-----------------------

Monday, October 13, 2014

Teknik Memancing Cakalang Nelayan Tradisional.



*Huhate (Pole and Line)*
Pole and line yaitu pancing yang digunakan untuk menangkap ikan-ikan
cakalang, tuna, tongkol, pancing ini terdiri dari joran, tali pancing
dan umpan. Dioperasikan secara bersama di atas kapal. Pole and line
biasa disebut dengan “huhate” sebagai penangkap ikan alat ini sangat
sederhana desainnya, hanya terdiri dari joran, tali, dan mata pancing.
Tetapi sesungguhnya cukup kompleks karena dalam pengoperasiannya
memerlukan umpan hidup untuk merangsang kebiasaan menyambar mangsa pada
ikan.


Sebelum pemancingan, dilakukan penyemprotan air untuk mempengaruhi
visibility ikan terhapap kapal atau para pemancing. Adanya faktor umpan
hidup inilah yang membuat cara penangkapan ini menjadi agak rumit. Hal
ini disebabkan karena umpan hidup harus sesuai dalam ukuran dan jenis
tertentu, disimpan, dipindahkan, dan dibawa dalam keadaan hidup. Ini
berarti diperlukan sistem penangkapan umpan hidup dan desain kapal yang
sesuai untuk penyimpanan umpan supaya umpan hidup dapat tahan sampai
waktu penggunaannya. Secara umum alat tangkap pole and line terdiri atas
joran (bambu atau lainnya) untuk tangkai pancing, /polyethylene/ untuk
tali pancing dan mata pancing yang tidak berkait terbalik.

Terdapat beberapa keunikan dari alat tangkap huhate. Bentuk mata pancing
huhate tidak berkait seperti lazimnya mata pancing. Mata pancing huhate
ditutupi bulu-bulu ayam atau potongan rafia yang halus agar tidak tampak
oleh ikan. Bagian haluan kapal huhate mempunyai konstruksi khusus,
dimodifikasi menjadi lebih panjang, sehingga dapat dijadikan tempat
duduk oleh pemancing. Kapal huhate umumnya berukuran kecil. Di dinding
bagian lambung kapal, beberapa cm di bawah dek, terdapat sprayer dan di
dek terdapat beberapa tempat ikan umpan hidup. Sprayer adalah alat
penyemprot air.

Deskripsi alat tangkap pole and line ini adalah sebagi berikut:

  * *Joran /(galah)/*. Bagian ini terbuat dari bambu yang cukup tua dan
    mempunyai tingkat elastisitas yang baik. Yang umum digunakan adalah
    bambu yang berwarna kuning. Panjang joran berkisar 2 – 2,5 m dengan
    diameter pada bagian pangkal 3 – 4 cm dan bagian unjuk sekitar 1 –
    1,5 cm. Sebagaimana telah banyak digunakan joran dari bahan sintesis
    seperti plastik atau fibres.

  * *Tali utama /(main line)/*. Terbuat dari bahan sintesis
    /polyethylene/ dengan panjang sekitar 1,5 – 2 m yang disesuaikan
    dengan panjang joran yang digunakan, cara pemancingan, tinggi haluan
    kapal dan jarak penyemprotan air. Diameter tali 0,5 cm dan nomor
    tali adalah No 7.

  * *Tali sekunder*. Terbuat dari bahan monofilament berupa tasi
    berwarna putih sebagai pengganti kawat baja /(wire leader)/ dengan
    panjang berkisar 20 cm. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
    terputusnya tali utama dengan mata pancing sebagai akibat
    gigitan ikan cangkalang.

  * *Mata pancing /(hook)/ yang tidak berkait balik*. Nomor mata pancing
    yang digunakan adalah 2,5 – 2,8. Pada bagian atas mata pancing
    terdapat timah berbentuk slinder dengan panjang sekitar 2 cm dan
    berdiameter 8 mm dan dilapisi nikel sehingga berwarna mengkilap dan
    menarik perhatian ikan cangkalang. Selain itu, pada sisi luar
    silender terdapat cincin sebagai tempat mengikat tali sekunder. Di
    bagian mata pancing dilapisi dengan guntingan tali rafia berwarna
    merah yang membungkus rumbia-rumbia tali merah yang juga berwarna
    sebagai umpan tiruan. Pemilihan warna merah ini disesuaikan dengan
    warna ikan umpan yang juga berwarna merah sehingga menyerupai ikan
    umpan.

Dalam pelaksanaan operasi dengan alat pole and line ini di samping
digunakan umpan tiruan berupa sobekan-sobekan kain, guntingan tali
rafia, ataupun bulu ayam juga digunakan umpan hidup. Umpan hidup ini
dipakai untuk lebih menarik perhatian ikan cakalang agar lebih mendekat
pada areal untuk melakukan pemancingan. Sedangkan dalam melakukan
operasi pemancingan digunakan pancing tanpa umpan. Hal ini bertujuan
untuk efisiensi dan efektifitas alat tangkap, karena ikan cakalang
termasuk pemangsa yang rakus. Hal ini sesuai dengan pendapat ayodhya
(1981) bahwa jika ikan makin banyak dan makin bernafsu memakan umpan,
maka dipakai pancing tanpa umpan dan mata pancing ini tidak beringsang
(tidak berkait).

