

 Ikan Makan Secara Kasar
 Dua gerakan pelampung di bawah ini menandakan umpan tengah dimakan ikan. Yang satu gerak pelampung turun naik secara cepat. Ini karena cara makan ikan yang kasar melahap umpan. Yang lainnya bahkan menyebabkan pelampung tenggelam dikarenakan setelah melahap umpan, ikan langsung bergerak maju ataupun mundur.


 Ikan Makan & Menjauh
Pelampung tiba-tiba saja tenggelam. Ini adalah gerak pelampung yang paling mudah dibaca. Akan tetapi ada dua kemungkinan yang menyebabkan tenggelamnya pelampung tersebut. Pertama karena Ikan Mas melahap umpan kemudian melarikan diri atau bergerak menjauh dengan tetap berenang di dasar perairan. Kedua karena ikan sebenarnya tidak memakan umpan melainkan tersangkut pada kenur, rangkaian kail atau kail, kemudian ikan tersebut kaget dan lari.


Ikan Makan Lalu Bergerak Naik
Pelampung yang tiba-tiba rebah kemudian terseret namun pelampung masih tetap terlihat di permukaan air, juga menandakan bahwa umpan telah dimakan ikan, biasanya ini terjadi akibat Ikan Mas melahap umpan kemudian bergerak naik dari dasar perairan dan menjauh. Bila ikan hanya bergerak naik biasanya pelampung akan rebah saja di tempat.


Ikan Makan Secara Halus
Isyarat pelampung yang bergerak turun satu ruas atau naik satu ruas adalah gerak yang paling sulit dibaca apabila pelampung kurang diawasi. Biasanya gerak ini adalah ulah Ikan Mas besar yang menyambar umpan namun segera memuntahkannya lagi. Bila mendapati gerak pelampung seperti ini, jangan ragu untuk menggentak joran seketika itu juga.

Teknik Dasar Memancing I: Melempar Umpan



Memahami cara melontar umpan adalah teknik dasar pertama yang sebaiknya dikuasai pemancing. Umpan harus jatuh pada titik yang sama dengan titik yang telah diberi umpan penebar (bom). Semakin banyak umpan dilontarkan akan semakin baik titik lontaran (hotspot) yang sedang dibangun. Pemancing juga perlu tahu tempat-tempat potensial pada area pemancingan yang baik untuk dijadikan hotspot.
Kalau perlu latihan saja dulu cara melontar umpan yang benar di empang harian. Setelah mulai sedikit menguasai, bergabunglah dengan pemancing lain, lihat bagaimana pemancing lain melontar umpan.

Dengan menguasai cara melontar umpan mancing Ikan yang baik akan membuat titik binaan akan semakin potensial menghasilkan sambaran 

Untuk teknik dasarnya dapat dipelajari caranya di bawah ini:
Mula-mula atur pegangan tangan tepat pada gagang joran di mana ril duduk. Cara memegang joran seperti pada gambar di bawah berguna pula pada saat nanti menggentak dan ketika menaklukkan ikan, tenaga tangan akan lebih mudah disalurkan secara optimal. Kesalahan memegang joran pada pegangan bagian pangkal ujung malah menjadikan beban tarikan semakin bertambah berat.

Untuk lemparan yang dekat pemancing cukup mengayunkan umpan saja tanpa sabetan joran, kemudian arahkan umpan ke tempat yang di tuju teknik ini dinamakan under arm cast / lontaran jarak dekat.
Cara melontar umpan jarak dekat (under arm cast):
  1. Buka bail arm tahan kenur dengan ujung telunjuk. 
  2. Arahkan ke tempat yang dituju. 
  3. Sambil tangan bergerak ke arah depan, lepaskan kenur yang ditahan ujung telunjuk dan lontarkan umpannya 

Teknik lontaran atas kepala (over head cast):
  1. Buka kawat pengaman ril (Bail Arm) dan tahan kenur dengan jari telunjuk. 
  2. Pegang joran lurus ke depan searah badan, arahkan mata ke titik tempat jatuhnya umpan. 
  3. Gerakkan joran dengan gerakan siku ke arah belakang sehingga umpan turut pula mengayun ke belakang. 
  4. Bila saat itu masih ragu , gerakan joran kembali kedepan. Kembali ayunkan umpan ke belakang dengan menggerakkan joran lurus dengan kepala. 
  5. Saat umpan terayun ke belakang, lontarkan umpan bersamaan dengan arah balik ayunan umpan ke depan dengan gaya seperti menyabet dengan joran, jangan lupa melepas kenur yang tadi ditahan dengan jari. www.mancing.info Bila gerakan dilakukan secara benar maka siapapun pemancingnya tak akan kecewa dengan hasil lontaran, 
berlatihlah terus hingga dirasa telah cukup.

Mancing Trolling Teknik Mancing Tua Tak Lekang Oleh Jaman.




Mancing trolling atau mancing tonda yaitu mancing dengan kapal berjalan merupakan salah satu tehnik mancing yang tertua untuk memburu ikan game fishies semacam marlin, tuna, wahu, tenggiri, barakuda, lemadang dan ikan-ikan besar di samudera lepas. Semarak mancing trolling sekarang ini tidak lagi seheboh dahulu karena sekarang ini banyak pancinger yang menggemari mancing popping, jigging, koncer dan mancing dasar. Meski tehnik ini tidak sepopuler jaman dahulu namun mancing trolling tak lekang ditelan jaman. Soal tehnik trolling sendiri ada beribu satu tehnik trolling, nah salah satunya kami aplikasikan bersama Team Sean Alexander yaitu Michael, Andre Gumanti, Herry, Budi, Agus, Iskandar dan Berita Mancing menjelajahi Samudera Indonesia dengan Kapal Surya 3 untuk mancing trolling memburu ikan-ikan game fishies.

Deritaan reel, bunyi yang sangat keras bak peluit mengagetkan Michael, Andre, Herry dan 3 Abk yang sedang berjaga di dek kapal. Bak paduan suara mereka berteriak dengan nyaring dan serempak, “Strikeeee….!”. Teriakan itu membuat Kapten Untung menaikan tuas gas kapalnya untuk menambah kecepatan dalam beberapa detik. Michael yang sejak tadi siap langsung mengangkat joran dan menempatkan ke fighting chair. Saat ia mengajar ikan, kapten Untung mulai menurunkan tuas gas dan mulai memelankan kapal. Sementara itu Michael terus berjuang menarik ikan. Dalam beberapa menit ikan mendekati kapal kedua abk kembali yang sibuk menarik lider sedangkan yang lain bersiap-siap mengganco ikan. Tidak lama kemudian ikan wahu besar seberat 18 kg terkapar tidak berdaya mengisi cool box pancingan mereka.
Keberhasilan memancing ini lalu mereka rayakan dengan cacth celebration. Saling toss pada tangan mereka. Semua gembira dan semua senang. Dan kapal kembali melakukan aktifitas memancing. Selama dua hari penuh mancing trolling di Samudera Indonesia, kami mendapat banyak ikan tenggiri, wahu, barakuda dan sailfish. Lumayan sukses trip mancing kali ini. Nah itulah cukilan kisah bagaimana melakakukan aktifitas memancing dengan tehnik trolling dan kita akan bahas soal tehnik trolling.
Yang sangat kental dalam soal keberhasilan memancing dengan tehnik trolling adalah keberhasilan sebuah tim yang terdiri dari kapten, abk, pancinger. Tujuan akhir dalam memancing adalah mendapat ikan target pancingan, apa pun tehniknya. Keberhasilan mancing secara trolling merupakan keberhasilan bersama atau keberhasilan semua anggota tim, bukan hanya keberhasilan seorang pancinger semata.

Perencanaan Harus Matang



double strike

Menyadari bahwa mancing trolling adalah full mancing team, maka tatkala pancinger yang biasanya men-charter kapal mancing haruslah ada kesepakatan yang matang mengenai perencanaan mancing antara pancinger dengan penyewa kapal kemudian antara pancinger dengan kapten dan abk selanjutnya antara sesama pancinger. Semua pihak harus sepakat apa yang akan dilakukan saat melakukan trip mancing ke laut.
Untuk membuat kesepakatan kuncinya adalah komunikasi. Pancinger sebagai penyewa kapal harus mengutarakan kemauan dan sasaran ikan yang dipancing kepada kapten kapal. Sebagai contoh tatkala pancinger menginginkan mancing marlin, maka antara pancinger dan kapten harus selaras dan harus tahu konsekuensinya. Dengan menjalin komunikasi maka keinginan pancinger untuk mancing marlin, maka kapten akan merencananakan soal lokasi hot spot yang sudah sering disinggahi ikan marlin. Lain lagi jika anda ingin just fun untuk mancing ikan-ikan tenggiri barakuda dan wahu maka kapten akan membawa anda mancing di sekitaran pulau bukan di off shore atau laut lepas.
Seperti yang kami alami saat mancing bersama team Sean Alexander Bandung dimana mereka hanya menargetkan ikan-ikan tenggiri, barakuda, giant treavally dan wahu, maka Sang Kapten Surya 3 membawa kami mewujudkan target perencanan mancing trolling sekitar karang luas dan dekat pulau. Yaa, saat itu kami mendapat ikan-ikan tersebut yang telah kami rencanakan sebelum berangkat mancing.
Dalam perencanaan yang kita bicarakan adalah soal ikan target, rute trolling, hot spot (lokasi), umpan dan piranti mancing. Setelah semua direncanakan maka masing-masing anggota tim akan menjalani mancing trolling secara enjoy dan bisa menikmati pesona air laut.
lokasi yg tepat menentukan hasil

