Bottom trawling merupakan cara memancing
dengan menggunakan pukat, yang berupa jaring ikan dengan jangkauan yang
luas dan lebar. Jaring yang dipasang pada teknik bottom trawling
dipasang di sepanjang dasar laut (bottom) sampai kedalaman
tertentu yaitu untuk menangkap ikan demersal yaitu ikan-ikan yang
mencari makan di dasar perairan maupun ditengah perairan. Ikan yang
ditangkap dengan cara bottom trawling bisa beraneka macam karena
penggunaannya di dasar perairan yang merupakan jalur ikan mencari makan.
Jaring pukat bottom trawling dipasang
rendah di dasar perairan dengan kedalaman yang cukup dalam di dalam
perairan dan ditarik oleh kapal pukat baik dengan sistem 1 kapal maupun 2
kapal join menjadi satu. Kapal yang dipakai biasanya yang memiliki daya
yang cukup kuat sampai lebih dari 10.000 HP sehingga mampu menarik
bottom trawling tanpa kesulitan.
Jaring pukat bottom trawling menangkap
hampir semua jenis ikan di daerah dasar perairan seperti ikan cod, cumi,
udang dan berbagai ikan yang hidup di karang-karang. Ikan besar dan
kecil serta berbagai macam molusca biasanya ikut terbawa oleh jaring
pukat ini. Hampir semua spesies yang kecil yang terkena jaring pukat ini
tidak mampu meloloskan diri dari jaring pukat bottom trawling mengingat
kecilnya lubang jaring yang ada.
Kehancuran suatu ekosistem di suatu
perairan menjadi ancaman penggunaan bottom trawling. Banyak ikan besar
dan kecil yang tidak bisa meloloskan diri, dan akhirnya diambil sebagai
komoditi meskipun harganya sangat murah. Dengan diambilnya semua jenis
ikan bahkan dari berbagai umur, menyebabkan daur hidup ikan menjadi
terganggu dan menjadi rusak.
Belum lagi kerusakan yang ditimbulkan
jaring tersebut jika menghantam terumbu karang dan merusaknya, maka
konservasi terumbu karang menjadi terganggu. Terumbu karang yang menjadi
tempat hidup banyak spesies ikan menjadi terancam dengan adanya jaring
pukat yang kuat melewatinya dan menghancurkannya.
Di beberapa negara penggunaan bottom
trawling beberapa sudah diawasi, pengawasan terutama dari jenis dan
bentuk jaringnya apakah sudah sesuai dengan standard penangkapan ikan.
Besar lubang jaring merupakan faktor penentu besaran ikan yang akan
ditangkap. Namun lebih banyak negara yang melarang jenis pukat bottom
trawling digunakan sebagai cara penangkapan komersialnya. Mengingat
banyaknya kerugian yang ditimbulkannya dibandingkan dengan keuntungan
yang didapatkannya.
Kerusakan lingkungan memang merupakan
hal yang patut diwaspadai oleh para nelayan profesional, mengingat masa
depan industri perikanan di masa depan, semoga para pemancing pun
memperhatikan konservasi lingkungan dengan menggalakkan program “catch and release”
bagi ikan-ikan yang termasuk langka. Termasuk penggunaan cara-cara
penangkapan ikan yang selalu memperhatikan kelestarian lingkungan demi
anak cucu kita kelak.