Opay Saifullah Cilegon
Pertama
dari semuanya, kita akan berkenalan terlebih dahulu dengan yang
namanya CASTING. Minturut kamus Bahasa Inggris-Indonesia oleh John M.
Echols dan Hassan Shadily, arti casting yang diambil dari kata CAST
adalah kasta (masyarakat), jelas saja bukan itu yang dimaksud..hehe..
Kalau dari
www.artikata.com,
yang dimaksud dari casting adalah "the act of throwing a fishing line
out over the water by means of a rod and reel", yang kurang lebih
artinya "aksi melempar senar pancing keluar menuju ke air dengan
menggunakan alat Rod (joran) dan reel”.
Nah,
dari sini saja kita bisa tarik kesimpulan bahwa inti dari casting
adalah lempar 'something', yang sering kita sebut 'lure' atau umpan
buatan. Bisa mini popper, minnow dll. (Nanti akan ada pembahasan
tersendiri). Dan ingat, yang terpenting adalah menggunakan Rod dan
Reel. Kalau tidak manggunakan Rod dan Reel (juga ada pembahasan lebih
lanjut) , berarti belum bisa dinamakan casting..hehehehe.. Dan juga,
Casting termasuk dalam sportfishing, dikarenakan kita dituntut untuk
terus menerus melempar dan menggulung benang sampai ikan berhasil
'nyangkut' di lure kita. Itulah yang membedakan casting dengan teknik
tradisional (dasaran ) walaupun awalnya sama2 cast (lempar).
Oke, sekarang kita lanjut menuju ke Pembahasan mengenai tackle / peralatan yang akan digunakan,
1. Rod ( Joran )
Rod
adalah benda panjang yang menyerupai galah, kegunannya tentu saja
bukan untuk mengambil mangga ( walaupun teman saya ada yang pernah
nyobain dan berhasil), tetapi berperan sebagai perpanjangan lengan kita
dalam hal melempar lure, memainkan lure serta 'menghajar' ikan. Nah,
joran apa yang tepat untuk kita gunakan dalam casting?
a)
Bahan Carbon, sebenarnya hal ini tidak mutlak. Tapi dikarenakan kita
dituntut untuk terus melempar, maka pilihan joran berbahan carbon yang
notabene jauh lebih ringan daripada bahan lainnya terutama fiber,
sangatlah membantu castinger agar tidak mudah kecapaian, sehingga
intensitas lempar lure semakin banyak dan otomatis semakin tinggi pula
kesempatan untuk strike. Terapkan semboyan Rajin Pangkal Strike..!!
b)
Panjang joran, (lagi-lagi) menurut penuturan beberapa koresponden,
panjang paling nyaman untuk casting berkisar di 6 feet sampai 7 feet.
Hal ini berpengaruh pada jarak lemparan dan juga kondisi spot
mancingnya. Semakin panjang joran, maka semakin jauh jarak lontaran dan
sebaliknya. Tetapi apabila kondisi spot yg sempit dan banyak pohon,
maka pilihan panjang joran yg lebih pendek adalah sesuatu yang cukup
krusial.
c) Kelas lbs joran,
gunakan joran yang memiliki kelas 6-12 lbs, 8-17 lbs dan 10-20 lbs (
tergantung dari senar/line yang kita pakai )
d)
Action joran, ada beberapa jenis action dr joran (CMIIW), yaitu slow,
medium, medium-hard dan hard. Dalam hal ini yaitu casting, sangat
tergantung dr 'kenikmatan' pemakainya dan tentu saja lure yang akan
kita gunakan. (Biasanya) joran yang digunakan untuk casting adalah
action medium-hard dan hard.
e) Merk
dan Harga, banyak orang mengatakan "Ada uang Ada rupa". Semakin mahal,
maka semakin bagus pula kualitas joran tsb. Tapi tentu saja tidak
harus mahal untuk memulai casting, karena perlu diingat bahwa kepuasan
menghajar ikan menggunakan tackle murah (tp tidak murahan) lebih terasa
puas daripada menggunakan tackle mahal ( ini tentang kepuasan bukan
kenikmatan lho..hehe) Berikut adalah beberapa merk joran yang sering
didengar, Shimano, Daiwa, Eupro, Pioneer, Kamikaze, Maguro, Okuma,
Seahawk dll. Joran berkisaran 200 ribu sampai 1 jutaan bisa dibeli
untuk memulai kehidupan baru..
