-----------------------

Tuesday, October 14, 2014

Teknik Casting Untuk Mancing Cumi




Untuk mancing cumi dengan memakai teknik casting, maka hal yang perlu
disiapkan sebelumnya adalah umpannya yakni Capela. Siapkan terlebih
dahulu capela yang berukuran 2.0–3.5. Ukuran kecil adalah untuk cumi
kecil dan size besar juga untuk cumi yang besar. Tetapi perbanyak ukuran
pertengahannya yakni 2.5 sebab ini ukuran rata-rata yang bisa ngangkut
cumi besar dan kecil.


Bila anda mancing cumi menggunakan capela yang kecil sekalipun, ada
kemungkinan mendapatkan cumi yang besar. Tetapi hal ini kadang jarang
terjadi, terutama disebabkan sering lepasnya cumi besar tersebut.
Biasanya sih, hanya persoalan kurang sabar saja.

Mancing cumi memang dibutuhkan kesabaran yang tinggi. Sebab bila anda
menariknya keras dan kasar, maka bisa lepas akibat tentakelnya sang cumi
terputus. Jadi tariklah pelan tapi mantap.

Ada juga tambahan sedikit mengenai umpan capela ini, yaitu masalah berat
dan warna. Akan lebih bagus bila capela yang mengandung GID atau fosfor.
Sebab sangat baik bila mancing cumi dilakukan di malam hari. Tak lupa
carilah yang tipe untuk laut dalam, alias berat.

capella/squid jig


*Teknik Casting Untuk Mancing Cumi*
Lempar jauh capela pada spot yang dituju. Tunggulah beberapa detik
sampai perkiraan mencapai kedalaman dasar lalu tariklah pelan-pelan.
Sesekali genjotlah perlahan dan jarang-jarang untuk mencari perhatian.

Anda bisa juga melakukannya dengan cara seperti main yoyo, apalagi bila
berada di daerah karang. Bila dalam 30 menit tidak ada tarikan, maka
carilah lokasi lainnya.

Syarat sukses untuk mancing cumi teknik casting ini adalah perlu
perhatian pada kedalaman 4-10 meter di daerah karang, arusnya tidak
terlalu kencang, berkarang, kondisi air jernih. Bila telah mendapatkan
spot yang bagus, segera turunkan jangkar dan dapatkan puluhan strike.

Bagaimana Cara Memancing Belut?




 

Belut, hewan yang satu ini selain mengandung protein yang tinggi dan
enak untuk dijadikan kudapan, belut juga kerap dimanfaatkan sebagai
umpan mancing. Belut dalam bahasa latin disebut /monopterus albus/.
Belut termasuk ikan yang tinggal di perairan tawar, meski hidup di air,
ia memiliki kelebihan dapat mampu bertahan hidup dengan kondisi oksigen
yang rendah sekalipun. Sama dengan ikan lele dan ikan gabus.


Belut termasuk dalam jenis ikan karnivora, ia adalah predator sejati.
Makanannya adalah udang, moluska, ikan-ikan yang kecil, serta cacing.
Biasanya memancing belut memakai umpan cacing tanah, selain terkenal
awet dan tidak mudah hancur saat digigit ikan, cacing tanah juga mudah
sekali dicari.

*Habitat Belut*
Umumnya habitat belut yaitu di tempat berair dan berlumpur, bisa di
sawah, irigasi, selokan atau pinggir sungai. Belut sawah umumnya kecil
dan ramping, sedangkan belut pinggir kali biasanya berukuran jumbo.

*Ciri-ciri lubang Belut*


  * Bagian permukaan lubang bulat dan smooth. Kalau lubangnya tidak
    bulat (pipih atau tidak beraturan) isi lubang kemungkinan kepiting
    air tawar.
  * Lubang belut umumnya terendam air atau setengah becek.
  * Selain itu pastikan juga ada pergerakan naik turun pada air di dalam
    lubang itu.
  * Ada makanan alami disekitar habitatnya berupa ikan-ikan kecil
    (berenyit, bungkreung, dll).