Pilih Lokasi Jangan Asal Troling




Setelah menyepakati perencanaan mancing bersama, kini yang bertugas membawa kapal yaitu Kapten akan mengarahkan lokasi yang banyak di huni ikan. Sebaiknya kapten berpegang pada sebuah peta Laut keluaran Hidrosgrafi TNI AL yang mana dalam peta tersebut menyatakan kedalaman dan garis drop off. Soal peta laut, sekarang telah ada peta laut dalam bentuk digital sehingga lebih mudah pemilihan lokasi untuk trolling.
Pilihan lokasi mancing terkait dengan target ikan yang akan di pancing. Kapten kapal mengantar pancinger trolling dengan menganalisa kedalaman air tertentu dan tetap membaca topografi dasar laut. Kapten yang berpengalaman biasanya mengetahui ikan-ikan apa yang ada terkait dengan kedalaman serta topografi dasar laut.
Sebagai contoh bila pancinger trolling di kedalaman 30m – 50 m dan dekat dengan pulau, maka sebenarnya kapten kapal sudah mengetahui kemungkinan ikan yang akan menyambar umpan adalah ikan-ikan kuwe, dan barakuda.
Lain lagi bila memilih lokasi karang luas dengan kedalaman antara 50 m – 70 m maka ikan yang biasa menyambar umpan adalah ikan-ikan predator lincah semacam tenggiri. Di lokasi ini biasanya ikan tenggiri sedang berkumpul memakan ikan-ikan tembang atau selar yang mengumpul di dekat karang.
Bila mau mancing ikan besar seperti tuna dan marlin, seorang kapten profesional akan mengarahkan kapalnya kekedalaman air di atas 200 – 1000 m. Kapten akan mengarahkan ke laut lepas atau sekitar tubiran laut, yang mana di sana terjadi up welling atau arus naik sehingga banyak plankton dan terjadi rantai makanan maka kemungkinan ada ikan besar ada di lokasi tersebut.
Nah sebaiknya dalam soal pemilihan lokasi antara pancinger dan kapten haruslah sepakat, agar kapten kapal bisa lebih leluasa mengexplore spot demi spot.

Pemilihan Umpan
Strategi yang tidak kalah penting dalam mancing trolling adalah soal pemilihan umpan. Secara umum ada dua macam umpan yaitu umpan alami (baits) dan umpan buatan (artificial lure). Kedua umpan sama-sama sangat efektif ketika dipergunakan untuk mancing troling.

 
kru adalah anggota tim meraih sukses

Umpan alami yang biasa digunakan ada dua jenis yaitu umpan hidup (live bait) dan umpan alami yang sudah mati namun dirancang seperti hidup yang sering disebut rigging bait.
Umpan alami yang sering dipergunakan untuk umpan adalah ikan kacang-kacang, ikan tembang, ikan selar, ikan como, barakuda, tenggiri, layur, ikan tongkol dan cumi-cumi. Ikan-ikan ini bisa dipergunakan dalam kondisi masih hidup maupun mati.
Aplikasi dalam penggunaan umpan saat troling antara umpan hidup dan mati jelas berbeda.Untuk ikan hidup biasanya kapten kapal akan menjalankan sangat pelan antara 2 – 3 knot, sedangkan umpan mati akan dijahit dengan banyak variasi dengan aplikasi kecepatan yang bervariatif antara 3 – 8 knot.
Untuk umpan artifisial lure secara garis besar ada dua jenis. Pertama adalah umpan yang menyerupai ikan-ikanan atau minnow lure. Dikalangan pancinger laut di Indonesia sering disebut dengan umpan rapala. Padahal kata rapala adalah jenis merk minnow seperti merk Honda atau Yamaha. Ok, apalah arti sebuah nama yang penting para pancinger tahu bahwa Rapala itu maksudnya adalah minnow. Sedangkan jenis yang kedua adalah umpan menyerupai cumi-cumi dan orang-orang Haiti menamai dengan kona dan mereka memproduksi dan penjualannya sampai di Indonesia sehingga di s ini menjadi umpan trolling terkenal. Lantaran umpan ini yang pertama-tama hadir di Indonesia adalah merk Konahead, sehingga kelatahan pun terjadi di dunia mancing dan kita menyebut umpan jenis ini dengan konahead. Persis kasus penyebutan latah terhadap sepeda motor atau mesin pompa air, orang kita menyebut barang itu dengan nama merk contohnya Honda dan Sanyo, walaupun merknya bukan itu. Untuk memudahkan penjelasan tehnis maka kami ikut latah menyebut dua jenis umpan dengan nama rapala dan konahead hehehe…
Dalam aplikasinya untuk trolling antara konahead dan rapala memiliki karakter yang berbeda. Jenis rapala biasanya disambung dengan kail treble dan dirancang berenang lebih lambat dibanding konahead. Biasanya kecepatan trolling dengan menggunakan rapala antara 6 – 8 knot. Umpan rapala lebih banyak dipergunakan untuk mancing ikan tenggiri, wahu, barakuda dan ikan kuwe.
Sedangkan untuk umpan konahead biasanya disambung dengan dua pancing single. Aplikasi kecepatan pergunakan konahead bervariatif antara 8 – 12 knot tergantung muka dari konahead itu sendiri. Untuk muka cembung biasanya hanya maksimum kecepatan 8 knots. Sedangkan untuk muka miring dengan kecepatan bisa mencapai 10 – 12 knot. Untuk model lancip seperti peluru kecepatannya bisa mencapai 12 knot.
Bagi pemandu mancing profesional selalu memisahkan antara pemakaian konahead dan rapala. Mereka tidak pernah memasang secara bersamaan. Faktor utama adalah masalah kecepatan kapal dan aksinya. Bayangkan saja jika kedua karakter berbeda dijadikan satu, dimana satu untuk kecepatan 7 knot satu untuk 12 knot, maka yang terjadi aksi umpan itu sendiri tidaklah maksimal. Nah Jadi sarankan jika anda trolling dengan menggunakan konahead sebaiknya semua pakai konahead. Demikian juga bila anda pakai rapala sebaiknya semua rapala. Sayangnya pancinger dan kapal-kapal mancing kita tidak banyak yang menyadari akan hal ini, dan memaksakan memasang kedua umpan secara bersama.

Fight dan Menang
Saat yang dinantikan telah tiba tatkala bunyi bel pada reel menjerit keras. Kreeett ….. semua orang mendengar pasti spontan berteriak, “Strike…! Strike….”, nah di sinilah puncak dalam mancing trolling. Strike adalah pertanda bahwa ikan mulai menyambar umpan. Inilah buah dari kerjasama tim terlihat dimana pancinger mulai bertarung menggiring ikan hingga mendekati kapal. Untuk mengajar ikan besar pancinger bisa dengan cara berdiri (stand up) atau menggunakan fighting chair. Jika menggunakan fighting chair harus ada orang yang mengarahkan kemana menghadap fighting chair tersebut.
saling menolong untuk keberhasilan tim

Ketika ikan berhasil digiring hingga mendekati kapal, maka tugas berikutnya serahkan pada abk. Dalam mancing trolling ada dua jenis abk yaitu orang yang menarik lider disebut dengan nama lider man, sedangkan orang yang akan mengganco ikan disebut gaftman. Bila ikan marlin atau sailfish yang diberi label tag maka orang itu disebut tag man.
Setelah ikan ditarik mendekat kapal selanjutnya seorang abk menancapkan ganconya ke tubuh ikan dan menariknya ke kapal. Nah nikmatilah rasa senang dan bangga yang akan diluapkan dengan sorak sorai, saling toss, layaknya seorang striker yang sedang mencetak gol ke gawang lawan. Yap! keberhasilan itu adalah kerjasama tim dan keberhasilan bersama atau keberhasilan team, pantaslah bila keberhasilan dirayakan dengan cacth celebration.***

Wednesday, September 24, 2014

Teknik Memancing Dengan Rangkaian Pelampung


Rangkaian pelampungan merupakan cara yang paling banyak dipakai pemancing Ikan Mas karena isyarat deteksinya mudah dibaca Rangkaian berpelampung (float rig) merupakan rangkaian umum yang paling banyak dipakai pemancing Ikan Mas, karena isyarat deteksi mudah dibaca.  Pemasangan pelampung cukup mudah bila digunakan peniti khusus pelampung dan karet pembatas khusus (stopper) yang membuat rangkaian tadi menjadi praktis di joran anda. Mula-mula loloskan kenur pada jalur kenur di joran, masukkan secara berurutan karet pembatas, peniti pelampung, karet pembatas, timah sebesar biji lada terakhir ikatkan peniti (link swivel) di ujung kenur. Pada saat akan digunakan mancing, pelampung tinggal dikaitkan di peniti pelampungnya dan rangkaian kail dikaitkan ke link swivel.

Rangkaian pelampungan Rangkaian berpelampung Rangkaian berpelampung ini sangat cocok diterapkan pada air yang tenang atau berangin sedang dengan kedalaman maksimal 2 meter. Ukuran kedalaman air harus tepat hingga membuat kenur tegak lurus dengan dasar perairan dengan demikian sudut antara pelampung dengan umpan tidak terlalu besar. Sudut yang terlalu besar dapat membuat ikan luput dikenai saat joran digentak, jangan pula terlalu pendek sehingga pelampung tenggelam atau umpan mengambang.

Lontarkan umpan ke tengah perairan, gulung kenur sedikit, celupkan ujung joran ke air kepretkan joran sampai kenur menjadi tenggelam karena kenur yang mengambang akan terbawa arus atau tertiup angin. Pilihlah daerah terdalam di tempat jatuhnya lemparan dengan menggeser sedikit demi sedikit hingga pelampung agak tenggelam.

Perhatikan pelampung dengan seksama, bedakan gerakan pelampung karena tertiup angin, terbawa arus atau tersenggol ikan. Gerakan pelampung bulu yang umpannya sedang dimakan adalah ke arah bawah alias tenggelam, teknik pembacaan pelampung ini dapat dilihat pada halaman Teknik Mancing - Baca Pelampung. Waspadalah untuk segera menggentak joran tatkala pelampung tenggelam seluruhnya. Gentak joran ke arah belakang dengan kencang.

Keuntungan penggunaan rangkaian berpelampung:
  •  Memudahkan pendeteksian sambaran ikan pada umpan dengan melihat pelampung yang muncul di permukaan.
  • Dapat ditempatkan secara akurat pada titik sasaran.
  • Dalam keadaan tertentu, rangkaian berpelampung dapat dipakai untuk menggantung umpan. Jadi penempatan umpan di kedalaman air dapat dengan mudah disesuaikan penempatan kedalamannya bila memakai rangkaian ini, hanya saja ukuran pelampungnya diperbesar agar dapat menahan umpan dan beban dari aksesori rangkaian yang dipakai agar tidak tenggelam ke dasar.

