Ikan lele memiliki banyak nama atau
sebutan sesuai nama daerah masing-masing. Di Sumatera ikan ini disebut
juga ikan limbat (limbek), kalang, sebakut dan juga keli. Di beberapa
tempat disebut pula dengan nama lindi, pintet, keling, dan cepi. Dalam
bahasa Inggris dikenal dengan nama catfish, mudfish, siluroid dan walking catfish. Nama ilmiah ikan ini adalah Clarias, yang berasal dari bahasa Yunani yaitu chlaros yang berarti “lincah” dan “kuat”.
Di seluruh dunia ini ada mungkin lebih
dari 55 spesies ikan lele dan di Indonesia tersebar sekitar 5 spesies.
Ikan lele sudah banyak yang diternak dan umumnya ikan lele dumbo
(Clarias gariepinus) yang diimpor. Ikan lele lokal masih ada di
alam, seperti lele hitam/koli (Clarias leiacanthus), lele akar (Clarias batrachus), lele panjang/ limbek (Clarias nieuhofii), dan lain-lain.
Ikan lele hidup di sungai dengan arus
air yang pelan, rawa, telaga, waduk, kolam, juga sawah yang tergenang
air. Ikan ini tidak suka pada air yang terlalu dalam. Bahkan ikan lele
dapat hidup pada air yang tercemar, misalnya di got-got dan selokan
pembuangan. Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak
mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele sembunyi dan
berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele berkembang biak
pada musim hujan.
Memancing ikan lele membutuhkan seni
tersendiri. Karena ikan ini ikan nokturnal yang aktif di malam hari maka
memancing lele lebih baik dilakukan malam hari. Bukan berarti ikan ini
tidak mau makan pada siang hari, tetapi pada malam hari lele akan lebih
agresif dan lebih ganas. Ikan lele dumbo di kolam biasa juga dipancing
siang hari. Namun memancing lele di alam bebas lebih mengasyikkan karena
banyak tantangannya, apalagi kalau dilakukan pada malam hari. Kita
harus selalu waspada karena bisa saja ada ular atau binatang berbahaya
lainnya.
Perangkat pancing yang diperlukan cukup
perangkat ringan saja. Mata kail ukuran 8 – 10, benang untuk ukuran
berat ikan sampai 3 kg. Tapi untuk mancing lele kolam yang beratnya
mencapai 15 kg tentu memerlukan tali pancing yang kuat. Joran pancing
yang sesuai untuk berat ikan maksimal 3 kg, kecuali untuk mancing lele
kolam yang besar. Jika mancing dilakukan malam hari tentu perlu
peralatan lain seperti senter, namun saat mancing usahakan tidak
menyalakan senter ke arah air karena menyebabkan ikan lele sembunyi.
Selain itu mungkin dibutuhkan starlight alias alat pendar
cahaya yang dipasang di ujung joran sebagai penanda kalau pancing sudah
dimakan ikan. Bisa juga menggunakan alat dering atau bunyi-bunyian
sebagai penanda.
Selain dengan pancing biasa, memancing
lele juga bisa dilakukan dengan memasang tajur, yaitu sejenis pancing
dengan joran pendek yang dibiarkan beberapa lama. Dalam waktu tertentu
tajur tersebut dilihat apakah sudah dimakan ikan atau belum. Untuk umpan
pancing dapat diberikan berupa cacing tanah, potongan daging ikan,
serangga, ulat, laron, dan kroto. Kami lebih sering menggunakan cacing
tanah untuk umpannya karena lebih praktis. Ada untungnya jika memancing
lele saat malam hari ini, sebab biasanya kalau siang hari umpan-umpan
seperti cacing dan serangga akan terlebih dahulu dihabisi oleh ikan-ikan
kecil seperti kepar atau puyu.