*Pancing Belut*
Alat pancing belut biasanya sudah tersedia di kios-kios pancing. Atau
anda bisa membuatnya sendiri dengan kawat baja dari bagian dalam ban
bekas, kawat baja memiliki tekstur lentur dan kuat sehingga tidak mudah
bengkok. Bisa juga kita buat sendiri dengan kail yang agak tebal, kuat
dan tajam. Kenur dipilin dua lapis persis seperti tali tambang, sehingga
teksturnya kaku. Panjang kenur minimal 50 cm. Setelah anda masukkan
pancingnya anda tidak akan membutuhkan waktu lama untuk mengetahui
pancing anda dimakan atau tidak. Kalau pancing anda langsung ditarik
dengan kuat mundur berarti belutnya besar, tapi jika pancing anda
diputar-putar di dalam berarti belutnya kecil.

*Umpan*
Cacing tanah, ikan kecil (beurenyit/bungkreung) atau kodok kecil yang
masih berekor /(berudu)/. Masukkan kail berumpan dengan
diplintir-plintir halus masukan pelahan ke dalam lubang. Respon umumnya
cepat kalo identifikasi awal tepat bahwa ini lubang belut.

Kalo mau mancing ukuran jumbo, lebih baik mancing di pinggiran sungai
yang banyak sampah organik dan berlumpur juga banyak sampah ranting kayu
atau bambu. Dijamin heboh dan tarikannya nggak kalah dengan GT.
Hati-hati keliru lubang uler air. Kalau yang didapat belut lindung/ Moa,
hati-hati ketika akan melepas kail, biasanya agak galak dan mengigit.
Lindung atau Moa biasanya ada ciri seperti daun telinga di bagian kepalanya.


Teknik Fight & Cara Menaklukan Ikan




Dalam memancing, pengetahuan akan teknik-teknik memancing sangatlah
penting untuk kesuksesan memancing dan menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan. Berkembangnya beragam teknik mancing di perairan tawar dan
laut sudah sangat pesat dibanding dulu, karena semakin meningkatnya
ketertarikan terhadap kegiatan ini. Memancing bukan hanya sekedar hobi
tapi juga sebagai sarana olahraga dan rekreasi.

Memancing akan terasa sangat mengasyikan ketika terjadi strike oleh ikan
besar. Tetapi tidak jarang kita gagal untuk mengangkat ikan tersebut ke
daratan alias lepas atau bahkan terjadi putusnya senar pancing. Oleh
karen itu selain tentunya piranti yang memadahi, juga diperlukan teknik
khusus ketika terjadi strike ikan besar. Meskipun kadang keberuntungan
juga menentukan.

Pertama kali yang harus kita lakukan ketika terjadi strike adalah
posisikan joran tetap tegak dan gulung reel secepat mungkin. Setelah itu
atur setingan drag pada reel agar senar bisa tertarik keluar oleh ikan.
Hal ini dilakukan agar senar tidak terlalu terbebani sehingga tidak
mudah putus. Selain itu hal ini bisa membuat ikan kehabisan tenaga.

Menaklukkan ikan /(fight)/ adalah saat yang paling kritis, gerakan ikan
yang berontak dapat melebihi kekuatan putus kenur /(breaking strain)/
sehingga dapat menyebabkan kenur putus. Setel drag pada posisi setengah
dari posisi mati (terkunci penuh) atau sesuai perkiraan si pemancing
sendiri, jangan sekali-kali posisi drag dalam keadaan terkunci penuh.
Biarkan ikan yang terpancing melarikan kenur. Arahkan joran berlawanan
dengan arah lari ikan.

Bila ikan merubah arah, segera gulung ril, coba menambah tekanan drag.
Namun bila tenaga ikan masih besar, kurangi posisi drag dan biarkan ikan
kembali melarikan kenur. Ubah segera posisi joran bila ikan berusaha
lari ke arah lain. Posisi joran harus selalu berlawanan dengan arah
ikan. Tidak usah panik, lakukan gerakan tarik ulur ini secara sabar
terutama untuk ikan yang berukuran besar.

