Kapal yang didesain untuk memancing ikan dengan tonda (trolling)
biasanya berbentuk agak ramping. Dengan bentuk seperti ini gerakan
kapal menjadi lebih lincah. Selain itu, kapal juga di lengkapi dengan
mesin-mesin kecepatan tinggi, bahkan kadang-kadang ada yang menggunakan
mesin ganda. Keberhasilan memancing dengan tonda memang sangat
dipengaruhi oleh laju kapal yang di gunakan. Untuk keberhasilan menonda
sebaiknya menggunakan kapal dengan kecepatan antara 10-12 knot.
Bagian belakang kapal (burutan)
sebaiknya dibuat agak lebar agar pemancing lebih leluasa dan lebih
mudah menaikan ikan ke atas kapal. Jika pemancing menggunakan lebih dari
satu unit pancing, biasanya kapal di beri tambahan babarapa palang yang
terbuat dari kayu atau fiberglas. Palang-palang ini dinamakan out rigger
dan dipasang pada bagian kiri dan kanan lambung kapal yang menjorok
keluar atau pada bagian belakang kapal. Pada ujung kapal diberi cincin
penyalur sebagai tempat pemasukan tali pencing yang berasal dari joran.
Dengan adanya palang ini, kita dapat menggunakan beberapa unit pancing
tonda dalam satu kapal tanpa khawatir terjadinya tali kusut atau
penyangkutan satu sama lain.
Dengan menggunakan pancing tonda, ikan
yang tertangkap umumnya berukuran besar seperti ikan tuna, tenggiri,
lemadang, layaran atau marlin. Karena besar dan kuatnya ikan yang
tertangkap, ada kemungkinan pemancing terbawa oleh gerakan ikan dan bisa
terjebur ke laut. Oleh karena itu, demi keselamatan pemancing, ada tipe
kapal untuk pancing tonda yang dilengkapi dengan tempat duduk pengaman.
Tempat duduk ini bisa dipasang secara permanen di atas kapal dan di
lengkapi dengan sabuk pengaman.