Sedangkan kekurangan dari rangkaian berpelampung adalah:
  • Harus selalu diawasi sepanjang waktu bila tak ingin kehilangan kesempatan.
  • Sangat sulit diterapkan pada perairan yang terlalu dalam (2 meter lebih).
  • Sulit diterapkan pada perairan berarus kencang.
  • Kendala saat melontar dan mengawasi ketika angin bertiup kencang.
  • Jika menginginkan jarak lontaran yang jauh, rangkaian berpelampung kurang dapat diandalkan karena berat rangkaian umumnya sangat ringan. Apalagi pandangan manusia yang terbatas mempersulit untuk melihat pelampung yang ada di kejauhan.

Memancing Ikan Mas Dengan Metode Glosor.



Cara mancing ikan mas dengan rangkaian glosor memiliki keuntungan seperti getaran langsung terasa pada kenur, lontaran lebih jauh, deteksi cukup dilihat pada tempat jatuhnya kenur di permukaan air

Telah diterangkan sebelumnya bahwa rangkaian berpelampung lebih nyaman dan mudah diperhatikan karena deteksi gigitan Ikan Mas dapat dilihat melalui pelampung. Namun rangkaian tersebut tidak selamanya dapat dipakai seperti pada saat angin yang kencang, pada perairan yang terlalu dalam (2 m lebih) dan pada arus yang deras.

Mancing sistim galatama juga tidak memperbolehkan penggunaan pelampung. Untuk itulah dapat dipakai rangkaian pancing tanpa pelampung yang biasa disebut glosor atau glosoran.


Untuk pengaplikasian rangkaian ini sangat mudah, ujung kenur di penggulung cukup diikatkan sebuah peniti khusus mancing. Agar lebih praktis, gunakan kenur leader sepanjang 20~40 cm, ikatkan peniti pancing di ujungnya, masukkan timah pemberat lalu ujung kenur yang lain ikatkan kili-kili (swivel), ingat! timah pemberat jangan sampai tertahan jadi artinya kenur harus dapat meluncur mulus melalui lubang pada timah pemberatnya (alat seperti ini biasa disebut 'bemper').

Rangkaian Glosoran Rangkaian Glosoran Metoda rangkaian glosor memiliki beberapa keuntungan seperti:

· Efektif mendeteksi gigitan Ikan Mas pada umpan karena menyalurkan getaran langsung pada kenur.
· Dapat dilontarkan lebih jauh.
· Dapat mendeteksi sambaran Ikan Mas sebelum umpan tersebut mencapai dasar.
· Jarang membuat kenur pemancing saling mengikat (kusut) dengan pemancing lain.
· Mengurangi jarak pandang ketika mengawasi pendeteksian sambaran yakni cukup melihat tempat masuknya kenur ke dalam air atau merasakan umpan yang termakan dengan sentuhan jari.
· Mata kail akan tertancap sendiri tanpa perlu menggentak lagi terutama jika pemberat yang digunakan berukuran besar.
· Cocok untuk mancing cara tegeran yang tak perlu diawasi.

Kekurangan pada rangkaian pancing glosor adalah:

· Kurang peka saat mendeteksi gigitan Ikan Mas yang terkadang sangat halus sekali.
· Mudah tersangkut karena umpan cenderung menggaruk dasar perairan saat digulung.
· Menambah resistensi ikan mas menyambar umpan.
· Penempatan umpan pada satu titik tertentu sulit diterapkan bagi pemula.

Agar lontaran dapat jatuh di tempat yang diinginkan, bisa dengan memberi pembatas pada titik terjauh lontaran yang dapat dicapai atau pada titik yang menjadi hotspot mancing. Pembatas yang dimaksud adalah dengan menyelipkan kenur di klip (celah) yang ada pada spul ril penggulung -cara ini lazim digunakan pegalatama- sehingga jauh lontaran akan selalu sama. Harap diperhatikan untuk galatama ikan mas berukuran besar atau galatama patin, cara di atas riskan untuk diterapkan karena kenur yang terulur saat ikan lari menjauh dapat terhalang dan putus tepat pada pembatas klip.

Sedangkan untuk ketepatan lontaran yang bergeser ke samping dapat dikurangi dengan cara mengarahkan (menyetir arah jatuhnya) umpan ke kiri atau kanan selagi umpan masih melayang di udara. Hati-hati bila timah pemberat yang dipakai ukurannya agak besar, apabila sedang mengajar Ikan Mas tiba-tiba ikan berontak dan ikan dapat meloloskan diri maka jepretan timah pemberat dan rangkaian pancing akan meluncur deras ke arah anda.

Tuesday, September 23, 2014

Cara Mancing Ikan Sidat




Teknik Mancing Sidat - Sidat sering disebut ‘MOA’ atau belut bertelinga. Ikan ini sangat mirip dengan belut, tetapi dia mempunyai telinga dan mempunyai senjata ampuh dengan lendir disekujur tubuhnya yang begitu licin yang akan begitu menyusahkan bila akan ditangkap walaupun itu sudah terkena kail. Tangkap ikan itu menggunakan kain, maka dia akan tertangkap dengan mudahnya. Itupun masih dapat ditoleransi bila ukurannya tergolong kecil antara 1-2 kg.


Ikan ini mempunyai daging yang cukup enak, ikan ini mempunyai kemiripan dengan belut, tidak mempunyai duri sehingga akan memudahkan ketika dikonsumsi. Ikan ini banyak terdapat di sungai-sungai atau muara yang mengarah ke laut selatan. Beberapa nama lain dari moa :

  • Lumbon adalah ikan sidat yang berukuran kecil.
  • Sidat adalah ikan sidat yang berukuran sedang atau besar.
  • Pelus adalah ikan sidat yang berukuran super besar 20 kg lebih.
Perkembang biakan sidat

Perkembang biakan sidat tergolong unik, karena walaupun termasuk jenis ikan air tawar tapi perkembang biakannya di laut lepas. Pelus atau sidat dewasa yang ada di sungai-sungai, danau, ataupun rawa setelah siap bertelur akan menuju ke laut untuk bertelur. Telur yang menetas di laut atau yang biasa di sebut impun akan menuju ke muara kemudian setelah agak besar kira-kira sebesar pensil akan naik ke sungai. Karena cara perkembang biakan yang seperti itulah sehingga pelus atau sidat sangat sulit untuk dibudidayakan. Di indonesia sendiri budidaya pelus atau sidat hanya sebatas pembesaran dengan menangkap impun yang ada di muara.

Teknik Mancing Sidat

Untuk penggemar mancing di laut maka mascotnya adalah marlin, sedangkan untuk para pemancing air tawar di wilayah jogja dan sekitarnya sidatlah yang menjadi mascotnya. Ikan ini termasuk ikan predator, mencari makan di malam hari, bisa juga siang hari dengan catatan air sedang keruh. Oleh karena itu para pemburu sidat sengaja mencari mereka pada malam hari, dengan peralatan yang berbeda jika memancing di siang hari. Stick, senar, bandul dan mata kail yang cukup besar, jas hujan, sepatu boot, senter, pospor atau klinting, kotak tempat ikan atau karung gandum.

Peralatan memancing pelus tidak perlu dengan harga yang mahal, tetapi harus kuat. Karena ikan ini bertenaga yang besar. Memancing sidat, pelus atau moa dilakukan pada sore hingga malam hari, karena pelus adalah jenis ikan yang aktif di malam hari. Sehingga peralatan tambahan sepeti senter dan sepatu boat mutlak diperlukan untuk menghindari ular dan sejenisnya.

Sidat adalah jenis ikan yang keluar pada malam hari, jadi untuk memancing ikan ini biasanya di malam hari, tapi ada juga sebagian orang yang memancing pada siang hari seperti halnya memancing belut, tapi untuk yang ini kita harus tau lobang persembunyiannya.
  • Memancing Sidat di malam hari
seperti mancing ikan pada umumnya tapi dilakukan pada malam hari dan yang membedakan adalah umpannya, mancing ikan sidat biasanya memakai umpan jenis ikan kecil, katak, Udang dan ada juga yang memakai bekicot.
  • Mancing Sidat di siang hari
mancing yang ini harus tau situasi dan kondisi air, jika air yang kita jadikan spot memancing keruh maka kemungkinan besar ikan sidat mau keluar dari sarang dan mencari makan, tapi kalau air jernih biasanya sidat tidak mau makan. Nah biasanya Orang mancing ikan sidat di siang hari di lobang2 tempat ikan sidat bersembunyi, caranya sangat mudah, yaitu kita tinggal memasukkan kail yang sudah diberi umpan kedalam lubang dengan bantuan sebilah bambu, pelepah salak atau yang lainnya.

Sunday, September 21, 2014

Teknik Dasar Mancing Jigging

 Teknik jigging merupakan perpaduan antara hobi memancing dan olah raga oleh sebab itu sering di sebut sport fishing. Kenapa di sebut olah raga, karena teknik jigging memerlukan stamina yang memadai dari angler itu sendiri. Teknik tersebut menggunakan ikan buatan yang terbuat dari timah yang sering di sebut metal jig, agar umpan tersebur terlihat seperti ikan yang ketakutan atau ikan yang terluka oleh sebab itu harus terus menerus digerakan. Teknik tersebut efektif untuk mendapatkan ikan2 besar meskipun tidak menutup kemungkinan ikan2 sedang bahkan kecilpun bisa kita dapat dengan teknik tersebut. Ada beberapa teknik dasar jigging antara lain :

Regular / Flat-Side
Setelah jig tersebut dijatuhkan ke kedalaman yang diinginkan, ujung joran menghadap ke bawah. Dengan gerakan melingkar ke atas, ujung batang akan diangkat pada kenaikan pada pegangan reel dan diturunkan di mengikuti rotasi gulungan reel. Ketika posisi tangan kita menggulung ke atas posisi ujung juran juga keatas demikian sebaliknya dan di lakukan terus menerus. Ketika melakukan rotasi posisi gagang joran agak longgar di bawah ketiak. Jarak di mana ujung batang bergerak dari atas ke bawah adalah sekitar 10 sampai 20 inci tergantung pada aksi diinginkan dan kecepatan gulungan. Teknik ini akan bekerja pada cepat atau lambatnya kita menggulung reel yang berakibat pada bagaimana metal jig bereaksi.