Aksi reaksi joran dan tekanan drag pada saat kenur terulur akan membuat
ikan terkuras tenaganya. Saat itu pemancing dapat berinisiatif
memperpendek jarak, segera gulung kenur dengan gerakan memompa. Yakni
dengan cara memutar gagang ril dengan cepat dibarengi dengan menurunkan
posisi joran ke arah depan hingga sejajar dengan permukaan air. Kemudian
angkat joran dengan gerakan siku, dan kembali lakukan pemompaan.

Bila ikan telah dekat, pemancing harus ekstra hati-hati terhadap gerakan
tiba-tiba ikan yang berontak, yang penting posisi drag ril jangan sampai
terkunci penuh supaya kenur dapat terulur saat ikan kembali menjauh.
Tidak perlu terburu-buru saat meng-konter perlawanan ikan Mas
besar, lakukan dengan sabar dan gunakan perasaan dalam
menghadapi perlawanannya. Jangan berusaha melawannya bila ikan
masih berontak, mainkan saja dengan hati-hati untuk mengurangi tenaganya.

Posisikan tubuh senyaman mungkin, jangan sampai justru tenaga pemancing
yang terkuras. Perhatikan terus kondisi ikan sampai terlihat tanda-tanda
ikan akan menyerah. Bila ikan telah mendongak segera arahkan ke seser.
Adakalanya posisi pemancing saat ikan telah menyerah, joran dalam
keadaan terangkat tinggi. Pertahankan saja posisi tersebut, tidak perlu
berusaha menggulung ril untuk menepikan ikan, tapi bergeraklah mundur
beberapa langkah sampai ikan dapat dengan mudah diserok.

Kesabaran juga dibutuhkan ketika fight, karena jika kita bernafsu untuk
menaikkan ikan, yang terjadi justru ikan dapat terlepas atau putusnya
senar, bahkan mungkin juga joran kita yang patah. Ketika menaikkan ke
daratan, siapkan dulu jaring atau peralatan yang lain untuk membantu
menaikkan ikan.

Mancing kerapu, Mudah dan Menyenangkan.




Ikan kerapu dalam bahasa latin merupakan ikan yang memiliki banyak
saudara dan berada dalam /subfamily/ /Epinephelinae/, ikan kerapu
sebenarnya terdiri dalam beberapa spesies, namun karena umumnya
bentuknya hampi sama hampir tidak bisa dibedakan jenis spesiesnya
apalagi saat dipancing. Perbedaan dari setiap spesies mungkin hanya dari
warnanya saja dan beberapa corak tubuh saja.


Ikan kerapu memiliki bentuk tubuh yang gelap dengan totol diseluruh
tubuh, ikan ini menggunakan totol tubuhnya sebagai /kamuflase/ atau
tipuan pada saat ia berburu makanannya. Ikan kerapu merupakan ikan
karang dan jarang sekali berenang jauh, ikan kerapu di perairan karang
makan ikan, gurita, kepiting dan lobster. Cara makan ikan ini cukup unik
yakni dengan menunggu mangsanya mendekat dengan penyamaran /kamuflase/
yang tepat. Dan setelah mangsanya mendekat ia akan menyedot mangsa
tersebut dengan kekuatan mulutnya yang rahangnya besar, ikan kerapu
memakan utuh ikan yang menjadi makanannya dan tidak mencabiknya. Dalam
berburu ikan jarang sekali ikan ini berenang dengan cepat untuk
menangkap mangsanya, ia hanya menunggu mangsanya mendekat untuk memakannya.

Untuk memancing ikan kerapu biasanya para pemancing menggunakan cara
memancing dalam. Memancing dalam maksudnya memancing dengan menggunakan
perahu serta dalam memancing menggunakan tali senar yang panjang untuk
memasang umpan di dasar karang. Jika anda menggunakan perahu untuk
memancing ikan ini, panjang senarnya harus cukup menjangkau kedalaman
air sampai di dasar lautan, karena di lokasi ini tempat tinggalnya ikan
kerapu.

