Cara Memancing Patin
Untuk mendapatkan Patin yang mempunyai ukuran besar, hanya bisa ditemukan di sungai-sungai besar seperti Barito, Kapuas, Kahayan,
Mahakam dan lainnya. Demikian pula untuk memancingnya, perlu kesabaran
dan ketekunan ekstra, karena Patin memang agak sulit untuk dipancing.
Tetapi justru makin sulit dipancing merupakan tantangan yang ingin
ditaklukkan oleh pancinger sejati. Karena apabila hal itu dapat
dilakukan dengan berhasil merupakan kepuasan tersendiri yang mempunyai
nilai tinggi.
Patin lebih menyukai berada di bebatuan dasar sungai karena di sini
biasanya banyak bersembunyi ikan-ikan kecil dan udang yang merupakan
makanannya. Namun demikian ia pun sering memburu mangsanya baik di
permukaan maupun pertengahan air. Dengan bentuk tubuhnya yang streamline
mirip torpedo, Patin perenang yang handal.
Untuk memancingnya, ikan yang ukuran relatif kecil dapat menggunakan
peralatan tradisional dengan joran bambu. Namun diperlukan juga piranti
modern bila targetnya ikan berukuran besar. Gunakanlah joran teleskopik
atau two pieces rod dengan ril. Mata kail bernomor 10 dan kenur
berukuran 20 lbs dengan timah berbentuk kerucut atau bulat tanpa
pelampung. Semuanya itu bukan merupakan ketentuan baku yang mutlak.
Untuk menentukan umpan yang akan digunakan, terlebih dahulu harus
diketahui makanan utama ikan ini. Adapun Patin yang termasuk dalam jenis
carnivora, sebagai umpan memancing sebaiknya digunakan udang atau
cacing walau kemungkinan penggunaan umpan lain pun tetap ada, seperti
hati ayam, jeroan ikan dan lain-lain.
Bahkan yang unik adalah yang dilakukan pancinger Patin di wilayah Hulu
Kalimantan Selatan, mereka menggunakan potongan pisang awa (pisang yang
banyak bijinya) yang mengkal masaknya untuk umpannya. Justru cara ini
yang membuat keberhasilan mereka dalam memancing Patin relatif besar.
Hal ini merupakan sesuatu yang bertentangan dengan teori yang mengatakan
Patin adalah golongan carnivora. Percaya atau tidak pancinger dapat
membuktikannya dan menyaksikannya sendiri.*^^BS