2. Reel ( Penggulung Senar )
Reel
adalah suatu benda yang menyerupai.......... Apaan ya? sumpah,
nge-blank..!! Lanjuuuuuttt Gunanya untuk menggulung senar, tempat
penampungan senar (TPS), dan lain sebagainya. Ya kalo dipaksa
diibaratkan, perannya mirip dengan telapak tangan serta jari waktu kita
hand line lah (memancing dengan gulungan biasa, tanpa rod dan reel ).
Nah, reel apa yang tepat untuk kita gunakan dalam casting? Nah lho,
apaan ya?? haha, saya kurang referensi nih kalo soal reel. Yang saya
tau hanya dimensi dari reel tsb. Karena yang kita bicarakan adalah
lightcasting, maka reel dengan ukuran 1000-4000 (Shimano size) adalah
ukuran yang pas untuk ber-casting ria. Merk reel yang umum digunakan
adalah Shimano, Daiwa, Ryobi, Maguro, Okuma, Kamikaze, Pioneer, Seahawk
dll. Dan juga perhatikan gear ratio nya, pilihlah minimal yang
mempunyai gear ratio sebesar 4,9 : 1 Selebihnya mohon ditambah ya para
senior..hehe..
3) Line
Line
adalah benda yang menyerupai mie dengan berbagai warna..hehe.. Kalo
diibaratkan, line adalah kabel penghubung yang menghantarkan
energi-energi positif yang akan membuat anda menggelinjang tak karuan .
Kalo banyak orang bilang joran yg terpenting, tapi menurut saya ya
line-lah yg terpenting. Bayangin aja kalo mancing gak pake line..
hehehe.. Lanjuuuutttt.. Line / Senar / Kenur ada 2 jenis yang sering
dijumpai, yaitu PE Line (Mulitifilament line yah?? CMIIW) dan
Monofilament Line. Dalam casting, PE ‘hampir’ mutlak untuk digunakan.
Walaupun tidak semutlak popping (casting kelas berat) dan Jigging,
karena teman saya yang casting menggunakan Monofilament tetap aja lebih
banyak strikenya dibanding saya (hoki dan timing yang pas berperan
besar..kekekekekek). Yang jelas keuntungan dari PE adalah kemampuan
lontarannya yang lebih jauh, daya tampung ke reel yang semakin banyak
(karena diameternya kecil jika dibanding dgn Mono yang berukuran lbs
sama), dan tentu saja daya lenturnya yg kurang sehingga ikan akan lebih
mudah hook up (kecantol,red). Oh ya, hampir kelupaan, satuan line
biasanya menggunakan lbs / pounds. Kalo di PE line, biasanya menggunakan
satuan angka, yaitu PE 1, PE 2 dst. Semakin besar angka maka semakin
besar pula kekuatan lbs line tsb. Pembahasan untuk terbuat dari apa saja
bahan dari kedua line tsb mungkin akan dibahas oleh senior2 di page2
berikutnya. ^^
4. Leader (Perambut)
Untuk
yang satu ini gak usah pake ibarat2an yah.. hehehehe.. Leader,
minturut kamus, artinya pemimpin. Nah, dari situ saja sudah bisa
dikira2 kan? Bahwa leader adalah ‘pemimpin’ paling atas dari main line
(kenur utama) yang kita gunakan. Karena dia adalah pemimpin (leader),
maka otomatis dia harus memiliki kekuatan yang lebih besar dari sang
prajurit ( main line ). Apabila main line berkekuatan 20 lbs maka
leader harus lebih kuat lagi, minimal 1,5 kali dari kekuatan main line.