Butterfly / Long
Teknik Butterfly jigging memberikan godaan yang sangat produktif dan bekerja dengan baik dibandingkan teknik jigging standar sebelumnya.Teknik ini memerlukan bagian belakang joran di posisikan longgar di bawah ketiak Anda tergantung pada cara menggulung reel anda. Setelah jig mencapai kedalaman yang diinginkan, ujung batang menghadap ke bawah. Dengan gerakan menyentak ke atas sampai ujung joran di posisi jam 11. Setelah sampai di sana, tunggu senar / pe dari yang tadinya kendor mengencang kembali lalu gulung reel sambil diikuti gerakan joran ke bawah hingga sampai ke posisi awal kemudian ulangi seperti telah dijelaskan sebelumnya. Anda dapat mengatur kecepatan mengambil tergantung pada bagaimana metal jig bereaksi sesuai yang anda inginkan. Terus terang teknik ini sangat saya sukai karena tidak memerlukan tenaga yang sangat besar sehingga bisa di gunakan oleh segala usia. Teknik tersebut bisa juga menggunakan selain metal jig yaitu inchiku.
Berikut ilustrasi teknik jigging berkaitan dengan berat metal jig, sasaran ikan dan kedalamannya

Sekilas Teknik & Rangkaian Dasar Mancing Dasaran

Mancing dasaran ini merupakan cara memancing yang banyak di gemari oleh para pemancing karena metodenya tergolong mudah, murah dan cenderung santai. Cara memancing bisa menggunakan hand line (gulungan senar) ataupun menggunakan joran baik spining reel maupun OH reel, dimana ujun senar biasanya di beri swifel atau ball beahring swifel




 gunanya kalau sewaktu2 rangkaian putus bisa langsung kita ganti. Tekniknya adalah dengan menenggelamkan rangkaian mata kail seperti yang kita lihat di ilustrasi di atas yang sudah di beri umpan tentunya ke dasar laut (bottom) makanya di sebut mancing dasaran / bottom fishing. Setelah itu tunggu beberapa saat sambil sesekali di tarik2, biasanya ikan akan tertarik umpan yang masih kelihatan hidup. Begitu terasa ikan menggigit umpan kita, langsung gentak joran / senar berlawanan dari arah jatuhnya senar STIKE...!!! hehehehe... sensaninya rrruuuaarrbbbiiiiaaasssaaa. ini salah satu cara paling efektif meracuni teman / kenalan kita agar senang dengan hobi memancing... Sasaran bottom fishing ini antara lain Kerapu, Kakap merah dan keluarganya, ikan2 dasar / karang, keluarga Travely ( baby GT, Diamond Travely, dll) dan masih banyak lagi. demikian sekilas tentang teknik mancing dasaran / bottom fishing maturnuwun....

Ragam Teknik & Cara Memancing Laut Konvensional.



1. MANCING DASARAN (Bottom Fishing).
Mengapa disebut “Mancing Dasaran”?. Karena apa yang dilakukan adalah menempatkan kail yang berisi umpan di dasar laut (atau sedikit diatasnya agar tidak tersangkut karang) dengan harapan bahwa ikan ikan yang berada di dasar laut memakan umpan tersebut. Ini adalah teknik mancing paling umum dan paling popular dikalangan pemancing. Ikan yang menjadi target biasanya adalah Kakap Merah,Jenaha, Kurisi, Kuwe, Krapu, Salem dan beberapa ikan dasar lainnya. Terkadang Tenggiri dan Barracuda juga dapat dipancing dengan cara ini. Mancing dasar menggunakan joran standar dan bisa menggunakan reel spinning atau open (overhead) reel) atau malahan pakai tangan saja (hand line) yaitu cara tradisional. Ukuran pancing yang digunakan berkisar antara nomor 3/0 sampai 1/0.
Mancing dasar harus menggunakan pemberat (timah atau besi) yang beratnya tergantung pada kencangnya arus diperairan tersebut. Diperairan kepulauan Seribu mungkin cukup menggunakan timah yang maksimal 210 gram ( no.7J) beratnya tapi di sekitar Merak, Anyer dan Muara Binuangeun mungkin harus sampai 420 gram beratnya (No.14J). Umpan yang populer digunakan di perairan P. Seribu adalah udang hidup yang biasanya dibeli dari bagan bagan pada pagi hari atau menggunakan cumi serok (sudah mati). Di daerah Selat Sunda dan Muara Binuangeun pemancing biasanya menggunakan cumi yang di iris iris atau utuh (cumi kecil) dan/atau irisan ikan tongkol atau ikan lain yang dagingnya alot! Bila pemancing melontarkan kail yang diberati timah kedalam air, apakah dari perahu atau dari dermaga biasanya menimbulkan bunyi ”jebluk” sehingga cara mancing seperti ini juga secara populer disebut teknik mancing ”jeblukan” 



2. NGONCER.
Ngoncer adalah mancing dengan menggunakan ikan hidup (LIVE BAIT) sebagai umpan. Teknik ini sedikit unik dan tanpa menggunakan timah/ pemberat. Kenur utama dipasang kili-kili peniti (snaps wivel), kemudian disambungkan dengan mata kail dengan kawat nikelin sepanjang 10.cm. Umpan yang digunakan mutlak umpan hidup seperti : selar, tembang, layang, como, kembung, sangir, bahkan baby barracuda (alu-alu). Umpan hidup dibiarkan berenang menjauhi kapal, menuju lokasi yang paling akurat (tohor), sambil menunggu ikan pamangsa, seperti Tenggiri dan Barracuda menyambar umpan hidup tadi. Terkadang digunakan pula balon, yang berguna agar ikan tidak berenang ke bawah, sehingga ikan selalu berada di permukaan (1-2m dari permukaan) . Tehnik ini yang sangat efisien dan efektif untuk mancing tenggiri di Kep. Seribu dan mancing ikan permukaan di perairan sekitar Muara Binuangeun. Banyak pemancing sangat menggandrunginya.

3. TROLLING (Tonda).
Teknik memancing yang disebut ”trolling” ini harus menggunakan reel khusus (Open Reel) yang cukup kuat dan joran khusus yang umumnya hanya terdiri dari 1 batang dan harus ditarik kapal dengan kecepatan 5-7 knot. Trolling biasanya menggunakan umpan buatan yang dibuat dari fiber glass, kayu atau plastik. Umpan palsu yang paling populer adalah yang disebut Rapala untuk memancing ikan ikan seperti Tenggiri dan Wahoo. Ada jenis umpan palsu lain yang disebut Konahead yang berbentuk seperti cumi besar dengan rambut berurai tapi berwarna menyolok untuk mancing ikan ikan sejenis Marlin, Layaran dan Lemadang.
Jarak umpan dari kapal sekitar 20-100m tergantung dari ukuran umpannya. Cara ini sangat populer digunakan di perairan sekitar Binuangeun dan Ujungkulon dan kadang-kadang juga digunakan di daerah Kep. Seribu atau di Selat Sunda bagian utara walaupun jarang sekali berhasil karena sudah tidak banyak ikan pelagis diatas 10 kg.
Kalau kita trolling menggunakan umpan rapala biasanya boat melaju dengan kecepatan sampai dengan 8 knot masih bisa. Kalau ikan Wahoo yg menjadi target maka Rapala biasanya di troll dg kecepatan setinggi-tingginya. Kalau ikan jenis lain sekitar 4-6knot. Kalau menggunaka “Kona head”, agar sempurna efek “smoke trail”nya biasanya ditarik dg speed sekitar 11 knot keatas. Jadi umumnya penggunaan rapala tidak bersamaan dengan konahead.
Umumnya kalau pakai diving minnow spt. Rapala , kecepatan nya tidak lebih dari 6 knots tetapi kalau pakai konahead atau sejenis , kecepatannya berkisar antara 8 ~ 12 knots . Kalau trolling pakai umpan jahit saya biasanya pake speed sekitar 5 - 8 knot.
Unit ” knot ” adalah ” nautical miles per hr ” , kalau conversinya ke mile yang umumnya digunakan di darat, 1 nautical miles = 1.15 miles ( approx. ). Nautical mile/hour = 1.8km/jam. Jadi kalau kapal kecepatan nya 20 knots = 23 mph.
Untuk trolling dengan target ikan pelagis berukuran sedang sampai kecil misalnya di danau, muara atau rawa bakau (mangrove) sebenarnya kita tidak perlu menggunakan joran dan reel trolling khusus. Cukup menggunakan joran dan reel yang biasa digunakan untuk jigging karena biasanya lebih kuat dari joran dan reel yang digunakan untuk mancing dasaran.

4. CASTING,
Biasanya dilakukan dari pinggiran laut, seperti dermaga, batuan, pantai, bahkan diatas kapal yang sedang berhenti / jalan dengan pelan. Joran yang digunakan adalah joran khusus yang bersifat lentur (tidak kaku) dan panjangnya antara 150 sampai 172 cm cm karena berbeda dengan Popping (lihat teknik nomor lontaran umpan biasanya tidak perlu terlalu jauh (antara 20 sampai 30 m). Reel yang digunakan bisa spinning bisa juga reel khusus (baitcasting). Umpan yang digunakan biasanya umpan tiruan (lure) yang berbentuk ikan ikanan, serangga atau binatang laut lain dengan berat sekitar 7 sampai 20 gram. Caranya adalah umpan dilempar sejauh mungkin, kemudian reel digulung dengan cepat. Hal ini harus dilakukan terus menerus sampai ikan menyambar atau sampai pemancing merasa lelah dan menyerah. Oleh karena itu cara mancing seperti ini termasuk Popping dan Jigging (lihat nomor 7 dan 8 ) dikategorikan sebagai Sportfishing yaitu mancing sambil ber olah-raga!