Umpan yang bisa anda gunakan untuk memancing kerapu adalah makanan
alaminya di perairan laut, biasanya para pemancing menggunakan umpan
daging gurita atau cumi-cumi yang dipotong kecil-kecil. Umpan lain
adalah udang segar, sebenarnya ikan kerapu termasuk ikan yang rakus
dalam mencari makanan, sehingga jenis umpan apa saja ikan ini mau. Namun
yang terbaik dalam memancing ikan kerapu adalah cumi-cumi. Umpan
tersebut dipasang pada mata pancing berukuran besar dengan jumlah kail
3-4 buah dalam 1 rangkaian senar.

Memancing ikan kerapu bisa dilakukan di pinggiran pantai, maupun di
perairan yang cukup dalam dengan menggunakan perahu. Untuk mencari
lokasi memancing ikan kerapu anda harus mencari daerah yang memiliki
terumbu karang yang cukup banyak, karena terumbu karang merupakan
habitat alami ikan ini. Untuk anda yang tidak mengerti lokasi memancing
ikan ini sebaiknya bertanya dulu pada nelayan setempat, atau orang yang
mengetahui keberadaan terumbu karang.

Di beberapa daerah di Indonesia para nelayan menandai lokasi terumbu
karang dengan membuat rumpon disana. Di lokasi rumpon ini ditambatkan
tali yang bisa digunakan oleh perahu pemancing untuk ditambatkan. Memang
untuk bisa memancing ikan kerapu dibutuhkan survey tempat dahulu, karena
jika lokasi tanah di dasar lautan berpasir, ikan ini jarang ada.

Monday, October 13, 2014

Memilih Joran Fly Fishing Untuk Pemula




Memilih joran fly fishing tidaklah rumit. Sama seperti saat memilih joran untuk
teknik mancing yang lainnya. Ada banyak pilihan dan merk tentunya tetapi
pada dasarnya ada tiga hal yang harus diperhatikan secara khusus yakni
rod /“weight”/, panjang joran dan action joran. Untuk mengawali belajar
fly fishing, rod /“weight/” yang paling fleksibel adalah nomor 6-7
karena selain bisa dipakai untuk freshwater, joran nomor ini juga masih
bisa dipakai untuk mancing spesies saltwater ukuran kecil. Kecuali Anda
akan fokus pada freshwater fishing maka joran nomor 5-6 bisa dijadikan
pilihan utama Anda.


Panjang joran fly fishing yang tersedia di pasaran antara 7 sampai 10
feet. Paling banyak diproduksi adalah yang 9 feet. Untuk memilih panjang
joran yang tepat kita perlu mengingat kondisi mancing yang kemungkinan
besar akan sering kita temui. Jika areal mancing yang akan sering dituju
banyak sangkutan baik semak ataupun bangunan, maka joran yang pendek
lebih cocok. Joran pendek juga lebih ringan sehingga pemancing tidak
mudah lelah.

Konsekuensinya jarak kasting dengan joran pendek menjadi tidak begitu
jauh. Begitupun sebaliknya. Jika areal mancing kita cenderung terbuka
atau lapang dan tidak banyak sangkutan maka joran yang panjang lebih
cocok. Memang joran panjang lebih berat tetapi jarak kastingnya pun bisa
lebih jauh. Paling aman adalah memilih joran yang panjangnya 9 feet yang
cenderung bisa digunakan dimana saja.

Piranti yang pas akan membantu pemula di fly fishing lebih cepat
mempelajari teknik ini. Fly rod ada yang 2, 3, 4 dan bahkan 5 section.
Secara performance banyaknya section tiap joran sebenarnya tidak terlalu
berpengaruh pada performa joran. Hanya saja untuk kepraktisan joran
yang terdiri dari 3 atau 4 section memang lebih unggul karena
bisa dibawa kemana-mana dengan lebih mudah. Joran dengan section 3
atau 4 juga sangat cocok untuk memancing ikan-ikan kecil di
perairan tawar. Sementara joran dua section lebih pas jika digunakan
di estuary dan saltwater dimana ukuran dan tenaga ikan cenderung lebih
besar.