Hal ini dimaksudkan untuk meredam kejut apabila strike terjadi,
sehingga prajurit tidak syok (putus). Kegunaan lainnya adalah untuk
menyamarkan keberadaan mainline, dalam hal ini adalah PE. Karena sifat
PE yang sangat terlihat, maka kegunaan leader terutama yang berjenis
fluorocarbon akan sangat membantu rate strike. Jadi, kesimpulannya jika
anda menggunakan PE sebagai mainline, maka kehadiran leader, terutama
fluorocarbon, adalah wajib adanya. Nah, soal menyambung antara leader
dengan mainline, usahakan jgn menggunakan kili-kil (swivel). Usahakan
menggunakan ikatan langsung. Untuk kelas ringan, saya anjurkan
menggunakan Albright Knot. Simpe, tapi sudah cukup kuat untuk bertarung
dengan ikan2 medium. CMIIW
5. Lures ( Umpan2 Buatan )
Nah, kalo yang ini, saya ibaratkan sebagai peluru. Seandainya kita
adalah tentara yang sedang berperang di medan tempur. Senjata canggih
neh ceritanya, AK 47, M 16 dll lah, begitu udah siap perang, musuh dah
di depan, eh, peluru ketinggalan di rumah.. No Comment dah..
(berdasarkan pengalaman pribadi..wkwkwkwkwkwkwkwk) Jadi, kesimpulannya
lure adalah umpan buatan yang kita lontarkan menuju ke peraduan ikan
target kita. Digerakkan sedemikian rupa dengan berbagai cara retrieve
(menggulung) serta berbagai cara menggerakkan joran (twitch dan lain
sebagainya). Akan kita bahas di pertemuan selanjutnya. Bahan lure tsb
bisa dr kayu, plastic, besi, karet dsb. Berikut adalah jenis2 lure yang
umum diketahui (kalo yang aneh2 bisa Tanya ke senior2 di
sini..hehehe), Lure Minnow Seperti yang terlihat pada gambar, Lure
minnow adalah sejenis ikan kecil yang bergerak secara alami seperti
ikan. Kebanyakan lure jenis minnow merupakan tiruan bentuk dan warna
ikan yang hampir sama persis. Lure ini digunakan pada fresh water dan
salt water, biasanya effektif pada saat ikan sedang lapar dan rakus.
Lure jenis ini tersedia dalam berbagai jenis kedalaman, shallow type
untuk target ikan yang relatif tidak dalam (dekat dengan permukaan),
deep type untuk target ikan yang bermain di kedalaman, floating type
merupakan lure yang bermain dipermukaan dan sinking type merupakan lure
yang cepat sekali tengelam untuk target ikan didekat dasar.
Lure Top Water Lure
jenis
ini menggoda/menarik ikan di permukaan. Lure ini beraksi seperti ikan
kecil yang panik dan lari menjauh. Lure ini sangat effektif untuk
memancing ikan yang bermain disekitar permukaan. Yang termasuk lure
jenis ini antara lain jenis pencil dan Lure popper yang menciptakan
cipratan dipermukaan dan menimbulkan bunyi yang menggoda ikan.
Lure Vibration Lure
Vibration
ini menghasilkan gerakan bergetar yang tinggi dengan bergoyang-goyang
untuk menarik ikan bahkan dalam perairan dingin atau dengan jarak
pandang yang rendah. Nb. Gambar menyusul.. (kapan-kapan ya..hehehehehe)
Nah,
ini adalah saat yang tepat untuk kita berbicara tentang BALANCE
TACKLE. Yuuuuukkk mariiiii.. BALANCE TACKLE adalah kondisi dimana
tackle/peralatan kita dalam kondisi yang pas settingan-nya. Maksudnya,
antara rod, reel, dan line (bahkan berat lure) dalam kondisi yang tidak
‘berlebihan’ satu sama laen. Bingung? Ane juga bingung
neh..kekekekekekek.. Lanjuuuutttt Kita misalkan begini, saya mempunyai
joran kelas 20 lbs, maka saya akan membeli line dengan kekuatan maksimal
20 lbs juga. Kenapa begitu? Karena saya berasumsi ketika saya fight
dengan ikan yang beratnya jauh melebihi kekuatan maksimal joran, maka
diharapkan line putus duluan. Nah, bayangkan apabila saya menggunakan
line 40 lbs dengan joran 20 lbs, dengan cerita seperti diatas, maka
kemungkinan joran patah akan sangat besar, karena line sangat jauh
melampaui batas kekuatan joran. Semoga bahasa saya bisa dimengerti.