5. SURF CASTING.
Teknik mancing ini dilakukan dari pantai dengan menggunakan joran yang panjangnya kira-kira 4m dan biasanya terdiri dari 3 pieces (potong) yang harus disambung jadi satu. Jorannya hampir seperti joran spinning atau popping biasa hanya jauh lebih panjang. Pemancing juga harus menggunakan reel yang berukuran cukup besar (biasanya model spinning kelas 4000 keatas). Walaupun teknik dasarnya hampir sama dengan casting yaitu melontarkan umpan sejauh jauhnya tetapi dalam Surf Casting, umpan yang di lontarkan justru dibiarkan mendarat dan tinggal di tempat dia jatuh. Oleh karena itu teknik mancing ini harus menggunakan timah pemberat untuk menahan agar umpan tidak bergerak kesana kemari dibawa ombak. Umpan yang digunakan juga bukanlah umpan palsu (tiruan) tetapi biasanya irisan ikan, cacing laut atau kerang-kerang yang ditemukan dipesisir. Pelontaran umpan tidak dilakukan secara sembarangan tetapi harus ditujukan ke cekukan cekukan/celuk yang diperkirakan ada ikan. Selain daripada itu surf casting biasanya dilakukan pada waktu pasang naik karena pada saat itulah ikan ikan mendekati pantai untuk mencari makanan. Selain dipantai, teknik surf casting juga bisa dilakukan di muara sungai, juga pada saat laut pasang!

6. ROCK CASTING.
Teknik mancing ini hampir sama dengan teknik Surf Casting dan menggunakan peralatan yang hampir sama tetapi dilakukan dari atas batu karang (rock) atau pinggir laut yang curam. Teknik dasarnya juga sama yaitu melontarkan umpan sejauh jauhnya dan umpan yang di lontarkan dibiarkan mendarat dan tinggal di tempat dia jatuh. Oleh karena itu teknik mancing ini harus menggunakan timah pemberat untuk menahan agar umpan tidak bergerak kesana kemari dibawa ombak. Umpan yang digunakan juga bukanlah umpan palsu (tiruan) tetapi biasanya irisan ikan, cacing laut atau kerang-kerang yang ditemukan dipesisir. Seperti dalam Surf Casting, pemancing biasanya tidak memegangi jorannya terus menerus tetapi menempatkannya disuatu tempat atau pada penyangga yang kokoh dan mengamati dari kejauhan sampai umpannya disambar ikan. Memancing dengan teknik Rock Casting sebenarnya sangat berbahaya karena pemancing harus memanjat tebing dan mencari spot diatas permukaan batu karang yang tingginya dari permukaan laut antara 2 m sampai 20 m. Yang hanya 4 m dari permukaan laut dapat tiba tiba dikelilingi air laut dan terpisah dari daratan pada saat pasang naik. Lokasi yang sangat tinggi juga sangat berbahaya karena ada bahaya terjatuh kedalam laut. Oleh karena itu teknik ini biasnya hanya dilakukan oleh pemancing yang suka mencari petualangan. Para ahli menasihatkan agar mereka yang senang ”Rock Casting” selalu melakukannya bersama teman agar bisa saling menolong.

7. JIGGING
Menurut para ahli, Jigging sebagai salah satu teknik mancing bukanlah sesuatu teknik yang baru muncul. Nelayan dari beberapa negara sejak ribuan tahun lalu telah mencoba ”menipu” ikan dengan menggunakan umpan palsu yang dibuat dari timah atau logam lain berbentuk ikan kecil yang dicemplungkan ke dasar laut lalu kemudian ditarik dengan cepat keatas. Pada saat ini, spot yang paling populer untuk teknik Jigging bagi para pemancing Jabodetabek, Jawa Barat dan Banten adalah di perairan Muara Binuangeun sekitar Pulau Deli dan di Sea Mount Reef yang lokasinya antara Lampung Barat dengan Ujung Kulon. Jigging biasnya dilakukan pada spot yang terdiri dari terumbu karang atau tubiran dengan kedalaman antara 50 sampai 100 m. Jig yang digunakan biasanya adalah yang memiliki berat minimal 100 gram agar terjun dengan cepat menuju dasar laut. Beberapa pemancing menggunakan jig yang beratnya mencapai 250 atau 400 gram tergantung jenis ikan yang menjadi sasaran. Memancing dengan teknik Jigging memerlukan peralatan yang berbeda dari teknik Popping atau Casting. Joran yang digunakan cenderung lebih kaku dan pendek (antara 150 sampai 170 cm), agak lebih kaku dari joran untuk mancing Dasaran. Joran untuk jigging hampir mirip dengan joran Trolling tetapi lebih kecil ukurannya dan terdiri dari 2 sambungan yang sambungannya berada diujung pangkal joran (butt). Reelnya juga harus lebih kokoh dibandingkan dengan reel untuk popping walaupun pada dasarnya bisa ditukar-tukar. Seperti telah disebutkan diawal sewaktu Jigging, jig tidak diayunkan ke spot yang dijadikan target tetapi dicemplungkan dan dibiarkan meluncur ke dasar laut secepat mungkin kemudian segera menggulung reel dengan cepat sambil sesekali disentak sentak. Cara tersebut dilakukan agar umpan tiruan tersebut bergerak mirip ikan umpan alami tetapi berenang menuju keatas sehingga ikan sasaran mau menyambarnya. Jigging biasanya dilakukan dari kapal/perahu yang lego jangkar dan berdiam ditempat. Bila terjadi strike, jig biasanya tiba tiba terasa berat dan ada yang menarik sehingga harus segera dilakukan ”fight” agar ikan tersebut tidak bisa menyelam dan bersembunyi didalam karang. Seperti juga dalam Popping, tantangan utama dalam jigging adalah justru mempertahankan agar ikan yang menyambar jig tidak bisa lari dan bersembunyi dibalik karang. Bila ini terjadi maka yang biasanya terjadi adalah jig terpaksa diputuskan/dikorbankan. Istilah para pemancing Indonesia adalah menjadi sesajen untuk laut selatan (bila terjadinya di Binuangeun).

8. POPPING.
Teknik Popping pada dasarnya termasuk dalam kelompok Casting. Tetapi teknik Popping menggunakan joran (rod) yang cukup panjang, antara 180 sampai 210 cm dan terdiri dari 2 pieces yang disambung dengan cincin (guide) berukuran besar agar kenur dapat meluncur dengan cpat dan digulung kembali dengan lancar. Joran yang lebih panjang akan menghasilkan pelontaran umpan yang lebih jauh. Reel yang digunakan biasanya kelas 6000 keatas dan kenurnya adalah benang PE (Braided) kelas 5 (50 lbs) sampai 8 (80 lbs). Sesuai dengan sebutannya, teknik popping khusus menggunakan ”lure” (umpan buatan) yang disebut Popper yang biasanya berukuran besar dengan berat antara 80 sampai 100 gram. Umpan buatan yang dipakai terdiri dari 2 jenis. Yang pertama disebut ”Chugger” yang kepalanya rata dan memiliki cekukan seperti mangkok. Chugger ini bila disentak sewaktu mengapung akan menimbulkan bunyi ”pop, pop, pop” karena kepalanya menabrak air. Itulah sebabnya ia disebut ”popper”. Jenis yang satu lagi disebut ”Pencil” karena kepalanya ”tajam” dan pensil ini tidak disentak sentak tetapi hanya ditarik terus. Teknik Popping hampir sama dengan Casting yaitu mengayunkan umpan tiruan ke spot yang dijadikan target kemudian menggulung reel dengan cepat. Setiap setelah beberapa putaran popper disentak (bila umpannya Chugger) lalu menggulungnya lagi. Cara tersebut dilakukan agar umpan tiruan tersebut bergerak mirip ikan umpan alami, sehingga ikan sasaran mau menyambarnya. Perbedaan utama antara Popping dengan Casting adalah bahwa Popping biasanya dilakukan dari kapal/perahu yang ”stand bye”. Artinya mesin kapal tetap hidup dan jangkar tidak diturnkan agar kapal bisa segera mundur bila telah terlalu dekat ke karang atau bila umpan disambar ikan target agar ikan tersebut tidak bisa menyelam dan bersembunyi didalam karang. Teknik ”popping” sangat populer di perairan Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur (sekitar Pulau Komodo) dan banyak dilakukan oleh orang asing, seperti Jepang, Korea dan juga Indonesia. Popping sekarang sangat populer dikalangan pemancing hobbyist Indonesia terutama untuk memancing Tuna pada waktu musimnya dan GT (Grand Trevally/Kuwe Gerong) yang bisa dilakukan kapan saja asal di spot yang tepat. Spot yang paling populer untuk pemancing Jabodetabek dan Banten saat ini adalah di sekitar Karang Tungku Tiga dan Batu Mandi sekitar Pulau Sanghyang, Tanjung Tua dan Karang Krekah dekat Bakauhuni, di Karang Jajar dan sekitar Pulau Panaitan, Ujungkulon. Semua spot ini berada di wilayah perairan Selat Sunda. Gerombolan ikan Tuna sirip kuning biasanya muncul sekitar bulan Maret-April di perairan Pelabuhan Ratu, Sukabumi.