Mengenai action joran. Ada tiga jenis action yang dimiliki oleh fly rod,
yaitu :  slow, medium, dan fast.

/Slow action rods/ jika terkena beban akan melengkung di bagian yang
dekat dengan fly reel. Istilahnya dalam fly fishing adalah /“whippy”./
Joran jenis ini tidak bisa diharapkan untuk menghasilkan jarak kasting
yang jauh. Lalu /medium action rods/ akan melengkung di tengah-tengah joran.

/Fast action rods/ atau yang juga disebut “stiff” jika mendapat beban
akan melengkung di sepertiga bagian ujung joran. Joran fast action
memiliki lifting power yang besar dan juga mudah menghasilkan jarak
kasting yang jauh. Secara umum pemula harus memilih fast action rod
karena selain mudah dipakai kasting jarak yang dihasilkan pun cukup jauh.

Bahan joran saat ini kebanyakan telah dibuat dari bahan graphite yang
terkenal sangat kuat, ringan dan juga sangat akurat saat dipakai
kasting. Tentunya joran ini juga sangat cocok untuk pemula. Yang juga
harus diperhatikan saat membeli joran adalah garansi yang ditawarkan
oleh pembuatnya. Membeli joran murahan mungkin terlihat lebih ekonomis
tetapi sebenarnya tidak demikian.

Teknik Memancing Cakalang Nelayan Tradisional.



*Huhate (Pole and Line)*
Pole and line yaitu pancing yang digunakan untuk menangkap ikan-ikan
cakalang, tuna, tongkol, pancing ini terdiri dari joran, tali pancing
dan umpan. Dioperasikan secara bersama di atas kapal. Pole and line
biasa disebut dengan “huhate” sebagai penangkap ikan alat ini sangat
sederhana desainnya, hanya terdiri dari joran, tali, dan mata pancing.
Tetapi sesungguhnya cukup kompleks karena dalam pengoperasiannya
memerlukan umpan hidup untuk merangsang kebiasaan menyambar mangsa pada
ikan.


Sebelum pemancingan, dilakukan penyemprotan air untuk mempengaruhi
visibility ikan terhapap kapal atau para pemancing. Adanya faktor umpan
hidup inilah yang membuat cara penangkapan ini menjadi agak rumit. Hal
ini disebabkan karena umpan hidup harus sesuai dalam ukuran dan jenis
tertentu, disimpan, dipindahkan, dan dibawa dalam keadaan hidup. Ini
berarti diperlukan sistem penangkapan umpan hidup dan desain kapal yang
sesuai untuk penyimpanan umpan supaya umpan hidup dapat tahan sampai
waktu penggunaannya. Secara umum alat tangkap pole and line terdiri atas
joran (bambu atau lainnya) untuk tangkai pancing, /polyethylene/ untuk
tali pancing dan mata pancing yang tidak berkait terbalik.

Terdapat beberapa keunikan dari alat tangkap huhate. Bentuk mata pancing
huhate tidak berkait seperti lazimnya mata pancing. Mata pancing huhate
ditutupi bulu-bulu ayam atau potongan rafia yang halus agar tidak tampak
oleh ikan. Bagian haluan kapal huhate mempunyai konstruksi khusus,
dimodifikasi menjadi lebih panjang, sehingga dapat dijadikan tempat
duduk oleh pemancing. Kapal huhate umumnya berukuran kecil. Di dinding
bagian lambung kapal, beberapa cm di bawah dek, terdapat sprayer dan di
dek terdapat beberapa tempat ikan umpan hidup. Sprayer adalah alat
penyemprot air.

Deskripsi alat tangkap pole and line ini adalah sebagi berikut:

  * *Joran /(galah)/*. Bagian ini terbuat dari bambu yang cukup tua dan
    mempunyai tingkat elastisitas yang baik. Yang umum digunakan adalah
    bambu yang berwarna kuning. Panjang joran berkisar 2 – 2,5 m dengan
    diameter pada bagian pangkal 3 – 4 cm dan bagian unjuk sekitar 1 –
    1,5 cm. Sebagaimana telah banyak digunakan joran dari bahan sintesis
    seperti plastik atau fibres.