Kemudian lanjut ke reel, sama dengan joran, reel juga mempunyai batas
kekuatan line berapa yang boleh ‘masuk’ ke dalam reel tsb. Biasanya
tertulis di sekitar spool. Reel juga bisa jebol apabila max drag (spool
dikunci mati), sedangkan line jauh melebihi kekuatan reel. CMIIW. (Maaf
senior, saya ga paham soal reel..hwehehehehe) Begitu juga dengan berat
lure, jika di joran tertulis casting weight / lure weight hanya 7-21
grams misalnya, maka gunakan lah lure yang beratnya di kisaran tsb.
Apabila lure terlalu ringan dr berat yg dianjurkan maka casting akan
terasa lebih sulit (tidak bisa jauh dan aksi dr lure kurang maksimal),
dan juga sebaliknya, bisa-bisa joran patah karena lure yang terlalu
berat.
Oke, kita lanjut lagi. Setelah
alat sudah memenuhi syarat Balance Tackle, maka proses selanjutnya
adalah bagaimana menyatukan keseluruhan alat itu sehingga layak tempur
di medan perang. Seperti yang sudah diketahui, mainline digulung ke
reel..hehe.. Setelah tergulung dengan indah (usahakan serapat dan
sepenuh mungkin, tp jangan melebihi bibir spool, karena pasti akan
kusut nantinya), kemudian pasanglah reel ke joran. Tarik mainline
melewati Ring Guide (kolong cincin pada joran), kemudian ikat mainline
dengan leader dengan menggunakan Albright knot. Setelah semuanya
terpasang dengan rapi, maka hal yg terakhir dilakukan adalah memasang
lure ke leader. Hal ini masih jd perdebatan diantara saya dengan teman
saya..hehe.. Teman saya bersikeras menggunakan Rapala Knot untuk
menyambung leader ke lure. Sedangkan saya hanya ikatan biasa yang
menggunakan peniti. Kekurangan menggunakan rapala knot adalah
ketidakefisienan, karena setiap kita mengganti lure maka kita harus
memotong dan kemudian menyambung lagi. Iya kalo cuma 4x ganti lure,
kalo lebih dari 20x?? hehehehe.. Sedangkan jika menggunakan peniti
maka akan sangat mudah untuk gonta ganti istri,eh, lure dengan sangat
cepat. Tetapi, kekurangan dari penggunaan peniti adalah resiko jebol
jika dihantam ikan besar. Sedangkan rapala knot lebih kuat dalam hal
meladeni perlawanan ikan besar. Apalagi ditambah dengan aksi yang alami
jika kita menggunakan rapala knot (karena lure tidak terbebani oleh
peniti).
Sekarang kita lanjut ke
tahap berikutnya, yaitu Akurasi Casting dan Teknik-Teknik Casting
(serius nih, soalnya disadur langsung dari majalah Mancing, permisi
dulu ama Om MR..hehe.. ) 1. Akurasi Casting Akurasi casting seringkali
menjadi persoalan serius, khususnya saat casting di sungai, muara dan
danau . Sebab kesalahan sedikit saja bias berakibat umpan/lure
tersangkut ke berbagai macam penghalang yang banyak terdapat di hamper
setiap sudut. Ragamnya bias macam2, baik batang pohon2 yang tumbang,
akar2 yang menggantung, ranting yang hanyut, semak dan tumbuhan liar
serta masih banyak lagi yang lainnya. Repotnya, akurasi casting berperan
besar dalam menentukan apakah kita bakal mendapatkan strike atau
tidak. Kita ketahui bahwa spesies sungai dan muara paling suka
berlindung di tempat2 yang menurutnya aman, yang itu berarti tempat2
yang sulit untuk dijangkau. Satu2nya cara adalah meningkatkan akurasi
casting dengan rajin berlatih. Latihan paling baik dilakukan di depan
rumah ketika tidak ada angin. Gunakan joran anda lengkap dengan
lure-nya dan taruh sebuah kaleng atau apapun sebagai titik sasaran
sejauh 10 meter. Latihan yang dimaksud meliputi ketiga teknik casting
yg paling sering digunakan.