*Umpan*


Umpan yang digunakan adalah umpan hidup, dimaksudkan agar setelah ikan
umpan dilempar ke perairan akan berusaha kembali naik ke permukaan air.
Hal ini akan mengundang cakalang untuk mengikuti naik ke dekat
permukaan. Selanjutnya dilakukan penyemprotan air melalui sprayer.
Penyemprotan air dimaksudkan untuk mengaburkan pandangan ikan, sehingga
tidak dapat membedakan antara ikan umpan sebagai makanan atau mata
pancing yang sedang dioperasikan. Umpan hidup yang digunakan biasanya
adalah teri /(Stolephorus spp.)/.

*Teknik*
Teknik operasi penangkapan ikan menggunakan pole and line yaitu:

Setelah semua persiapan telah dilakukan, termasuk penyediaan umpan
hidup, maka dilakukan pencarian gerombolan ikan oleh seorang pengintai
yang tempatnya biasanya dianjungan kapal, dan menggunakan teropong.
Pengoperasian bisa juga dilakukan didekat rumpon yang telah dipasang
terlebih dahulu. Setelah menemukan gerombolan ikan harus diketahui arah
renang ikan tersebut baru kemudian mendekati gerombolan ikan tersebut.
Sementara pemancing sudah harus bersiap masing-masing pada sudut kiri
kanan dan haluan kapal. Cara mendekati ikan harus dari sisi kiri atau
kanan dan bukan dari arah belakang.

Pelemparan umpan dilakukan oleh /bouy-bouy/ setelah diperkirakan ikan
telah berada dalam jarak jangkauan pelemparan, kemudian ikan dituntun ke
arah haluan kapal. Pelemparan umpan ini diusahakan secepat mungkin
sehingga gerakan ikan dapat mengikuti gerakan umpan menuju haluan kapal.
Pada saat pelemparan umpan tersebut, mesin penyomprot sudah difungsikan
agar ikan tetap berada didekat kapal. Pada saat gerombolan ikan berada
dekat haluan kapal, maka mesin kapal dimatikan. Sementara jumlah umpan
yang dilemparkan kelaut dikurangi, mengingat terbatasnya umpan hidup.
Selanjutnya, pemancingan dilakukan dan diupayakan secepat mungkin
mengingat kadang-kadang gerombolan ikan tiba-tiba menghilang terutama
jika ada ikan yang berdarah atau ada ikan yang lepas dari mata pancing
dan jumlah umpan yang sangat terbatas. Pemancingan biasanya berlangsung
15-30 menit.

Waktu pemancingan tidak perlu dilakukan pelepasan ikan dari mata pancing
disebabkan pada saat joran disentuhkan ikan akan jatuh keatas kapal dan
terlepas sendiri dari mata pancing yang tidak berkait. Berdasarkan
pengalaman atau keahlian memancing nelayan, pemancing kadang
dikelompokkan kedalam pemancing kelas I, II, dan III. Pemancing kelas I
(lebih berpengalaman) ditempatkan dihaluan kapal, pemancing kelas II
ditempatkan disamping kapal, dekat kehaluan, sedangkan pemancing kelas
III ke samping kapal agak jauh dari haluan. Untuk memudahkan
pemancingan, maka pada kapal Pole and Line dikenal adanya /”flying
deck”/ atau tempat pemancingan.

Pemancingan dilakukan serempak oleh seluruh pemancing. Pemancing duduk
di sekeliling kapal dengan pembagian kelompok berdasarkan keterampilan
memancing. Pemancing I adalah pemancing paling unggul dengan kecepatan
mengangkat mata pancing berikan sebesar 50-60 ekor per menit. Pemaneing
I diberi posisi di bagian haluan kapal, dimaksudkan agar lebih banyak
ikan tertangkap.

Pemancing II diberi posisi di bagian lambung kiri dan kanan kapal.
Sedangkan pemancing III berposisi di bagian buritan, umumnya adalah
orang-orang yang baru belajar memancing dan pemancing berusia tua yang
tenaganya sudah mulai berkurang atau sudah lamban. Hal yang perlu
diperhatikan adalah pada saat pemancingan dilakukan jangan ada ikan yang
lolos atau jatuh kembali ke perairan, karena dapat menyebabkan
gerombolan ikan menjauh dari sekitar kapal.

Hal lain yang perlu diperhatikan pada saat pemancingan adalah
menghindari ikan yang telah terpancing, jatuh kembali ke laut. Hal ini
akan mengakibatkan gerombolan ikan yang ada akan melarikan diri ke
kedalaman yang lebih dalam dan meninggalkan kapal, sehingga mencari lagi
gerombolan ikan yang baru tentu akan mengambil waktu. Di samping itu,
banyaknya ikan-ikan kecil di perairan sebagai /natural bait/ akan
menyebabkan kurangnya hasil tangkapan. Jenis-jenis ikan tuna, cakalang,
dan tongkol merupakan hasil tangkapan utama dari alat tangkap Pole and Line.