  * *Tali utama /(main line)/*. Terbuat dari bahan sintesis
    /polyethylene/ dengan panjang sekitar 1,5 – 2 m yang disesuaikan
    dengan panjang joran yang digunakan, cara pemancingan, tinggi haluan
    kapal dan jarak penyemprotan air. Diameter tali 0,5 cm dan nomor
    tali adalah No 7.

  * *Tali sekunder*. Terbuat dari bahan monofilament berupa tasi
    berwarna putih sebagai pengganti kawat baja /(wire leader)/ dengan
    panjang berkisar 20 cm. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
    terputusnya tali utama dengan mata pancing sebagai akibat
    gigitan ikan cangkalang.

  * *Mata pancing /(hook)/ yang tidak berkait balik*. Nomor mata pancing
    yang digunakan adalah 2,5 – 2,8. Pada bagian atas mata pancing
    terdapat timah berbentuk slinder dengan panjang sekitar 2 cm dan
    berdiameter 8 mm dan dilapisi nikel sehingga berwarna mengkilap dan
    menarik perhatian ikan cangkalang. Selain itu, pada sisi luar
    silender terdapat cincin sebagai tempat mengikat tali sekunder. Di
    bagian mata pancing dilapisi dengan guntingan tali rafia berwarna
    merah yang membungkus rumbia-rumbia tali merah yang juga berwarna
    sebagai umpan tiruan. Pemilihan warna merah ini disesuaikan dengan
    warna ikan umpan yang juga berwarna merah sehingga menyerupai ikan
    umpan.

Dalam pelaksanaan operasi dengan alat pole and line ini di samping
digunakan umpan tiruan berupa sobekan-sobekan kain, guntingan tali
rafia, ataupun bulu ayam juga digunakan umpan hidup. Umpan hidup ini
dipakai untuk lebih menarik perhatian ikan cakalang agar lebih mendekat
pada areal untuk melakukan pemancingan. Sedangkan dalam melakukan
operasi pemancingan digunakan pancing tanpa umpan. Hal ini bertujuan
untuk efisiensi dan efektifitas alat tangkap, karena ikan cakalang
termasuk pemangsa yang rakus. Hal ini sesuai dengan pendapat ayodhya
(1981) bahwa jika ikan makin banyak dan makin bernafsu memakan umpan,
maka dipakai pancing tanpa umpan dan mata pancing ini tidak beringsang
(tidak berkait).

*Umpan*


Umpan yang digunakan adalah umpan hidup, dimaksudkan agar setelah ikan
umpan dilempar ke perairan akan berusaha kembali naik ke permukaan air.
Hal ini akan mengundang cakalang untuk mengikuti naik ke dekat
permukaan. Selanjutnya dilakukan penyemprotan air melalui sprayer.
Penyemprotan air dimaksudkan untuk mengaburkan pandangan ikan, sehingga
tidak dapat membedakan antara ikan umpan sebagai makanan atau mata
pancing yang sedang dioperasikan. Umpan hidup yang digunakan biasanya
adalah teri /(Stolephorus spp.)/.

*Teknik*
Teknik operasi penangkapan ikan menggunakan pole and line yaitu:

Setelah semua persiapan telah dilakukan, termasuk penyediaan umpan
hidup, maka dilakukan pencarian gerombolan ikan oleh seorang pengintai
yang tempatnya biasanya dianjungan kapal, dan menggunakan teropong.
Pengoperasian bisa juga dilakukan didekat rumpon yang telah dipasang
terlebih dahulu. Setelah menemukan gerombolan ikan harus diketahui arah
renang ikan tersebut baru kemudian mendekati gerombolan ikan tersebut.
Sementara pemancing sudah harus bersiap masing-masing pada sudut kiri
kanan dan haluan kapal. Cara mendekati ikan harus dari sisi kiri atau
kanan dan bukan dari arah belakang.