2. Teknik-Teknik Casting
Ada 3 teknik casting yang biasa dipakai oleh castinger, yaitu
a) Overhand
Berguna
untuk melempar ke suatu titik yg terhalang di kedua sisi. Mula2 tatap
target lokasi dengan cermat . Posisikan joran parallel dengan tanah dan
sikut berada persis di samping rusuk. Angkat joran lalu ayunkan joran
kea rah posisi jam 10, namun pastikan anda hanya menggunakan
pergelangan tangan untuk menghentakkan joran ke depan. Lepaskan jari
yang menjepit tali pada saat ujung joran berada di sekitar posisi jam
11. Ulangi berkali-kali hingga arah lemparan anda semakin tepat dan
umpan bisa jatuh masuk ke dalam kaleng.
b) Sidearm
Setelah
menguasai teknik overhand, saatnya sekarang belajar teknik sidearm.
Teknik casting menyamping ini berguna untuk melontar umpan ke satu
titik yang berada di bawah naungan. Pegang joran parallel dengan tanah
dan sikut tetap di samping rusuk. Jika anda tidak kidal, bawa dulou
joran kea rah posisi jam 7, kini gerakkan pergelangan tangan ke depan
kuat2 dan persis pada posisi jam 6 lepaskan jepitan jari ke tali.
Ulangi lagi dan setelah semakin mahir gunakan ayunan joran untuk
meningkatkan jarak lemparan dengan tetap menjaga akurasinya.
c) Underhand
Teknik
ini berguna untuk melontar umpan ke titik yang terhalang oleh naungan
dan juga di kedua sisi. Peganglah joran kira2 di sekitar pinggul.
Posisikan joran paralel dengan tanah dan gantung umpan sekitar 15-20 cm
dari ujung joran. Mulailah dengan menundukkan joran hingga mencapai
sudut 45 derajat, lalu dengan gerakan yang berirama dan bertenaga,
gunakan pergelangan tangan untuk menggambar sebuah setengah lingkaran
imajiner dengan ujung joran. Lepaskan jepitan ke tali saat ujung joran
mencapai horizon. Ulangi berkali2. Naikkan ujung joran saat umpan
meluncur jika menginginkan jarak lemparan yang lebih jauh.
Nah,
serius bener kan?? Hehe.. Jujur aja, latihan ini gak pernah saya
terapin secara detail. Saya beranggapan gaya mancing orang akan
‘berevolusi’ dengan sendirinya. Style setiap angler pasti berbeda2. Tapi
gak salah toh kalo dasar dari casting kita kuasai dulu?? ^^ Monggo
dipraktekkin..hehe..
Oke, setelah
casting sudah mahir, trus apalagi ya?? Oh ya, habis ngelempar ,tuh lure
pasti masuk air kan?? Nah, berikutnya adalah teknik retrieve lure itu
sendiri. Lanjuuuuuuuuutttttt..!!
Teknik Retrieve
Teknik
retrieve (menggulung reel) adalah teknik pamungkas kita untuk
memperdaya ikan agar mau memakan lure kita. Peran dari retrieve
sangatlah besar, karena minturut pengalaman pribadi serta pengalaman
kawan2 lain yang saya baca di Forum serta Artikel, beda ikan beda pula
teknik retrieve kita. Sebagai contoh, Kakap Putih yang tergolong ikan
pemalas, maka retrieve yang digunakan adalah slow retrieve. Namun beda
dengan Mangrove Jack (Ungar, Fung Cho, Mangar dll), dia akan lebih ganas
mengejar lure apabila kita menggunakan teknik fast retrieve. Tapi
tentu saja hal ini tidak mutlak harus begitu adanya, semua tergantung
kondisi dan situasi. CMIIW
Teknik
retrieve yang umum digunakan yaitu, 1. Slow Retrieve Usahakan joran
berada pada posisi 45 derajat (bawa busur tiap kali pergi casting..