9. Mancing GARONG.
Cara mincing ini secara popular diplesetkan dengan sebutan “ngegarong” karena menggunakan sejenis kail yang bermata 6 (enam) berbentuk seperti matahari yang disebut pancing “GARONG”. Uniknya, seringkali (atau lebih sering) ikan yang digarong tertangkap bukan karena pancing nyangkut di mulutnya tetapi nyangkut di insang, di pipi, pundak, perut, buntut, dsb. Mancing garong ini biasanya menggunakan joran TEGEK yaitu joran tanpa kolong-kolong (cincin/guide) yang panjangnya antara 4 m sampai 6 meter dan “teleskopik” (joran antena). Mancing cara “garong” ini harus menggunakan pelampung kecil yang dibuat dari kayu ringan dan biasanya berbentuk seperti “piring terbang”. Jarak antara pelampung dengan pancing garongnya hanya berkisar sekitar 50 cm sampai 100 cm sedangkan seluruh panjang kenur dari ujung joran sampai mata pancing hanya 2 sampai 3 m. Mancing ini umumnya menggunakan umpan lumut laut yang banyak tersedia di bebatuan di pantai. Kadang kadang orang menggunakan nasi atau kue. Umpan tersebut tidak ditempelkan di pancing tetapi dijepit oleh kenur kira kira 1 - 2 cm diatas pancing. Target yang utama adalah ikan Baronang, Botana, dan terkadang juga ikan Kakak Tua. Tehnik ini murah tetapi sangat unik, eksentrik dan sebenarnya sangat sulit. Mancing “garong” tidak memerlukan perahu atau kapal karena dilakukan dari pinggiran seperti dermaga, batu batu (beton) pemecah ombak, atau jembatan di sekitar pantai. Oleh karena itu, teknik mancing yang satu ini dianggap yang paling murah biayanya dan banyak orang sangat menikmatinya dan benar-benar ketagihan! (By : fishyforum member)