Pelemparan umpan dilakukan oleh /bouy-bouy/ setelah diperkirakan ikan
telah berada dalam jarak jangkauan pelemparan, kemudian ikan dituntun ke
arah haluan kapal. Pelemparan umpan ini diusahakan secepat mungkin
sehingga gerakan ikan dapat mengikuti gerakan umpan menuju haluan kapal.
Pada saat pelemparan umpan tersebut, mesin penyomprot sudah difungsikan
agar ikan tetap berada didekat kapal. Pada saat gerombolan ikan berada
dekat haluan kapal, maka mesin kapal dimatikan. Sementara jumlah umpan
yang dilemparkan kelaut dikurangi, mengingat terbatasnya umpan hidup.
Selanjutnya, pemancingan dilakukan dan diupayakan secepat mungkin
mengingat kadang-kadang gerombolan ikan tiba-tiba menghilang terutama
jika ada ikan yang berdarah atau ada ikan yang lepas dari mata pancing
dan jumlah umpan yang sangat terbatas. Pemancingan biasanya berlangsung
15-30 menit.

Waktu pemancingan tidak perlu dilakukan pelepasan ikan dari mata pancing
disebabkan pada saat joran disentuhkan ikan akan jatuh keatas kapal dan
terlepas sendiri dari mata pancing yang tidak berkait. Berdasarkan
pengalaman atau keahlian memancing nelayan, pemancing kadang
dikelompokkan kedalam pemancing kelas I, II, dan III. Pemancing kelas I
(lebih berpengalaman) ditempatkan dihaluan kapal, pemancing kelas II
ditempatkan disamping kapal, dekat kehaluan, sedangkan pemancing kelas
III ke samping kapal agak jauh dari haluan. Untuk memudahkan
pemancingan, maka pada kapal Pole and Line dikenal adanya /”flying
deck”/ atau tempat pemancingan.

Pemancingan dilakukan serempak oleh seluruh pemancing. Pemancing duduk
di sekeliling kapal dengan pembagian kelompok berdasarkan keterampilan
memancing. Pemancing I adalah pemancing paling unggul dengan kecepatan
mengangkat mata pancing berikan sebesar 50-60 ekor per menit. Pemaneing
I diberi posisi di bagian haluan kapal, dimaksudkan agar lebih banyak
ikan tertangkap.

Pemancing II diberi posisi di bagian lambung kiri dan kanan kapal.
Sedangkan pemancing III berposisi di bagian buritan, umumnya adalah
orang-orang yang baru belajar memancing dan pemancing berusia tua yang
tenaganya sudah mulai berkurang atau sudah lamban. Hal yang perlu
diperhatikan adalah pada saat pemancingan dilakukan jangan ada ikan yang
lolos atau jatuh kembali ke perairan, karena dapat menyebabkan
gerombolan ikan menjauh dari sekitar kapal.

Hal lain yang perlu diperhatikan pada saat pemancingan adalah
menghindari ikan yang telah terpancing, jatuh kembali ke laut. Hal ini
akan mengakibatkan gerombolan ikan yang ada akan melarikan diri ke
kedalaman yang lebih dalam dan meninggalkan kapal, sehingga mencari lagi
gerombolan ikan yang baru tentu akan mengambil waktu. Di samping itu,
banyaknya ikan-ikan kecil di perairan sebagai /natural bait/ akan
menyebabkan kurangnya hasil tangkapan. Jenis-jenis ikan tuna, cakalang,
dan tongkol merupakan hasil tangkapan utama dari alat tangkap Pole and Line.

Friday, October 10, 2014

Cara Mancing Ikan Gurami





Gurame merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang berbadan pipih
lebar, di punggungnya yang berwarna sawo dan perutnya berwarna agak
kekuningan/keperakan. Ikan ini memiliki tingkat pertumbuhan yang agak
lambat namun ikan ini bisa hidup dengan baik meski tidak memerlukan air
mengalir. Gurame merupakan ikan yang memiliki sifat teritorial atau
menjaga daerah kekuasaannya. Memancing ikan ini harus memiliki teknik
tersendiri, baik mancing di kolam atau memancing di alam bebas. Di alam,
gurame hidup di sungai-sungai, rawa dan kolam, termasuk pula di air
payau, namun paling menyukai kolam-kolam dangkal dengan banyak tumbuhan.