J/K), ujung joran bisa dibawah, bisa juga diatas. Tergantung kondisi
dan selera. Kemudian setelah lure di-cast, retrieve dengan santai,
konstan. Feeling sangat diperlukan, jangan terlalu cepat, tp jg jangan
terlalu lambat. Perbanyaklah latihan.
2. Fast Retrieve
Usahakan
joran berada pada posisi 45 derajat. Ujung joran bisa dibawah, bisa
juga diatas. Kemudian setelah lure di-cast, maka cepatlah menggulung
reel. Tanpa henti dan konstan.
3. Reel in, stop and go
Teknik
retrieve ini adalah kombinasi dari dua teknik yg telah disebutkan
diatas. Keseluruhan posisi joran sama akan tetapi reel diputar,
terkadang fast atau juga slow. Kemudian berhenti sejenak. Hentakkan
joran secara halus (twitching), seakan2 lure yang kita pakai sedang
dalam keadaan sekarat. Kemudian retrieve lagi. Begitu seterusnya. 4.
Selanjutnya adalah teknik retrieve yang biasa digunakan ketika kita
menggunakan mini popper, khususnya tipe chugger. Setelah lure sampai di
air, tunggu sejenak agar lure seimbang. Kemudian gulung reel sampai
tali mengencang, berhenti menggulung dan hentakkan joran dengan cepat
dan bertenaga (tapi tetap santai lho.. ^^), kemudian gulung lagi,
berhenti, dan hentakkan lagi. Begitu seterusnya. Semakin banyak
gelembung air, maka semakin bagus dan ikan akan semakin marah!!
5. teknik WTD (Walk The Dog),
untuk
yang penasaran kenapa dinamakan Walk The Dog, ada sedikit ilustrasi
singkat..hehe.. (juga baru tau dr temen kemaren). Pernahkah anda
melihat seekor anjing yang diajak jalan2 oleh Tuannya menggunakan tali
pandu? Nah, seperti itulah gerakan lure (dalam hal ini biasanya pencil
dan stickbait) yang di-retrieve dengan teknik WTD. Lure akan bergerak
ke kiri dan ke kanan secara beraturan. Kira2 begitulah ilustrasinya
(ngawur.com..hehe..)
Teknik ini
sangat dibutuhkan konsentrasi, kalo saya yang mainin udah ganti
namanya, jadi Walk The Crazy Dog. Jalannya udah ngawur kemana2 gak
karuan..hehe.. So, konsentrasi, It’s A Must ..!! Emang agak nyebelin
sih, tp kalo dah bisa, saya jamin anda bakal ngoleksi lure jenis pencil
sebanyak2nya dan dalam waktu yang sesingkat2nya. Oke, lanjuuuuuttttt
Seperti
biasa, Joran anda letakkan pada posisi 45 derajat. Dalam teknik WTD,
joran wajib barada di bawah ( menyilang kaki anda ). Gunakan teknik slow
retrieve yang sudah di jelaskan diatas. Ingat, putaran konstan. Jika
sudah merasa stabil dalam hal putaran, sekarang twitch (kedut) secara
halus tapi spontan. Jangan bertenaga tapi juga jangan terlalu lemas (
gunakan kekuatan pergelangan tangan ). So, intinya, teknik ini
me-retrieve lure secara konstan sembari men-twitch ujung joran beraturan
dan bukan sporadis. CMIIW.
Nah,
lagi-lagi, kesimpulan dari ini semua adalah ketika praktek di lapangan
bisa menjadi sangat berbeda. Variasi retrieve akan sangat dibutuhkan
untuk memperdaya ikan, maka perbanyaklah teknik retrieve. Dan juga,
siapa tahu anda akan menemukan teknik retrieve terbaru dan ampuh dalam
memperdaya ikan. Tight Lines..!!
SELAMAT MENCOBA CASTING !!!
SEMOGA BERUNTUNG, STRIKE BERSAMA ANDA.