Saturday, September 20, 2014

Teknik Dasar Tips & Trik Mancing Casting




Opay Saifullah Cilegon
Pertama dari semuanya, kita akan berkenalan terlebih dahulu dengan yang namanya CASTING. Minturut kamus Bahasa Inggris-Indonesia oleh John M. Echols dan Hassan Shadily, arti casting yang diambil dari kata CAST adalah kasta (masyarakat), jelas saja bukan itu yang dimaksud..hehe.. Kalau dari www.artikata.com, yang dimaksud dari casting adalah "the act of throwing a fishing line out over the water by means of a rod and reel", yang kurang lebih artinya "aksi melempar senar pancing keluar menuju ke air dengan menggunakan alat Rod (joran) dan reel”.
Nah, dari sini saja kita bisa tarik kesimpulan bahwa inti dari casting adalah lempar 'something', yang sering kita sebut 'lure' atau umpan buatan. Bisa mini popper, minnow dll. (Nanti akan ada pembahasan tersendiri). Dan ingat, yang terpenting adalah menggunakan Rod dan Reel. Kalau tidak manggunakan Rod dan Reel (juga ada pembahasan lebih lanjut) , berarti belum bisa dinamakan casting..hehehehe.. Dan juga, Casting termasuk dalam sportfishing, dikarenakan kita dituntut untuk terus menerus melempar dan menggulung benang sampai ikan berhasil 'nyangkut' di lure kita. Itulah yang membedakan casting dengan teknik tradisional (dasaran ) walaupun awalnya sama2 cast (lempar).
Oke, sekarang kita lanjut menuju ke Pembahasan mengenai tackle / peralatan yang akan digunakan,
1. Rod ( Joran )
Rod adalah benda panjang yang menyerupai galah, kegunannya tentu saja bukan untuk mengambil mangga ( walaupun teman saya ada yang pernah nyobain dan berhasil), tetapi berperan sebagai perpanjangan lengan kita dalam hal melempar lure, memainkan lure serta 'menghajar' ikan. Nah, joran apa yang tepat untuk kita gunakan dalam casting?
a) Bahan Carbon, sebenarnya hal ini tidak mutlak. Tapi dikarenakan kita dituntut untuk terus melempar, maka pilihan joran berbahan carbon yang notabene jauh lebih ringan daripada bahan lainnya terutama fiber, sangatlah membantu castinger agar tidak mudah kecapaian, sehingga intensitas lempar lure semakin banyak dan otomatis semakin tinggi pula kesempatan untuk strike. Terapkan semboyan Rajin Pangkal Strike..!!
b) Panjang joran, (lagi-lagi) menurut penuturan beberapa koresponden, panjang paling nyaman untuk casting berkisar di 6 feet sampai 7 feet. Hal ini berpengaruh pada jarak lemparan dan juga kondisi spot mancingnya. Semakin panjang joran, maka semakin jauh jarak lontaran dan sebaliknya. Tetapi apabila kondisi spot yg sempit dan banyak pohon, maka pilihan panjang joran yg lebih pendek adalah sesuatu yang cukup krusial.
c) Kelas lbs joran, gunakan joran yang memiliki kelas 6-12 lbs, 8-17 lbs dan 10-20 lbs ( tergantung dari senar/line yang kita pakai )
d) Action joran, ada beberapa jenis action dr joran (CMIIW), yaitu slow, medium, medium-hard dan hard. Dalam hal ini yaitu casting, sangat tergantung dr 'kenikmatan' pemakainya dan tentu saja lure yang akan kita gunakan. (Biasanya) joran yang digunakan untuk casting adalah action medium-hard dan hard.
e) Merk dan Harga, banyak orang mengatakan "Ada uang Ada rupa". Semakin mahal, maka semakin bagus pula kualitas joran tsb. Tapi tentu saja tidak harus mahal untuk memulai casting, karena perlu diingat bahwa kepuasan menghajar ikan menggunakan tackle murah (tp tidak murahan) lebih terasa puas daripada menggunakan tackle mahal ( ini tentang kepuasan bukan kenikmatan lho..hehe) Berikut adalah beberapa merk joran yang sering didengar, Shimano, Daiwa, Eupro, Pioneer, Kamikaze, Maguro, Okuma, Seahawk dll. Joran berkisaran 200 ribu sampai 1 jutaan bisa dibeli untuk memulai kehidupan baru..
2. Reel ( Penggulung Senar )
Reel adalah suatu benda yang menyerupai.......... Apaan ya? sumpah, nge-blank..!! Lanjuuuuuttt Gunanya untuk menggulung senar, tempat penampungan senar (TPS), dan lain sebagainya. Ya kalo dipaksa diibaratkan, perannya mirip dengan telapak tangan serta jari waktu kita hand line lah (memancing dengan gulungan biasa, tanpa rod dan reel ). Nah, reel apa yang tepat untuk kita gunakan dalam casting? Nah lho, apaan ya?? haha, saya kurang referensi nih kalo soal reel. Yang saya tau hanya dimensi dari reel tsb. Karena yang kita bicarakan adalah lightcasting, maka reel dengan ukuran 1000-4000 (Shimano size) adalah ukuran yang pas untuk ber-casting ria. Merk reel yang umum digunakan adalah Shimano, Daiwa, Ryobi, Maguro, Okuma, Kamikaze, Pioneer, Seahawk dll. Dan juga perhatikan gear ratio nya, pilihlah minimal yang mempunyai gear ratio sebesar 4,9 : 1 Selebihnya mohon ditambah ya para senior..hehe..
3) Line
Line adalah benda yang menyerupai mie dengan berbagai warna..hehe.. Kalo diibaratkan, line adalah kabel penghubung yang menghantarkan energi-energi positif yang akan membuat anda menggelinjang tak karuan . Kalo banyak orang bilang joran yg terpenting, tapi menurut saya ya line-lah yg terpenting. Bayangin aja kalo mancing gak pake line.. hehehe.. Lanjuuuutttt.. Line / Senar / Kenur ada 2 jenis yang sering dijumpai, yaitu PE Line (Mulitifilament line yah?? CMIIW) dan Monofilament Line. Dalam casting, PE ‘hampir’ mutlak untuk digunakan. Walaupun tidak semutlak popping (casting kelas berat) dan Jigging, karena teman saya yang casting menggunakan Monofilament tetap aja lebih banyak strikenya dibanding saya (hoki dan timing yang pas berperan besar..kekekekekek). Yang jelas keuntungan dari PE adalah kemampuan lontarannya yang lebih jauh, daya tampung ke reel yang semakin banyak (karena diameternya kecil jika dibanding dgn Mono yang berukuran lbs sama), dan tentu saja daya lenturnya yg kurang sehingga ikan akan lebih mudah hook up (kecantol,red). Oh ya, hampir kelupaan, satuan line biasanya menggunakan lbs / pounds. Kalo di PE line, biasanya menggunakan satuan angka, yaitu PE 1, PE 2 dst. Semakin besar angka maka semakin besar pula kekuatan lbs line tsb. Pembahasan untuk terbuat dari apa saja bahan dari kedua line tsb mungkin akan dibahas oleh senior2 di page2 berikutnya. ^^
4. Leader (Perambut)
Untuk yang satu ini gak usah pake ibarat2an yah.. hehehehe.. Leader, minturut kamus, artinya pemimpin. Nah, dari situ saja sudah bisa dikira2 kan? Bahwa leader adalah ‘pemimpin’ paling atas dari main line (kenur utama) yang kita gunakan. Karena dia adalah pemimpin (leader), maka otomatis dia harus memiliki kekuatan yang lebih besar dari sang prajurit ( main line ). Apabila main line berkekuatan 20 lbs maka leader harus lebih kuat lagi, minimal 1,5 kali dari kekuatan main line. Hal ini dimaksudkan untuk meredam kejut apabila strike terjadi, sehingga prajurit tidak syok (putus). Kegunaan lainnya adalah untuk menyamarkan keberadaan mainline, dalam hal ini adalah PE. Karena sifat PE yang sangat terlihat, maka kegunaan leader terutama yang berjenis fluorocarbon akan sangat membantu rate strike. Jadi, kesimpulannya jika anda menggunakan PE sebagai mainline, maka kehadiran leader, terutama fluorocarbon, adalah wajib adanya. Nah, soal menyambung antara leader dengan mainline, usahakan jgn menggunakan kili-kil (swivel). Usahakan menggunakan ikatan langsung. Untuk kelas ringan, saya anjurkan menggunakan Albright Knot. Simpe, tapi sudah cukup kuat untuk bertarung dengan ikan2 medium. CMIIW
5. Lures ( Umpan2 Buatan )
Nah, kalo yang ini, saya ibaratkan sebagai peluru. Seandainya kita adalah tentara yang sedang berperang di medan tempur. Senjata canggih neh ceritanya, AK 47, M 16 dll lah, begitu udah siap perang, musuh dah di depan, eh, peluru ketinggalan di rumah.. No Comment dah.. (berdasarkan pengalaman pribadi..wkwkwkwkwkwkwkwk) Jadi, kesimpulannya lure adalah umpan buatan yang kita lontarkan menuju ke peraduan ikan target kita. Digerakkan sedemikian rupa dengan berbagai cara retrieve (menggulung) serta berbagai cara menggerakkan joran (twitch dan lain sebagainya). Akan kita bahas di pertemuan selanjutnya. Bahan lure tsb bisa dr kayu, plastic, besi, karet dsb. Berikut adalah jenis2 lure yang umum diketahui (kalo yang aneh2 bisa Tanya ke senior2 di sini..hehehe), Lure Minnow Seperti yang terlihat pada gambar, Lure minnow adalah sejenis ikan kecil yang bergerak secara alami seperti ikan. Kebanyakan lure jenis minnow merupakan tiruan bentuk dan warna ikan yang hampir sama persis. Lure ini digunakan pada fresh water dan salt water, biasanya effektif pada saat ikan sedang lapar dan rakus. Lure jenis ini tersedia dalam berbagai jenis kedalaman, shallow type untuk target ikan yang relatif tidak dalam (dekat dengan permukaan), deep type untuk target ikan yang bermain di kedalaman, floating type merupakan lure yang bermain dipermukaan dan sinking type merupakan lure yang cepat sekali tengelam untuk target ikan didekat dasar.
Lure Top Water Lure
jenis ini menggoda/menarik ikan di permukaan. Lure ini beraksi seperti ikan kecil yang panik dan lari menjauh. Lure ini sangat effektif untuk memancing ikan yang bermain disekitar permukaan. Yang termasuk lure jenis ini antara lain jenis pencil dan Lure popper yang menciptakan cipratan dipermukaan dan menimbulkan bunyi yang menggoda ikan.
Lure Vibration Lure
Vibration ini menghasilkan gerakan bergetar yang tinggi dengan bergoyang-goyang untuk menarik ikan bahkan dalam perairan dingin atau dengan jarak pandang yang rendah. Nb. Gambar menyusul.. (kapan-kapan ya..hehehehehe)
Nah, ini adalah saat yang tepat untuk kita berbicara tentang BALANCE TACKLE. Yuuuuukkk mariiiii.. BALANCE TACKLE adalah kondisi dimana tackle/peralatan kita dalam kondisi yang pas settingan-nya. Maksudnya, antara rod, reel, dan line (bahkan berat lure) dalam kondisi yang tidak ‘berlebihan’ satu sama laen. Bingung? Ane juga bingung neh..kekekekekekek.. Lanjuuuutttt Kita misalkan begini, saya mempunyai joran kelas 20 lbs, maka saya akan membeli line dengan kekuatan maksimal 20 lbs juga. Kenapa begitu? Karena saya berasumsi ketika saya fight dengan ikan yang beratnya jauh melebihi kekuatan maksimal joran, maka diharapkan line putus duluan. Nah, bayangkan apabila saya menggunakan line 40 lbs dengan joran 20 lbs, dengan cerita seperti diatas, maka kemungkinan joran patah akan sangat besar, karena line sangat jauh melampaui batas kekuatan joran. Semoga bahasa saya bisa dimengerti. Kemudian lanjut ke reel, sama dengan joran, reel juga mempunyai batas kekuatan line berapa yang boleh ‘masuk’ ke dalam reel tsb. Biasanya tertulis di sekitar spool. Reel juga bisa jebol apabila max drag (spool dikunci mati), sedangkan line jauh melebihi kekuatan reel. CMIIW. (Maaf senior, saya ga paham soal reel..hwehehehehe) Begitu juga dengan berat lure, jika di joran tertulis casting weight / lure weight hanya 7-21 grams misalnya, maka gunakan lah lure yang beratnya di kisaran tsb. Apabila lure terlalu ringan dr berat yg dianjurkan maka casting akan terasa lebih sulit (tidak bisa jauh dan aksi dr lure kurang maksimal), dan juga sebaliknya, bisa-bisa joran patah karena lure yang terlalu berat.
Oke, kita lanjut lagi. Setelah alat sudah memenuhi syarat Balance Tackle, maka proses selanjutnya adalah bagaimana menyatukan keseluruhan alat itu sehingga layak tempur di medan perang. Seperti yang sudah diketahui, mainline digulung ke reel..hehe.. Setelah tergulung dengan indah (usahakan serapat dan sepenuh mungkin, tp jangan melebihi bibir spool, karena pasti akan kusut nantinya), kemudian pasanglah reel ke joran. Tarik mainline melewati Ring Guide (kolong cincin pada joran), kemudian ikat mainline dengan leader dengan menggunakan Albright knot. Setelah semuanya terpasang dengan rapi, maka hal yg terakhir dilakukan adalah memasang lure ke leader. Hal ini masih jd perdebatan diantara saya dengan teman saya..hehe.. Teman saya bersikeras menggunakan Rapala Knot untuk menyambung leader ke lure. Sedangkan saya hanya ikatan biasa yang menggunakan peniti. Kekurangan menggunakan rapala knot adalah ketidakefisienan, karena setiap kita mengganti lure maka kita harus memotong dan kemudian menyambung lagi. Iya kalo cuma 4x ganti lure, kalo lebih dari 20x?? hehehehe.. Sedangkan jika menggunakan peniti maka akan sangat mudah untuk gonta ganti istri,eh, lure dengan sangat cepat. Tetapi, kekurangan dari penggunaan peniti adalah resiko jebol jika dihantam ikan besar. Sedangkan rapala knot lebih kuat dalam hal meladeni perlawanan ikan besar. Apalagi ditambah dengan aksi yang alami jika kita menggunakan rapala knot (karena lure tidak terbebani oleh peniti).
Sekarang kita lanjut ke tahap berikutnya, yaitu Akurasi Casting dan Teknik-Teknik Casting (serius nih, soalnya disadur langsung dari majalah Mancing, permisi dulu ama Om MR..hehe.. ) 1. Akurasi Casting Akurasi casting seringkali menjadi persoalan serius, khususnya saat casting di sungai, muara dan danau . Sebab kesalahan sedikit saja bias berakibat umpan/lure tersangkut ke berbagai macam penghalang yang banyak terdapat di hamper setiap sudut. Ragamnya bias macam2, baik batang pohon2 yang tumbang, akar2 yang menggantung, ranting yang hanyut, semak dan tumbuhan liar serta masih banyak lagi yang lainnya. Repotnya, akurasi casting berperan besar dalam menentukan apakah kita bakal mendapatkan strike atau tidak. Kita ketahui bahwa spesies sungai dan muara paling suka berlindung di tempat2 yang menurutnya aman, yang itu berarti tempat2 yang sulit untuk dijangkau. Satu2nya cara adalah meningkatkan akurasi casting dengan rajin berlatih. Latihan paling baik dilakukan di depan rumah ketika tidak ada angin. Gunakan joran anda lengkap dengan lure-nya dan taruh sebuah kaleng atau apapun sebagai titik sasaran sejauh 10 meter. Latihan yang dimaksud meliputi ketiga teknik casting yg paling sering digunakan.
2. Teknik-Teknik Casting
Ada 3 teknik casting yang biasa dipakai oleh castinger, yaitu
a) Overhand
Berguna untuk melempar ke suatu titik yg terhalang di kedua sisi. Mula2 tatap target lokasi dengan cermat . Posisikan joran parallel dengan tanah dan sikut berada persis di samping rusuk. Angkat joran lalu ayunkan joran kea rah posisi jam 10, namun pastikan anda hanya menggunakan pergelangan tangan untuk menghentakkan joran ke depan. Lepaskan jari yang menjepit tali pada saat ujung joran berada di sekitar posisi jam 11. Ulangi berkali-kali hingga arah lemparan anda semakin tepat dan umpan bisa jatuh masuk ke dalam kaleng.
b) Sidearm
Setelah menguasai teknik overhand, saatnya sekarang belajar teknik sidearm. Teknik casting menyamping ini berguna untuk melontar umpan ke satu titik yang berada di bawah naungan. Pegang joran parallel dengan tanah dan sikut tetap di samping rusuk. Jika anda tidak kidal, bawa dulou joran kea rah posisi jam 7, kini gerakkan pergelangan tangan ke depan kuat2 dan persis pada posisi jam 6 lepaskan jepitan jari ke tali. Ulangi lagi dan setelah semakin mahir gunakan ayunan joran untuk meningkatkan jarak lemparan dengan tetap menjaga akurasinya.
c) Underhand
Teknik ini berguna untuk melontar umpan ke titik yang terhalang oleh naungan dan juga di kedua sisi. Peganglah joran kira2 di sekitar pinggul. Posisikan joran paralel dengan tanah dan gantung umpan sekitar 15-20 cm dari ujung joran. Mulailah dengan menundukkan joran hingga mencapai sudut 45 derajat, lalu dengan gerakan yang berirama dan bertenaga, gunakan pergelangan tangan untuk menggambar sebuah setengah lingkaran imajiner dengan ujung joran. Lepaskan jepitan ke tali saat ujung joran mencapai horizon. Ulangi berkali2. Naikkan ujung joran saat umpan meluncur jika menginginkan jarak lemparan yang lebih jauh.
Nah, serius bener kan?? Hehe.. Jujur aja, latihan ini gak pernah saya terapin secara detail. Saya beranggapan gaya mancing orang akan ‘berevolusi’ dengan sendirinya. Style setiap angler pasti berbeda2. Tapi gak salah toh kalo dasar dari casting kita kuasai dulu?? ^^ Monggo dipraktekkin..hehe..
Oke, setelah casting sudah mahir, trus apalagi ya?? Oh ya, habis ngelempar ,tuh lure pasti masuk air kan?? Nah, berikutnya adalah teknik retrieve lure itu sendiri. Lanjuuuuuuuuutttttt..!!
Teknik Retrieve
Teknik retrieve (menggulung reel) adalah teknik pamungkas kita untuk memperdaya ikan agar mau memakan lure kita. Peran dari retrieve sangatlah besar, karena minturut pengalaman pribadi serta pengalaman kawan2 lain yang saya baca di Forum serta Artikel, beda ikan beda pula teknik retrieve kita. Sebagai contoh, Kakap Putih yang tergolong ikan pemalas, maka retrieve yang digunakan adalah slow retrieve. Namun beda dengan Mangrove Jack (Ungar, Fung Cho, Mangar dll), dia akan lebih ganas mengejar lure apabila kita menggunakan teknik fast retrieve. Tapi tentu saja hal ini tidak mutlak harus begitu adanya, semua tergantung kondisi dan situasi. CMIIW
Teknik retrieve yang umum digunakan yaitu, 1. Slow Retrieve Usahakan joran berada pada posisi 45 derajat (bawa busur tiap kali pergi casting.. J/K), ujung joran bisa dibawah, bisa juga diatas. Tergantung kondisi dan selera. Kemudian setelah lure di-cast, retrieve dengan santai, konstan. Feeling sangat diperlukan, jangan terlalu cepat, tp jg jangan terlalu lambat. Perbanyaklah latihan.
2. Fast Retrieve
Usahakan joran berada pada posisi 45 derajat. Ujung joran bisa dibawah, bisa juga diatas. Kemudian setelah lure di-cast, maka cepatlah menggulung reel. Tanpa henti dan konstan.
3. Reel in, stop and go
Teknik retrieve ini adalah kombinasi dari dua teknik yg telah disebutkan diatas. Keseluruhan posisi joran sama akan tetapi reel diputar, terkadang fast atau juga slow. Kemudian berhenti sejenak. Hentakkan joran secara halus (twitching), seakan2 lure yang kita pakai sedang dalam keadaan sekarat. Kemudian retrieve lagi. Begitu seterusnya. 4. Selanjutnya adalah teknik retrieve yang biasa digunakan ketika kita menggunakan mini popper, khususnya tipe chugger. Setelah lure sampai di air, tunggu sejenak agar lure seimbang. Kemudian gulung reel sampai tali mengencang, berhenti menggulung dan hentakkan joran dengan cepat dan bertenaga (tapi tetap santai lho.. ^^), kemudian gulung lagi, berhenti, dan hentakkan lagi. Begitu seterusnya. Semakin banyak gelembung air, maka semakin bagus dan ikan akan semakin marah!!
5. teknik WTD (Walk The Dog),
untuk yang penasaran kenapa dinamakan Walk The Dog, ada sedikit ilustrasi singkat..hehe.. (juga baru tau dr temen kemaren). Pernahkah anda melihat seekor anjing yang diajak jalan2 oleh Tuannya menggunakan tali pandu? Nah, seperti itulah gerakan lure (dalam hal ini biasanya pencil dan stickbait) yang di-retrieve dengan teknik WTD. Lure akan bergerak ke kiri dan ke kanan secara beraturan. Kira2 begitulah ilustrasinya (ngawur.com..hehe..)
Teknik ini sangat dibutuhkan konsentrasi, kalo saya yang mainin udah ganti namanya, jadi Walk The Crazy Dog. Jalannya udah ngawur kemana2 gak karuan..hehe.. So, konsentrasi, It’s A Must ..!! Emang agak nyebelin sih, tp kalo dah bisa, saya jamin anda bakal ngoleksi lure jenis pencil sebanyak2nya dan dalam waktu yang sesingkat2nya. Oke, lanjuuuuuttttt
Seperti biasa, Joran anda letakkan pada posisi 45 derajat. Dalam teknik WTD, joran wajib barada di bawah ( menyilang kaki anda ). Gunakan teknik slow retrieve yang sudah di jelaskan diatas. Ingat, putaran konstan. Jika sudah merasa stabil dalam hal putaran, sekarang twitch (kedut) secara halus tapi spontan. Jangan bertenaga tapi juga jangan terlalu lemas ( gunakan kekuatan pergelangan tangan ). So, intinya, teknik ini me-retrieve lure secara konstan sembari men-twitch ujung joran beraturan dan bukan sporadis. CMIIW.
Nah, lagi-lagi, kesimpulan dari ini semua adalah ketika praktek di lapangan bisa menjadi sangat berbeda. Variasi retrieve akan sangat dibutuhkan untuk memperdaya ikan, maka perbanyaklah teknik retrieve. Dan juga, siapa tahu anda akan menemukan teknik retrieve terbaru dan ampuh dalam memperdaya ikan. Tight Lines..!!
SELAMAT MENCOBA CASTING !!!
SEMOGA BERUNTUNG, STRIKE BERSAMA ANDA.