*Sensasi Memancing Gurame*


Ikan gurame adalah jenis ikan herbivora yang memakan daun talas, daun
singkong atau pisang setengah matang. Namun pada saat memancing sering
kali memakai umpan hidup, seperti cacing, belalang, capung, kecoa,
laba-laba hingga jangkrik bisa digunakan. Selain itu menggunakan umpan
pelet yang diseduh dan diaduk dengan tambahan choya atau essen udang
bisa digunakan untuk memancing ikan ini. Namun banyak pemancing yang
menggunakan umpan jangkrik, belalang, capung dan lainnya dapat dikaitkan
di punggung agar bisa hidup dan agak awet bertahan hidup dan menarik
perhatian pemangsa.

Beberapa hal yang dapat diperhatikan saat memancing gurame adalah pilih
waktu pagi hari atau saat teduh. Memancing ikan ini membutuhkan keadaan
atau kondisi yang tenang, jangan berisik dan jangan terlalu banyak
gerakan, karena ikan gurame salah satu ikan yang sensitif. Beberapa
teknik yang dipergunakan saat penggunaan umpan seperti menggunakan cukup
satu pancing dan digantung berjarak lebih kurang 30 cm dari pelampung
dengan pemberat atau malah bisa membuat umpan mengapung di air.

Pilih spot melempar umpan di sekitar patok, ranting bambu atau area
teduh pepohonan karena biasanya ikan gurame adalah ikan yang teritorial
dan tempat mencari makan. Bila saat memakai umpan hidup ikan lama tidak
menyambar maka sedikit hentakan joran agar umpan lebih atraktif dan
menarik perhatian ikan. Gunakanlah rangkaian pancing dengan senar
PE/braided yang lebih kuat. Setelah ikan ini dapat ditangkap
berhati-hatilah dengan sirip ikan yang tajam akan berdiri dibarengi
dengan merontanya ikan. Pegang ikan dengan menggunakan kain atau sarung
tangan tebal, apabila mata kail tertelan ikan maka gunakan alat pelepas
kail untuk melepasnya.

*Umpan Mancing Gurame*

Brikut ini beberapa umpan yang biasa digunakan dalam memancing gurame
baik di kolam Harian, Kiloan dan Borongan:
1. Jangkrik
2. Belalang
3. Gaang
4. Laron
5. Cacing
6. Laba-laba
7. Ulat Bambu
8. Ulat Pisang/(Ulat sutra)/
8. Talas
9. Daun Singkong
10. Pelet Merah yang biasa untuk ikan koi ditambah santan kara. Haluskan
dulu pelet merahnya biar jadi bubuk terus tambahkan santan kara aduk
hingga membentuk pasta.

*Memancing Gurame Alam Liar*
Habitat gurame di alam liar terdapat di sungai-sungai yang kondisi
airnya masih bagus tanpa pencemaran, umumnya gurame liar bisa ditemui
berukuran besar. Beberapa jenis umpan hidup yang umumnya dipakai adalah
ulat daun pisang, ulat batang bambu, jangkrik, belalang dan capung.
Gunakan senar yang kuat dari bahan monofilamen yang berdiameter besar
maupun senar braided/PE.

Gunakanlah pancing berukuran jangan terlalu besar, contohnya ukuran
nomor 4 yang dipasangi rangkaian pancing sepanjang lebih kurang 10 cm
yang diikat pada kili-kili dan diberi pemberat/timah bolong di tengah
serta sebuah pelampung berjarak kira-kira 1 meter dengan kili-kili.

Memancing gurame di alam liar baiknya menggunakan sampan atau perahu
kecil demi mengurangi getaran akibat gelombang yang ditimbulkan karena
karakter gurame yang sensitif. Memancing gurame memerlukan kesabaran
mulai saat mencari spot, menunggu umpan disambar hingga penanganan ikan
saat strike. Di sinilah letak keunikan dan daya pikat memancing gurame
di alam liar maupun di kolam.