Ragam Cara & Metode Memancing Ikan Di laut



SPOT DARATAN

1. Memancing dari Pantai (Surfishing), Pemancing berada di pantai dan jenis piranti yang digunakan di sini sangat tergantung dari jenis ikan yang akan kita inginkan. Umpan seperti udang, cacing laut, potongan ikan bahkan ikan hidup bisa digunakan sebagai umpan tiruan. Hasilnya pun sangat tergantung dari lokasi yang kita pilih

2. Memancing dari Tepi Dermaga (Pierfishing). Pemancing berada di atas dermaga dan memancing ikan yang berada di bawah dermaga tersebut.Terkadang ikan kakap bisa kita dapatkan disini.

3. Memancing dari batu karang (rockfishing): Pemancing berada di atas batu karang. mancing dari atas batu karang ini sangat seru dan mendebarkan Karena kita tidak tahu jenis ikan apa yang berada di balik karang.


SPOT TENGAH LAUT

1. Mancing Dasar (Bottom Fishing): Memancing dari atas perahu yang di jangkar diatas lokasi yang dianggap potensial seperti gugusan karang, tubiran menggunakan pemberat (umumnya terbuat dari timah) untuk menenggelamkan umpan sampai ke dasar laut. Umpan yang umum dipakai antara lain udang, ikan hidup, irisan daging ikan, cacing laut, dll. Anda dapat menggunakan type piranti yang sesuai dengan keinginan.

2. Jerking (Mancing hentak/ngotrek): Jerking menggunakan umpan tiruan yang diberi pemberat agar dapat tenggelam sampai ke dasar laut. Dan umpan tsb biasanya menyerupai ikan kecil, cacing, udang, dll. Melempar umpan dan lalu mengulur kenur sampai umpan sampai ke dasar laut, lalu gulung kenur sambil menggerakan joran untuk menciptakan gerakan kepada umpan agar terlihat seperti hidup.

3. Kite Fishing (Mancing menggunakan layang-layang): Memancing dari perahu dengan menggunakan layang-layang untuk menjauhkan umpan pada jarak tertentu. Beberapa pemancing bahkan menggunakan jerat untuk menangkap ikan. Piranti yang biasanya dipakai adalah jenis spinning, dan disamping menggunakan layang-layang dapat pula memakai balon.

4. Drifting (Mancing berhanyut): Dapat diartikan menghanyutkan umpan atau perahu, keduanya akan menimbulkan efek yang sama. Umpan yang paling baik digunakan adalah umpan hidup dengan menggunakan piranti jenis spinning, baitcasting atau conventional. Ada pula pemancing yang melakukan hal ini untuk menemukan gugusan karang yang dikelilingi oleh ikan-ikan pancingan.

5. Trolling (Mancing tonda): Menggunakan umpan hidup atau segar dan juga umpan tiruan adalah umum pada tehnik ini. Biasanya umpan di hela di belakang perahu yang bergerak maju pada kecepatan tertentu.

Friday, September 19, 2014

Tips & Trik Cara Memancing Ikan Lele



Ikan lele hidup di sungai dengan arus air yang pelan, rawa, telaga, waduk, kolam, juga sawah yang tergenang air. Ikan ini tidak suka pada air yang terlalu dalam. Bahkan ikan lele dapat hidup pada air yang tercemar, misalnya di got-got dan selokan pembuangan. Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele sembunyi dan berlindung di tempat-tempat gelap.
Di alam, ikan lele berkembang biak pada musim hujan. Cara Mancing Ikan LeleCara mancing ikan lele membutuhkan seni tersendiri. Karena ikan ini ikan nokturnal yang aktif di malam hari maka memancing lele lebih baik dilakukan malam hari. Bukan berarti ikan ini tidak mau makan pada siang hari, tetapi pada malam hari lele akan lebih agresif dan lebih ganas. Ikan lele dumbo di kolam biasa juga dipancing siang hari. Namun memancing lele di alam bebas lebih mengasyikkan karena banyak tantangannya, apalagi kalau dilakukan pada malam hari.
Peralatan pancing yang diperlukan cukup perangkat ringan saja. Kail pancing ukuran 8 – 10, tali pancing/senar/kenur untuk ukuran berat ikan sampai 3 kg.  Tapi untuk mancing ikan lele kolam yang beratnya mencapai 15 kg tentu memerlukan tali pancing yang kuat. Joran pancing yang sesuai untuk berat ikan maksimal 3 kg, kecuali untuk mancing lele kolam yang besar. Jika mancing dilakukan malam hari tentu perlu peralatan pancing lain seperti senter, namun saat mancing usahakan tidak menyalakan senter ke arah air karena menyebabkan ikan lele sembunyi.
Selain itu mungkin dibutuhkan starlight alias alat pendar cahaya yang dipasang di ujung joran pancing sebagai penanda kalau pancing sudah dimakan ikan. Bisa juga menggunakan alat dering atau bunyi-bunyian sebagai penanda. Selain dengan pancing biasa, memancing lele juga bisa dilakukan dengan memasang tajur, yaitu sejenis pancing dengan joran pendek yang dibiarkan beberapa lama. Dalam waktu tertentu tajur tersebut dilihat apakah sudah dimakan ikan atau belum.
Untuk umpan pancing dapat diberikan berupa cacing tanah, potongan daging ikan, serangga, ulat, laron, dan kroto, jangkrik, kecoa dan serangga lainnya. Saya lebih sering menggunakan cacing tanah sebab cara mancing ikan lele dengan umpan ini lebih praktis. Ada untungnya jika memancing lele saat malam hari ini, sebab biasanya kalau siang hari umpan-umpan seperti cacing dan serangga akan terlebih dahulu dihabisi oleh ikan-ikan kecil seperti kepar atau puyu.